Tahun lalu, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) merilis kerugian negara akibat korupsi penyelewengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) mencapai Rp 2.000 triliun. Jumlah itu diperkirakan masih bisa meningkat. Dan, kasus korupsi BLBI yang sempat meredup itu, Kamis (27/4), menghiasi halaman satu sebagian besar kabar nasional, dan menjadi headline, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, mengumumkan penetapan mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional Syafruddin Arsyad Temenggung sebagai tersangka korupsi BLBI.
Syafruddin menjadi tersangka korupsi BLBI terkait penerbitan surat keterangan lunas (SKL) untuk pemilik Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Sjamsul Nursalim, tahun 2004, yang berpotensi merugikan negara Rp 3,7 triliun. Setidaknya empat surat kabar nasional yang menempatkan kelanjutan penanganan perkara BLBI itu sebagai berita utamanya, yakni Koran Tempo dengan mengangkat judul ”KPK Kejar Sisa Utang Syamsul Nursalim” dan Koran Sindo dengan judul ”Kejar Obligor BLBI Nakal”.
Adapun Rakyat Merdeka dan The Jakarta Post menempatkan berita utama kelanjutan kasus BLBI dengan perspektif yang lain. Rakyat Merdeka menurunkan berita dengan judul ”Diamankan Jokowi, Mega Akankah Disentuh KPK”dan ”Mega in The Clear in BLBI Case”(The Jakarta Post).
Jawa Pos, koran nasional dari Surabaya, menempatkan berita berjudul ”KPK Bidik Obligor Penikmat Dana BLBI”di halaman satunya meskipun bukan sebagai berita utama. Berita senada, berjudul ”KPK Dalami Peran Sjamsul Nursalim dan Menkeu Minta Pengemplang BLBI Dikejar”, tampil di halaman satu Indopos dan Republika, tetapi bukan sebagai berita utama (headline).
Sebagai berita utama, Indopos mengangkat rencana pengajuan hak angket oleh DPR terhadap KPK, dengan judul ”Diterima atau Ditolak, Hari Ini Hak Angket KPK Diparipurnakan”. Hal yang sama pun diangkat sebagai berita utama oleh harian Kompas dengan judul ”Parpol Lakukan Bunuh Diri; Hari Ini Hak Angket Terhadap KPK Dibawa ke Rapat Paripurna DPR”.
Kompas masih memberikan perhatian pada krisis di semenanjung Korea di halaman satunya, Kamis (27/4), dengan memasang foto ”Demonstrasi Serangan Kombinasi”yang dilakukan militer Korea Utara, berdampingan dengan berita berjudul ”Tak Ada yang Mau Menahan Diri”. Foto besar ”aksi militer” Korut itu juga dipasang Jawa Pos, sebagai foto utama, disertai berita berjudul ”Saingi Korsel-AS, Korut Pamer Militer Terbesar”.
Koran ekonomi, Bisnis Indonesia, dan Media Indonesia menyoroti persoalan investasi sebagai berita utama. Sebagai surat kabar umum, Media Indonesia mengangkat judul ”Kebut Investasi untuk Atasi Kesenjangan”. Sementara Bisnis Indonesia menampilkan berita utama berjudul ”Iklim Investasi: Deregulasi Jadi Reregulasi”.
Berita beraroma perekonomian nasional pun menjadi berita utama Republika yang menulis dengan judul ”Presiden: Anggaran Tidak Terfokus”, disertai foto Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 di Jakarta. Harian Warta Kota, senada dengan The Jakarta Post, menempatkan foto ribuan karangan bunga yang dikirimkan warga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di halaman utamanya. Warta Kota melengkapi foto itu dengan berita utama berjudul ”50 Kali Antar Bunga ke Balai Kota”. The Jakarta Post menurunkan berita berjudul ”Jakarta Election: Jakartans Express Love for ’Mantan’” di halaman satunya.
Dua koran ekonomi, Investor Daily dan Kontan, menurunkan berita utama yang berbeda. Investor Daily menampilkan berita berjudul ”Cetak Rekor Baru Berturut-turut: Kuartal II, IHSG Menuju 5.820”dan ”Akuisisi Bank Lokal Belum Padam”.