Potret Pemimpin Muda Pemenang Pilkada
Terpilihnya Adriatma Dwi Putra (27) dan pasangannya, Zulkarnain Kadir (38), sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menandai era pemimpin muda di ibu kota provinsi di Indonesia. Sebelumnya, fenomena serupa terjadi pada Emil Elestianto Dardak (32) dan Muhammad Nur Arifin (26) yang memenangi pemilihan kepala daerah 2015 Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Bagaimana kiprah pemimpin muda yang memenangi pilkada?
Pada pilkada serentak 15 Februari 2017 terdata 112 orang dari kalangan muda di bawah 40 tahun menjadi kandidat kepala daerah atau wakil kepala daerah. Sebanyak sembilan persen (10 orang) dari kalangan muda itu berusia di bawah 30 tahun, sementara mayoritas (102 orang) berusia dari 31 tahun hingga 40 tahun.
Mereka yang bertarung memperebutkan posisi kepala daerah atau wakil kepala daerah sebagian besar berpendidikan sarjana atau S-1. Bahkan, sepertiga di antaranya berpendidikan pascasarjana. Sebagian besar kaum muda itu mencalonkan diri sebagai wakil kepala daerah. Hanya sekitar 25 persen yang mencalonkan diri sebagai wakil kepala daerah.
Keterlibatan kaum muda tak lepas dari kehadiran Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang mensyaratkan batas usia calon gubernur/wakil gubernur minimal 30 tahun, sedangkan calon wali kota/wakil wali kota dan calon bupati/wakil bupati minimal 25 tahun. Dengan persyaratan itu, kesempatan bagi generasi muda untuk berkompetisi di ajang pilkada terbuka lebar.
Jika dicermati, pada pilkada serentak 2017 tidak ada kalangan muda yang mencalonkan diri sebagai gubernur, tetapi ada tiga orang yang maju sebagai calon wakil gubernur. Mereka adalah Andhika Hazrumy (32) di Provinsi Banten, Abdullah Manaray (35) di Provinsi Papua Barat, dan Muhammad Irwansyah (33) di Provinsi Bangka Belitung. Sementara kaum muda yang mengajukan diri sebagai kepala daerah di tingkat kabupaten/kota sebanyak 42 orang. Adapun yang mencalonkan diri sebagai wakil bupati atau wakil wali kota tercatat 67 orang.
[kompas-highchart id="muda-1" /]
Hasil pilkada
Hasil pilkada 2017 memunculkan 10 pemimpin muda yang memenangi posisi kepala daerah dan 10 lainnya pada posisi wakil kepala daerah. Secara umum, kaum muda yang sukses bertarung di pilkada hanya 18 persen. Mayoritas dari mereka kalah bersaing dengan kandidat yang lebih senior atau berusia di atas 41 tahun.
Dari 20 pemimpin muda yang memenangi pilkada 2017, empat orang adalah perempuan. Tiga perempuan terpilih sebagai kepala daerah dan satu lainnya pada posisi wakil kepala daerah. Mereka yang memenangi pilkada ialah Karolin Margaret (Kabupaten Landak, Kalimantan Barat), Neneng Hasanah (Kabupaten Bekasi, Jawa Barat), dan Hasnah (Kabupaten Muaro Jambi, Jambi). Sementara yang terpilih menjadi wakil bupati ialah Yosina Insyaf di Kabupaten Sarmi, Papua.
Di tingkat provinsi, dari tiga calon pemimpin muda yang berkompetisi di daerahnya masing-masing hanya satu orang yang berhasil memenangi posisi wakil gubernur, yakni Andika Hazrumy. Andika mendampingi Wahidin Halim yang terpilih sebagai Gubernur Provinsi Banten. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pusat dari Partai Golongan Karya (Golkar) yang juga anak sulung mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah itu saat ini berusia 32 tahun.
Meski diterpa badai karena ibu dan pamannya dijebloskan ke penjara terkait kasus korupsi, Andika dan pasangannya berhasil mendulang 2.405.831 suara atau 51 persen. Keberhasilan mengalahkan petahana itu tak lepas dari popularitas Wahidin Halim di wilayah Tangerang dan soliditas dinasti politik di Provinsi Banten yang menyokong Andika. Wali Kota Tangerang Selatan, Bupati Kabupaten Serang, Wali Kota Serang, dan Wakil Bupati Pandeglang—semua di Provinsi Banten—merupakan representasi kekuatan politik dinasti tersebut.
