Dominasi Berita Muram di Bulan Mei
”Sepanjang bulan Mei, topik utama pemberitaan media nasional didominasi oleh berita muram. Wacana publik terkait situasi kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini mendominasi halaman muka surat kabar. Selain itu, rangkaian aksi terorisme dan kriminalitas juga mewarnai bingkai pemberitaan media sepanjang bulan lalu”.
Wacana terkait kondisi sosial politik Indonesia menjadi isu publik yang disorot surat kabar selama satu bulan terakhir. Pemberitaan terkait gesekan sosial di negeri ini mendominasi halaman muka surat kabar nasional. Wacana kebangsaan menjadi sentra pemberitaan media nasional sepanjang bulan Mei lalu.
Kesimpulan tersebut tergambar dari hasil pemantauan terhadap berita utama di enam surat kabar nasional selama satu bulan terakhir. Isu politik menempati urutan pertama, yakni 31 persen. Bingkai pemberitaan terkait dengan perkembangan politik nasional mewarnai berita utama halaman muka surat kabar.
Persoalan kriminalitas, hukum, dan keadilan yang masih terkait dengan politik menempati urutan kedua. Selanjutnya berita soal ekonomi, bisnis, dan keuangan menempati urutan ketiga.
Persoalan sosial politik yang mewarnai negeri ini dibingkai dalam wacana kebangsaan. Hampir semua surat kabar nasional menaruh keprihatinan yang sama akan kondisi kohesi sosial bangsa yang menurun. Media surat kabar terlihat tidak lagi mengambil bagian sebagai penyulut konflik sosial, tetapi berupaya mengambil peran sebagai pendingin dan pemersatu masyarakat yang terbelah.
Kondisi bangsa yang berkembang saat ini masih menjadi bagian dari efek pantul panasnya dialektika publik dalam politik pemilihan gubernur DKI Jakarta, April lalu. Isu terkait vonis Basuki Tjahaja Purnama mendapat porsi tinggi pasca keputusan hakim yang menjatuhkan hukuman penjara selama 2 tahun terhadap Basuki. Berbagai aksi keprihatinan dan seruan kebangsaan menjadi sorotan berbagai surat kabar.
Kompas edisi Jumat (12/5) memilih judul ”Penangguhan Belum Diproses: Seruan Menjaga Keindonesiaan Muncul di Sejumlah Daerah”. Sementara Media Indonesia pada tanggal yang sama cenderung menyasar ke pokok persoalan dengan pilihan judul ”Pancasila Adalah Titik Temu”.
Pada hari-hari selanjutnya, meski sempat diwarnai isu serangan aplikasi penyandera data atau ransomware WannaCry, halaman muka beberapa surat kabar tetap mengarah kepada penguatan kembali semangat kebangsaan seperti yang diangkat harian Kompas, Media Indonesia, Republika, Indopos, dan The Jakarta Post.
Pekan berikutnya, Rabu (17/5), Kompas masih mengangkat isu soal persatuan sebagai berita utama. Isu tersebut pada hari yang sama juga diangkat oleh beberapa surat kabar lain di halaman satu, seperti Media Indonesia, Republika, Indopos, dan The Jakarta Post.
Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menggunakan diksi ”gebuk” untuk menekankan keseriusan pemerintah menghadapi kelompok yang melawan konstitusi, memperkuat wacana publik terkait kondisi bangsa ini. Empat surat kabar, yakni Kompas, Media Indonesia, Republika, dan The Jakarta Post, mengangkat seruan Jokowi tersebut dalam berita utama edisi Kamis (18/5).
Momentum hari kebangsaan 20 Mei dan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, dimanfaatkan oleh sejumlah media massa untuk mengangkat kesadaran publik tentang sejarah berbangsa dan tantangan yang dihadapi negeri ini dalam hal persatuan dan keadilan.
”Tiga wacana publik yang mendominasi enam surat kabar nasional sepanjang bulan Mei adalah pemberitaan isu politik (31 persen), pemberitaan isu kriminalitas, hukum, dan keadilan (25,4 persen), serta pemberitaan terkait ekonomi, bisnis, dan keuangan (14,5 persen)”.
Teror bom
Selain masalah kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini, kabar muram lain yang mewarnai pemberitaan surat kabar adalah isu kriminalitas, hukum, dan keadilan. Tak kurang dari 25,4 persen berita yang diangkat harian nasional terkait isu ini.
Rangkaian aksi teror bom yang diklaim Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) berturut-turut terjadi di Manchester (Inggris), Kampung Melayu (Jakarta, Indonesia), lalu di Marawi (Filipina), seolah menggenapi suasana muram pemberitaan media.
Guncangan bom yang terjadi di Manchester saat konser Ariana Grande menjadi sorotan utama surat kabar pada minggu keempat bulan Mei, Rabu (24/5). Berita ini menjadi headline halaman muka di hampir semua surat kabar nasional. Bahkan, Republika dan Koran Sindo menampilkan foto yang sama.
