Permainan Rakyat, Murah dan Bermanfaat
Hiburan yang asyik tidak harus mahal dan sulit. Mengajak keluarga bermain layang-layang, petak umpet, serta main tali bisa menjadi pilihan mengisi waktu libur. Selain menghibur, permainan ini sarat manfaat dalam membentuk karakter pribadi.
Salah satu ciri kelebihan permainan rakyat atau permainan tradisional adalah mudah dilakukan. Permainan tradisional bisa dilakukan di mana saja, seperti halaman rumah atau tanah pekarangan. Peralatannya juga mudah didapatkan.
Bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti tonggak kayu, bambu, tali, atau pecahan keramik/genteng, bisa digunakan. Bahkan, ada permainan yang sama sekali tidak membutuhkan peralatan, seperti petak umpet.
Tidak heran jika permainan rakyat ini masih banyak diminati. Sebagian besar responden (85 persen) yang diwawancarai dalam jajak pendapat ini menyatakan saat ini masih memainkan permainan tradisional, baik sendiri maupun bersama kerabat.
Selain mudah dilakukan, permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat positif, baik dari sisi fisik maupun karakter.
Permainan layang-layang, misalnya, memiliki manfaat dari sisi kebugaran fisik. Aktivitas tubuh saat menerbangkan layang-layang berupa gerakan merentangkan tangan, menarik benang, dan berlari-larian saat akan menerbangkan layangan berguna melatih fungsi motorik tubuh.
Selain mudah dilakukan, permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat positif.
Manfaat lain dari permainan yang paling populer di mata responden ini adalah melatih kecermatan, kegigihan, dan aroma kompetisi. Untuk menerbangkan layang-layang, sikap mencermati situasi perlu dilakukan. Arah angin harus diamati agar mendapatkan daya dorong sehingga layang-layang mulus mengudara.
Proses saat menerbangkan layang-layang juga mensyaratkan kegigihan. Belum tentu dalam satu kali tahap kegiatan layang-layang dapat mengudara, ada faktor ketekunan untuk mengulang tahapan kegiatan menerbangkan layang-layang.
Jika permainan layang-layang dikemas dalam kompetisi yang melibatkan beberapa pemain, aktivitas ini bisa mendorong jiwa kompetitif dan sportivitas. Keinginan untuk memenangi permainan bisa terasah dengan persaingan antarpemain.
Sportivitas juga dapat terbentuk dengan memahami makna kemenangan atau kekalahan dalam setiap persaingan. Tidak perlu berlebihan jika unggul dan tetap tekun berusaha saat belum berhasil memenangi kompetisi.
Ragam permainan
Layang-layang dan petak umpet adalah contoh permainan tradisional yang cukup diminati di Nusantara. Di luar dua permainan tersebut, setidaknya terdapat 424 ragam permainan rakyat yang tersebar di Indonesia.
Jika dilihat dari sebaran pulau, Sulawesi dan Jawa merupakan dua wilayah yang paling banyak mengkreasikan permainan rakyat. Terdapat 107 permainan tradisional di Pulau Sulawesi dan 102 permainan di Pulau Jawa.
Sementara jika ditelusuri dari 34 provinsi yang ada, ragam permainan rakyat banyak dijumpai di Jawa Barat, diikuti Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara. Kekayaan budaya di tatar Sunda memang mengagumkan.
Selain memiliki 40 jenis permainan tradisional, provinsi yang memiliki luas 37.174 kilometer persegi ini juga menjadi wilayah yang memiliki catatan warisan budaya bukan benda paling banyak. Setidaknya terdapat 437 warisan budaya di Jawa Barat, seperti musik angklung, alat musik calung, longser atau drama Sunda, wayang beber, dan seni bela diri pencak silat.
Setidaknya terdapat 437 warisan budaya di Jawa Barat.
Selain menjadi ajang bermain, hakikat permainan tradisonal juga memiliki bobot pembentukan karakter manusia. Sisi mendalam permainan tradisional, sebagaimana tercantum dalam publikasi Permainan Tradisional Indonesia terbitan Direktorat Jenderal Kebudayaan (1998), memiliki makna sesuatu yang dilakukan dengan berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.
Ini memberi gambaran bahwa permainan rakyat merupakan hasil kreativitas budaya yang mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Banyak permainan rakyat dilakukan dengan memanfaatkan pemberian alam sekitar. Penggunaan peralatan dari alam memberikan tetesan karakter terciptanya rasa syukur atas karunia Sang Pencipta. Menggunakan hasil pemberian alam juga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kelestarian alam.
Selain rasa syukur, pemanfaatan hasil alam secara tidak langsung juga mengajarkan cara hidup hemat. Menggunakan modal yang ada di lingkungan sekitar dapat menjauhkan kita dari pola-pola hidup konsumtif.
Kekompakan
Diperlukan juga kreativitas dalam permainan tradisional. Motivasi memenangi permainan dapat mengasah sikap dan perilaku pemain untuk mencari strategi saat bermain. Jika cara dan tahapan bermain yang dilakukan lebih bersifat monoton, hal itu pasti akan mudah terbaca pihak pesaing.
Oleh karena itu, secara tersirat ragam permainan rakyat mendorong daya kritis dan analisis situasi dalam permainan. Suasana ini dapat memupuk semangat inovasi para pemainnya.
Jiwa kekompakan juga terasah melalui permainan tradisional karena ragam permainan rakyat dilakukan oleh banyak pemain dan menuntut pemainnya bekerja sama satu sama lain. Hal ini terlihat dalam permainan gobak sodor atau benteng.
Permainan gobak sodor atau yang juga dikenal dengan permainan hadang membutuhkan kekompakan antarpemain di kelompoknya untuk bisa menjaga pertahanan agar tidak dimasuki tim lawan.
Kerja sama dalam permainan tradisional dapat membangun karakter kerukunan dan menjaga relasi sosial. Permainan rakyat menuntut partisipasi sosial di dalamnya. Karena itu, interaksi yang muncul bukan hanya keterlibatan fisik semata, melainkan juga melibatkan dimensi komunikasi sosial.
Permainan tradisional dapat membangun karakter kerukunan dan menjaga relasi sosial.
Relasi yang terbentuk akan menyatukan segenap gagasan, strategi, dan sikap bersama untuk mencapai tujuan. Muaranya, akan terbangun keakraban antarpihak dalam kelompok.
Dalam kondisi masyarakat yang relasi sosialnya mulai renggang akibat ketegangan politik pilkada dan hiruk-pikuk ujaran kebencian, permainan rakyat dapat menjadi salah satu solusi merekatkan kembali harmoni sosial.
Jika cara bekerja sama dengan orang lain dilatih sejak dini, lambat laun akan tercipta karakter kerukunan satu sama lain. Bermain bersama dalam satu keluarga berarti menciptakan investasi kekompakan dan kerukunan antar-anggota keluarga.
Dalam lingkup yang lebih luas, bermain bersama antarteman atau tetangga berarti turut mendorong kerukunan sosial di lingkungan tempat tinggal. Jika kerukunan sosial di lapisan masyarakat yang paling kecil terbina, hal itu akan memperkuat fondasi kerukunan bernegara.
(LITBANG KOMPAS)