Presiden Minta ITB Terus Berkontribusi untuk Bangsa
Dalam peringatan 100 tahun Institut Teknologi Bandung, Presiden Joko Widodo berpesan agar perguruan tinggi itu terus berkontribusi untuk bangsa. Terlebih karena tidak mudahnya tantangan bangsa ke depan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Institut Teknologi Bandung atau ITB telah berusia seratus tahun. Dalam perjalanannya, telah banyak lahir tokoh-tokoh bangsa. Di masa kini, ITB tetap diharapkan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sidang Terbuka ITB untuk memperingati 100 tahun institusi pendidikan tinggi teknik di Indonesia itu, secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Presiden mengingatkan, ITB telah melahirkan Ir Soekarno, Ir Juanda Kartawijaya, dan Ir BJ Habibie, serta banyak tokoh lain. Bukan hanya sebagai perguruan tinggi teknik ternama, ITB juga mengembangkan pendidikan seni, humaniora, dan kebudayaan melalui sosok Syafei Sumarja, Sam Bimbo, I Nyoman Nuarta.
”Semua itu menunjukkan bahwa ITB sangat mewarnai perjalanan besar sejarah Indonesia. Dari kampus ini, semangat kemerdekaan digaungkan. Permasalahan bangsa diselesaikan dan kemajuan bangsa dihasilkan,” tutur Presiden.
Ke depan, Indonesia menghadapi persaingan global yang semakin kompetitif. Untuk itu, pendidikan perlu berperan sebagai pemandu perubahan dan menggagas inovasi dan terobosan, apalagi tantangan besar saat ini adalah disrupsi dan hiperkompetisi. Revolusi industri jilid keempat juga mempercepat perubahan di berbagai bidang. Persaingan antarnegara semakin ketat dan menuntut kecepatan, fleksibilitas, dan inovasi.
Untuk itu, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni, baik secara keilmuan maupun bersemangat juang tinggi, berakhlak mulia, serta memiliki jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara. Sumber daya ini akan membuat Indonesia mampu memenangi persaingan. ITB sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi terkemuka dan tertua di Indonesia diharapkan mampu berkontribusi.
”Tunjukkan prestasi akademisi dan peneliti kita. Tunjukkan sumber daya iptek dan inovasi karya bangsa kita kepada dunia. Buktikan kontribusi ITB untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Indonesia tercinta,” kata Presiden.
Dalam laporan Bank Dunia tanggal 1 Juli 2020, Indonesia disebutkan telah naik status dari negara berpendapatan menengah ke bawah menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Pendapatan domestik bruto per kapita Indonesia naik menjadi 4.050 dollar AS dari posisi sebelumnya, 3.840 dollar AS.
Namun, Indonesia diharapkan terus melompat lebih tinggi dan keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Presiden Joko Widodo pun mengajak keluarga besar ITB untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa, menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan andal, serta menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah menekankan, pengembangan ilmu pengetahuan memang harus selaras dengan pengembangan masyarakat. Dengan demikian, ada dampak pada peningkatan kesejahteraan ataupun solidaritas sosial.
Adapun Ketua Majelis Wali Amanah ITB Yani Panigoro menilai kontribusi ITB pada pembangunan Indonesia di berbagai bidang tidak pernah berhenti. Di bidang seni, misalnya, salah satu alumnus, I Nyoman Nuarta, membuat karya monumental berupa patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Usia seratus tahun ITB ini dihitung sejak pendirian Technische Hogeschool te Bandoeng pada 3 Juli 1920 di masa pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu, jumlah mahasiswa pertamanya hanya 28 orang.