logo Kompas.id
RisetMorotai dalam Lintas Sejarah...
Iklan

Morotai dalam Lintas Sejarah Kontestasi Petualang

Oleh
Bambang Setiawan/Litbang Kompas
· 9 menit baca

Sekalipun amat jauh dari pusat pemerintahan Indonesia, situasi politik di Pulau Morotai yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Pulau Halmahera ini tak pernah sepi dari gejolak. Pemilihan kepala daerah pada 15 Februari 2017 yang baru berlangsung adalah persoalan esensial. Dengan kepemimpinan baru hasil pilkada, akankah Morotai menuju pada tata kehidupan baru? Ataukah kembali menjadi sekadar lahan perburuan para petualang? Keterbelakangan dan alienasi dari pembangunan akan tetap menjadi ritus keseharian jika pemimpin terpilih tidak linier dengan mimpi perubahan.

Merunut sejarah, Pulau Morotai memang ibarat ”tanah elok tak bertuan”, tempat kenangan diletakkan. Pulau ini merekam begitu banyak jejak penjelajah, para petualang yang lalu lalang mengisi ceruk-ceruk sejarah. Di bawah terik matahari yang menyengat, berserak artefak-artefak, penanda-penanda zaman yang menegaskan guratan kekuasaannya di pasir putih nan lembut.

Wilayah Morotai memiliki luas keseluruhan 4.301,53 km2 terdiri atas 33 pulau dengan luas daratan 2.314,90 km2, merupakan gugus kepulauan perbatasan yang berhadapan dengan wilayah Filipina di ujung utaranya. Catatan baru dapat menelusuri sejarah penduduk pulau ini sejak abad ke-15 dan ke-16 Masehi. M Adnan Amal dalam Kepulauan Rempah-Rempah, Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950 (2006) menyebutkan, di wilayah Maluku Utara ada Kerajaan Moro, kerajaan kecil yang memiliki kekuasaan atas sebagian wilayah Morotai pada abad ke-15. Kerajaan Moro terletak di daratan pantai timur Halmahera Utara, mulai dari tanjung Bisoa di utara sampai dengan Tobelo. Karena sebagian wilayah kekuasaannya terletak di daratan Halmahera, ia disebut juga dengan Morotia (Moro Daratan). Sebagian lain wilayahnya terletak di pulau seberang laut yang dinamakan Morotai (Moro Lautan).  Meski demikian, jejak kerajaan ataupun etnis Moro hingga sekarang sulit ditemukan, lebih banyak hidup dalam legenda. Mayoritas penduduk Morotai sekarang adalah suku bangsa Galela, Tobelo, dan Sangir.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000