Di tingkat kabupaten/kota, kemenangan pemimpin muda yang fenomenal terjadi di Kota Kendari, Sultra. Adalah Adriatma Dwi Putra, anak Wali Kota Kendari periode sebelumnya, bersama pasangannya, Zulkarnain Kadir, berhasil mendulang suara terbanyak. Pasangan muda yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meraih dukungan 62.019 suara atau 41 persen, mengalahkan saingan terdekatnya pasangan Abdul Rasak dan Haris Andi Surahman yang meraih 37 persen suara.
Kaum Muda yang Memenangi Pilkada 2017
Jabatan Kepala Daerah | ||
Daerah | Lahir | Pekerjaan |
Kota Kendari ADRIATMA DWI PUTRA, ST (L) | 28-Mei-89 27 tahun | DPRD provinsi |
Kab Tapanuli Tengah BAKHTIAR AHMAD SIBARANI (L) | 02-Nov-84 32 tahun | DPRD kabupaten |
Kab Dogiyai YAKOBUS DUMUPA (L) | 12-Mei-82 34 tahun | Lain |
Kab Landak dr KAROLIN MARGRET NATASA (P) | 12-Mar-82 34 tahun | DPR |
Kab Bener Meriah AHMADI, SE (L) | 07-Mar-81 35 tahun | Swasta |
Kab Tulang Bawang Barat UMAR AHMAD, SP (L) | 12-Okt-80 36 tahun | Bupati (petahana) |
Kab Bekasi dr Hj NENENG HASANAH YASIN (P) | 23-Jul-80 36 tahun | Bupati (petahana) |
Kab Muaro Jambi MASNAH (P) | 15-Jun-77 39 tahun | DPRD Provinsi |
Kab Batang H WIHAJI, SAg, MPd (L) | 22-Agu-76 40 tahun | Lain |
Kab Buton Selatan AGUS FEISAL HIDAYAT, S.Sos., M.Si. (L) | 11-Agu-76 40 tahun | Swasta |
Jabatan Wakil Kepala Daerah | ||
Daerah | Lahir | Pekerjaan |
Prov Banten H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos., M.A.P. (L) | 16-Des-85 31 tahun | DPR |
Kab Cilacap SYAMSUL AULIYA RAHMAN, S.STP, M.Si. (L) | 30-Nov-85 31 tahun | PNS |
Kab Dogiyai OSKAR MAKAI (L) | 17-Agu-85 31 tahun | Lain |
Kab Kotawaringin Barat AHMADI RIANSYAH (L) | 11-Agu-82 34 tahun | DPRD kabupaten |
Kab Flores Timur AGUSTINUS PAYONG BOLI, S.H. (L) | 15-Des-78 38 tahun | DPRD kabupaten |
Kab Tambrauw MESAK METUSALA YEKWAM, S.H. (L) | 05-Mei-78 38 tahun | PNS |
Kota Kendari SULKARNAIN K, SE (L) | 04-Mar-78 38 tahun | Swasta |
Kab Sarmi YOSINA T INSYAF, SE, MM (P) | 02-Feb-77 40 tahun | PNS |
Kab Musi Banyuasin BENI HERNEDI (L) | 05-Des-76 40 tahun | Wakil bupati (petahana) |
Kab Bengkulu Tengah SEPTI PERYADI, STP (L) | 18-Sep-76 40 tahun | DPRD Kabupaten |
Sumber: Litbang Kompas/ERI, diolah dari data KPU |
Pemimpin muda lain yang memenangi Pilkada 2017 adalah Bakhtiar Ahmad Sibarani di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Bakhtiar Ahmad Sibarani bersama pasangannya, Darwin Sitompul, unggul di kabupaten tersebut dengan perolehan 64.271 suara atau 44,6 persen dan mengalahkan tiga pasangan calon lainnya. Pasangan Bakhtiar Ahmad Sibarani-Darwin didukung Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), PKS, PKB, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain tiga sosok muda itu, 17 pemimpin muda lainnya juga terpilih menjadi pemimpin di daerah masing-masing. Mereka menyusul kesuksesan para pemimpin muda yang terpilih pada pilkada serentak 9 Desember 2015. Pada pilkada serentak yang diselenggarakan di 269 daerah itu, 27 pemimpin muda di bawah 40 tahun terpilih sebagai kepala daerah, sementara yang terpilih sebagai wakil kepala daerah sebanyak 36 orang.
