Pandemi Covid-19 mengubah tradisi perjumpaan pemimpin dan rakyatnya saat Lebaran. Tak ada lagi perjumpaan langsung saat ”open house”. Perjumpaan kini dilakukan secara virtual.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
Dua hari menjelang Lebaran, pihak Istana telah mengumumkan Presiden Joko Widodo beserta keluarga tak akan menggelar open house atau griya terbuka saat Lebaran. Hal yang sama juga diberlakukan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju, dan para kepala lembaga pemerintah non-kementerian.
Tidak digelarnya tradisi griya terbuka pada Lebaran kali ini tak lain untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Jadilah, pada Lebaran 2020 yang jatuh pada Minggu (24/5/2020), tak terlihat kerumunan warga di Istana ataupun rumah pejabat negara lainnya. Shalat Id pun hanya diikuti orang-orang terdekat dan digelar di kediaman.
Presiden Jokowi, misalnya, menjalankan shalat Id di halaman Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep. Selain keluarga inti Presiden, yang ikut shalat berjemaah hanya anggota Pasukan Pengamanan Presiden dan pegawai Sekretariat Presiden. Total hanya 10 orang.
Seusai shalat, Presiden lantas bersilaturahmi secara daring, salah satunya dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Padahal, sebelum terjadi pandemi, Presiden menggelar griya terbuka setiap Lebaran. Pada Lebaran tahun lalu, misalnya, Presiden menggelar griya terbuka di Istana Negara Jakarta. Acara serupa digelar di Istana Kepresidenan Bogor saat Lebaran dua tahun lalu.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pun menjalankan shalat Id di rumah dinasnya di kawasan Jakarta Selatan. Shalat hanya diikuti sejumlah anggota keluarganya dan ajudan.
Begitu pula Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Untuk kebutuhan shalat Id, ia sengaja menyulap ruang tengah kediamannya menjadi tempat ibadah. Ia pun bertindak sebagai imam dan khatib, yang membuatnya harus menyiapkan khotbah. Satu hal yang tak pernah dilakukannya pada Lebaran sebelumnya.
”Biasanya kami tinggal datang dan duduk saja sebagai jemaah biasa,” ucap politisi senior Partai Golkar tersebut.
Silaturahmi virtual
Dengan griya terbuka tak memungkinkan digelar di tengah pandemi, Amali lantas membuka pintu silaturahmi secara daring. Salah satunya dengan pegawainya di Kemenpora. ”Halalbihalal dari tempat masing-masing,” katanya.
Di luar pejabat negara, sejumlah ketua umum partai politik juga urung menggelar griya terbuka. Di Teuku Umar, Jakarta, tempat kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, misalnya, pemberitahuan tak akan ada open house saat Lebaran telah terpasang di depan pagar kediaman sejak beberapa hari sebelum Lebaran.
Sama seperti Amali, cara silaturahmi terpaksa diubah menjadi digelar secara daring. Megawati bersilaturahmi secara daring dengan Presiden Jokowi. Tradisi Megawati bersilaturahmi ke kakak tertuanya, Guntur Soekarnoputra, setiap Lebaran, juga diubah menjadi hanya secara daring.
”Hanya karena Idul Fitri kali ini di tengah pandemi, silaturahmi dilakukan melalui video conference,” ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Penyesuaian dengan kondisi pandemi Covid-19 juga dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Agus beserta keluarga menjalankan shalat Id di kediaman ayahnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kemudian merayakan Lebaran cukup di rumah.
”Insya Allah tak akan mengurangi rasa syukur dan bahagia kami dalam menyambut Idul Fitri,” kata Agus.
Dari daerah, sejumlah kepala daerah menggelar silaturahmi virtual dengan warga sebagai ganti open house. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, misalnya, menyapa warganya melalui media sosial. Begitu pula Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
”Ada lebih dari 57.000 warga yang mengikuti silaturahmi virtual, banyak pula yang berinteraksi memberikan pertanyaan dan ucapan Lebaran,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Muhammad Fikser.
Adapun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memanfaatkan aplikasi telekonferensi video untuk halalbihalal dengan warga.
Lebaran di kantor
Pengalaman yang jauh berbeda dilakoni Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Ia terpaksa menunaikan ibadah puasa, shalat Id, dan merayakan Lebaran di kantornya di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia tak punya pilihan lain karena tugas penanganan Covid-19 yang diembannya.
”Sudah 10 minggu kantor BNPB menjadi rumah beliau,” ujar Egi Massadiah, Tenaga Ahli BNPB.
Sekalipun Doni paham akan tugas yang diembannya, menurut Egi, ia tetap tak bisa menutupi kesedihannya merayakan Lebaran tanpa keluarga.
Demikian sepenggal kisah Lebaran Presiden Joko Widodo, pejabat negara, dan politisi. Ada yang tak bisa melepaskan tugasnya. Ada pula yang terpaksa mengubah kebiasaan saat Lebaran. Hingga vaksin Covid-19 belum ditemukan, kisah ini akan berlanjut. Bentuk kenormalan baru di tengah pandemi niscaya bakal terus bermunculan. (LAS/BOW/PDS/GRE/SYA/BRO)