Calon Kapolri Paling Yunior, Soliditas Polri Dipastikan Terjaga
Soliditas di internal kepolisian tidak akan terganggu meski calon kepala Polri yang diajukan Presiden Joko Widodo melompati beberapa angkatan.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Soliditas di tubuh Kepolisian Negara RI dipastikan tetap terjaga setelah dicalonkannya Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Meski perwira tinggi yang kini menduduki Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu melompati beberapa angkatan, pencalonannya dinilai tidak akan mengganggu soliditas Polri.
Listyo adalah satu dari lima nama perwira tinggi berpangkat komisaris jenderal yang diusulkan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada Presiden Joko Widodo untuk dipilih sebagai calon Kapolri. Presiden kemudian memilih Listyo menjadi calon tunggal Kapolri.
Polri tetap solid membangun bangsa ini.
Di antara kelimanya, Listyo adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) yang paling yunior, yakni tahun 1991. Adapun Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono adalah lulusan Akpol 1988 A, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar adalah lulusan Akpol 1988 B, Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto adalah lulusan Akpol 1987, sedangkan Komisaris Jenderal Agus Andrianto adalah lulusan Akpol 1989.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono, Jumat (15/1/2021), mengatakan, perbedaan angkatan tersebut bukan menjadi masalah. ”Polri tetap solid membangun bangsa ini,” kata Argo.
Argo juga tidak membenarkan pandangan bahwa soliditas di tubuh Polri saat ini terganggu karena pencalonan Listyo sebagai Kapolri. Argo pun menyatakan bahwa semua tetap terjaga.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis meminta seluruh jajaran kepolisian agar tetap solid, bersatu dan mendukung kebijakan Presiden selaku pimpinan tertinggi Polri yang memilih Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi calon Kapolri. Keputusan itu diyakini sudah melalui berbagai pertimbangan yang matang.
”Saya mengajak kepada rekan-rekan semua untuk bergandeng tangan memberikan support kepada calon Kapolri Komisaris Jenderal Drs Listyo Sigit Prabowo sehingga proses pelaksanaan rangkaian fit and proper test yang akan dilaksanakan pekan depan sampai dengan pelantikan Bapak Kapolri baru bisa berjalan dengan sukses dan lancar,” tutur Idham.
Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis meminta seluruh jajaran kepolisian agar tetap solid, bersatu dan mendukung kebijakan Presiden selaku pimpinan tertinggi Polri yang memilih Komsaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi calon Kapolri.
Dalam keterangan tertulis, Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono menyatakan dukungannya kepada Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dipilih Presiden menjadi calon tunggal Kapolri. Gatot mengatakan, dirinya akan mendukung Kapolri baru dalam menghadapi tantangan ke depan.
”Kami akan bersama-sama membangun institusi untuk melanjutkan darma bakti kepada negara,” ujar Gatot.
Secara terpisah, anggota Kompolnas, Poenky Indarti, mengatakan, berdasarkan Pasal 11 Ayat (6) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, pangkat Kapolri adalah jenderal sehingga pangkat tertinggi di bawah Kapolri adalah komisaris jenderal. Oleh karena itu, lanjutnya, semua komisaris jenderal dianggap senior meski angkatannya atau usianya lebih muda. Selain itu, ada jenjang karier yang menunjukkan pengalaman penugasannya.
”Dipimpin senior atau yunior bukan merupakan masalah di Polri. Soliditas Polri tidak akan goyah. Sejarah sudah mencatat hal ini,” kata Poenky.
Dipimpin senior atau yunior bukan merupakan masalah di Polri. Soliditas Polri tidak akan goyah. Sejarah sudah mencatat hal ini.
Menurut Poengky, jika dilihat dalam sejarah kepemimpinan Polri, kepala Polri termuda dalam sejarah Indonesia adalah Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, yang merupakan Kapolri pertama. Pada waktu diangkat Presiden Soekarno, usia Said Soekanto baru menginjak 37 tahun. Namun, dia berhasil memimpin jajaran Polri, baik yang senior maupun yang yunior, serta berhasil menjadi Bapak Kepolisian Modern Indonesia.
Contoh lainnya, lanjut Poengky, adalah Jenderal Tito Karnavian yang menjadi Kapolri di usia 51 tahun serta melewati lima angkatan seniornya. Kepemimpinan Tito dinilai sangat baik dan berhasil menjadikan Polri sebagai institusi nomor tiga teratas yang dipercaya masyarakat serta memiliki visi misi promoter, yakni Polri harus melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum.
”Oleh karena itu, kami yakin, meski dipimpin Kapolri yang berusia muda, Polri akan solid,” ujar Poengky.