Pemimpin muda yang terpilih pada Pilkada 2015 lalu antara lain pasangan Emil Elestianto Dardak-Muhammad Nur Arifin di Kabupaten Trenggalek, Jatim, dengan perolehan 76 persen suara. Pasangan Mirna Annisa-Masrur Masykur juga memenangi pilkada di Kendal, Jawa Tengah (62,23 persen suara) dan Sutan Riska Tuanku Kerajaan-Amrizal Datuk Rajo Medan menang di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (63,75 persen suara).
Jika ditarik lebih jauh pada pilkada langsung sebelumnya, di sejumlah daerah juga lahir pemimpin muda yang dianggap kalangan masyarakat cukup berkualitas dan kompeten. Sebut saja, misalnya, Bima Arya yang menjadi Wali Kota Bogor, Jawa Barat (terpilih pada usia 41 tahun), Wali Kota Bandung, Jabar, Ridwan Kamil (42), Bupati Banyuwangi, Jatim, Azwar Anas (41), dan Wali Kota Semarang, Jateng, Hendrar Pribadi (42).
Faktor penentu kemenangan pemimpin muda itu adalah soliditas dukungan yang mereka galang di akar rumput, selain tentunya dari latar belakang keluarga calon yang memang sudah dikenal di kalangan pemilih. Andika Hazrumy, Wakil Gubernur Banten terpilih, misalnya, berasal dari keluarga Haji Chasan Sochib yang populer di kalangan warga Banten. Hal serupa terjadi pada Adriatma Dwi Putra yang terpilih sebagai Wali Kota Kendari adalah politisi muda PAN yang juga anak Wali Kota Kendari sebelumnya, Asrun.
Gambaran anak muda yang penuh vitalitas, semangat, dan menjadi tumpuan harapan perubahan di masa depan menjadi faktor penting yang tak bisa disaingi oleh kandidat usia di atas 41 tahun. Faktor lainnya, mereka memiliki intelektualitas produk akademik yang memberikan harapan besar bagi inovasi, pemikiran progresif, kritis, dan peka terhadap permasalahan masyarakat.
Kiprah akselerasi
Sejumlah daerah yang dipimpin kaum muda terbukti memiliki akselerasi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang dipimpin oleh kalangan yang lebih senior secara usia. Kabupaten Banyuwangi, contohnya, sejak dipimpin Azwar Anas bertransformasi menjadi daerah industri kreatif berbasis desa. Hal serupa terjadi di Kota Bandung yang dipimpin Ridwan Kamil. Kota itu menjelma menjadi kota kreatif, baik dilihat dari sisi manusianya maupun penataan kotanya.
Pertumbuhan ekonomi daerah pun terbilang pesat. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi selalu di atas rata-rata Provinsi Jatim dan nasional. Pada 2015, pertumbuhan Banyuwangi sebesar 6,01 persen, di atas rata-rata Jatim (5,49 persen) dan nasional (4,8 persen). Kondisi serupa terjadi di Kota Bandung. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 mencapai 7,6 persen dan menjadikan Bandung sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
Pemimpin muda juga perlu menggalang dukungan partai politik di daerah, tetapi tetap harus independen dan tidak berada di bawah bayang-bayang tokoh partai politik.
Tak hanya itu, investasi yang masuk di daerah yang dipimpin kaum muda juga makin menggeliat. Di Banyuwangi, misalnya, nilai investasi sepanjang lima tahun terakhir meningkat dua kali lipat. Berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, tahun 2012 nilai investasi yang masuk sekitar Rp 1,9 triliun, tahun 2013 mencapai Rp 3,38 triliun, dan tahun 2014 sebesar Rp 3,44 triliun.
Dari sisi pencapaian IPM pun terlihat menjanjikan. Di Provinsi NTB, misalnya, meski IPM-nya masih di bawah nasional, pertumbuhan tahun 2015 di atas rata-rata nasional. Hal yang sama dicapai Kabupaten Banyuwangi—meski IPM Banyuwangi masih di bawah Jawa Timur dan nasional—pertumbuhan tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan Jatim dan nasional.
Berkaca pada keberhasilan pemimpin muda sebelumnya, mereka yang terpilih pada pilkada serentak 2017 bisa jadi berpotensi juga menjadi pemimpin yang inovatif dan memberikan harapan besar bagi kemajuan daerahnya. Tentunya hal itu perlu mendapat dukungan kaum profesional karena mereka umumnya masih minim pengalaman birokrasi. Pemimpin muda juga perlu menggalang dukungan partai politik di daerah, tetapi tetap harus independen dan tidak berada di bawah bayang-bayang tokoh partai politik.
[kompas-highchart id="muda-2" /]