PBNU: Tanpa Gencatan Senjata, Konflik Timur Tengah Akan Terus Meluas
PBNU berharap gencatan senjata antara Israel dan Hamas segera terjadi. Tanpa itu, konflik dikhawatirkan terus meluas.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia dan semua pihak untuk terus mendorong gencatan senjata di antara pihak-pihak yang berkonflik, yaitu Iran dan Israel. Tanpanya, konflik akan terus semakin meluas.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Kamis (18/4/2024), di Kantor PBNU, Jakarta, mengingatkan, eskalasi konflik di Timur Tengah sebenarnya kelanjutan dari konflik yang terjadi sejak Oktober 2023. Karena itu, Nahdlatul Ulama bersama Pemerintah Republik Indonesia menuntut dan mendesak gencatan senjata segera dilakukan. Kekerasan harus dihentikan sekarang juga agar tak memakan korban semakin banyak.
PBNU juga meminta PBB segera bertindak. Anggota tetap Dewan Keamanan PBB juga semestinya tidak menggunakan veto demi membela salah satu pihak.
”Kami sudah nyatakan itu sejak awal. Nah, ini adalah upaya NU untuk juga ikut melakukan sesuatu sebagai ekspresi keprihatinan kita bersama mengenai keadaan yang terjadi di sana. Tapi, kita semua tahu bahwa memang pihak-pihak yang kami serukan untuk menghentikan kekerasan, kami serukan untuk bertindak lebih adil demi kebaikan semua pihak, masih belum mau mengikuti seruan-seruan itu. Amerika (Serikat), misalnya, sampai terakhir masih memveto resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza,” tutur Yahya.
Kami sudah nyatakan itu sejak awal. Nah, ini adalah upaya NU untuk juga ikut melakukan sesuatu sebagai ekspresi keprihatinan kita bersama mengenai keadaan yang terjadi di sana.
Makin banyak yang terlibat
Lebih jauh Yahya mengingatkan, sepanjang sejarah setiap kali terjadi konflik, apalagi konflik dengan kekerasan, semakin lama semakin banyak pihak yang terlibat.
”Itu sudah pasti. Ini cuma soal waktu. Kita tahu bahwa ini mulainya dari konflik di Gaza, antara Israel dan para pejuang Palestina (Hamas) yang menuntut hak di sana. Dan karena berkepanjangan lalu lama-lama ada dari Yaman, dari putri Yaman terlibat. Kemudian sekarang dari Iran terlibat dan seterusnya,” tambah Yahya.
Karenanya, jika konflik dibiarkan, bisa dipastikan konflik akan terus meluas. "Jadi, ini bukan soal Syiah atau Sunni, ini soal konsekuensi dari konflik berkepanjangan saja. Konsekuensi dari konflik yang berkepanjangan. Pasti meluas,” ujar Yahya.
Untuk itu, apabila konflik dan kekerasan tidak segera dihentikan, akan semakin banyak yang terlibat dan kekerasan terus meluas. Bukan hanya itu, ruang-ruang bagi kelompok-kelompok radikal dan kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah akan punya alasan dan momentum untuk bangkit lagi. Hal ini sangat berbahaya.”Pokoknya tidak ada jalan untuk mencegah kerusakan lebih besar selain berhenti sekarang juga. Berhentikan sekarang juga. Berhenti dulu sudah. Lalu kita baru mulai bicara,” tambahnya.
Pokoknya tidak ada jalan untuk mencegah kerusakan lebih besar selain berhenti sekarang juga. Berhentikan sekarang juga. Berhenti dulu sudah. Lalu kita baru mulai bicara.
Terlebih lagi, tambah Yahya, kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat di Gaza sudah di luar batas yang bisa ditanggung oleh kemanusiaan. Ini adalah tanggung jawab moral dari seluruh umat manusia dan tidak boleh dinafikan.
Komunikasi jalan terus
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, Pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan semua pihak yang dinilai mampu mendesak supaya eskalasi di kawasan Timur Tengah tidak terjadi.
Saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (18/4/2024), Presiden Joko Widodo juga menekankan bahwa tak satu pihak pun yang ingin melihat adanya eskalasi di Timur Tengah. Karenanya, dukungan supaya penyelesaian masalah Palestina melalui solusi dua negara (two states solution) diperlukan.
Retno juga mengatakan berkomunikasi juga dengan Menlu Hongaria pada Rabu (17/4/2024) malam karena Hongaria dikenal cukup dekat dengan Israel. Dari komunikasi diplomatik yang dilakukan, menurut Retno, semua pihak sama-sama berharap supaya eskalasi bisa dihindarkan. Untuk itu, semua pihak harus bekerja keras dan menggunakan pengaruh semua.
”Karena itu, kita gunakan pengaruh kita semua agar deeskalasi terjadi. Dan saya sampaikan hasil pembicaraan saya dengan Menlu Iran, Menlu negara-negara Arab, dengan Amerika Serikat, saya akan terus komunikasi. Karena kita tahu masalahnya cukup kompleks tapi semua pihak paham kalau isu Palestina, isu Gaza tidak diselesaikan, akan sulit mewujudkan stabilitas kawasan (Timur Tengah)," tuturnya seusai mendampingi Presiden menerima kunjungan kehormatan Menlu China Wang Yi.