Selang dua hari setelah kasus bom di Manchester, teror bom terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Namun, surat kabar menyikapi kasus bom panci tersebut dengan semangat menenangkan publik. Nuansa ini tampak dari pilihan judul yang digunakan oleh mayoritas surat kabar.
Mayoritas media nasional membingkai pemberitaan aksi bom dengan pesan kuat untuk tidak memberi ruang kepada teroris mencapai tujuannya, yakni menciptakan ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat. Pesan untuk tenang dan perintah untuk mengusut tuntas pelaku teror disampaikan Presiden Jokowi dalam pernyataannya kepada media merespons aksi bom.
”Mayoritas media nasional membingkai pemberitaan aksi bom dengan pesan kuat untuk tidak memberi ruang kepada teroris mencapai tujuannya, yakni menciptakan ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat”.
Dalam mengangkat berita terkait bom, bingkai pemberitaan yang dipilih mayoritas surat kabar cenderung mendorong pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku di balik teror bom di Kampung Melayu. Penegakan hukum yang tegas menjadi pesan yang disampaikan dengan kuat oleh koran nasional.
Media Indonesia memberi judul ”Presiden Perintahkan Kejar Sampai Tuntas” pada halaman muka, Jumat (26/5). Sementara Republika menggunakan judul ”Presiden Minta Masyarakat Tenang”. Harian Indopos muncul dengan judul ”Darurat Operasi Intelijen”.
Harian Kompas justru memilih untuk tidak menampilkan berita bom Kampung Melayu di halaman muka. Berita aksi bom ini dimuat di rubrik Metropolitan pada halaman 28 edisi Jumat (26/5) dengan judul ”Kewaspadaan Ditingkatkan”.
Sedikit berbeda, Koran Sindo dan Koran Tempo memilih langsung menampilkan pelaku di balik serangan bom di Kampung Melayu. Koran Sindo edisi Jumat (26/5) memilih judul ”Dua Pelaku Bom Bunuh Diri Diduga Jaringan ISIS”.
Sementara itu, Koran Tempo menggunakan judul ”Pengebom Kampung Melayu Diduga Kelompok Bandung” disertai rincian grafis dari menit ke menit di halaman muka. Koran berbahasa Inggris, The Jakarta Post, memilih judul ”Further attacks Feared”.
Isu lain
Sejumlah isu lain yang mewarnai pemberitaan surat kabar adalah kasus korupsi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan kebijakan pemerintah membubarkan ormas radikal. Secara umum, media massa mendorong penegakan hukum yang tegas terkait kedua isu tersebut.
Terkait kasus BPK, harian Indopos mengangkat dugaan kolusi oleh auditor di daerah dan mendorong reformasi di dalam tubuh BPK. Harian tersebut dalam edisi senin (29/5) mengangkat judul ”Reformasi Total BPK”. Indikasi jual beli predikat wajar tanpa pengecualian oleh BPK disebut-sebut sudah menjadi rahasia umum.
Senada dengan Indopos, surat kabar Media Indonesia memilih judul ”Evaluasi Auditor BPK”. BPK dituntut mengevaluasi integritas auditor. Pemerintah didorong menyusun forum untuk menguji opini audit.
Sementara itu, terkait kebijakan membubarkan ormas radikal, pemerintah mengumumkan pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) lewat jalur hukum. Sebagian besar surat kabar memberi judul senada. Kompas, Selasa (9/5), memilih judul ”Pemerintah Mengambil Sikap: Pembubaran Ormas HTI melalui Proses Hukum”.
Adapun halaman muka Koran Tempo, Selasa(9/5), mengangkat judul ”Pembubaran Hizbut Tahrir Perlu Proses Hukum”. Judul senada juga dibuat oleh Media Indonesia dan Koran Sindo.
Isu publik lain yang menjadi perhatian media di bulan Mei adalah perihal situasi ekonomi dan bisnis jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Tak kurang dari 14,5 persen pemberitaan di halaman muka surat kabar mengangkat isu ekonomi dan bisnis.
Wacana soal harga pangan dan kesiapan infrastruktur jelang hari raya Idul Fitri menjadi headline halaman muka sejumlah surat kabar. Isu ini tentu akan semakin banyak muncul mendekati hari raya Idul Fitri.
Kompas mengangkat tema manajemen pangan menjelang puasa dan Lebaran sebagai topik utama pada terbitan Sabtu (13/5) dengan judul ”Manajemen Pangan Sangat Menentukan”. Sementara Koran Sindo melirik rencana pemerintah membangun akses tol Jakarta-Kendal yang sulit terealisasi di Lebaran tahun ini. Koran Sindo memberi judul pada terbitannya di edisi Senin (22/5) ”Tol Mudik Berakhir di Kendal”. (Susanti Agustina S/Litbang Kompas)