logo Kompas.id
RisetSalah Kaprah Superblok
Iklan

Salah Kaprah Superblok

Oleh
Eren Marsyukrilla
· 13 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UUSE4xawv8I0SNrqIt2oEMQ4sm4=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F09%2F0-2.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)

Potret kepadatan permukiman warga dan pusat bisnis di kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (16/6). Berdasarkan data dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, luas ruang terbuka hijau di Jakarta hanya 9,98% dari total luas wilayah. Angka ini masih jauh dari 30% yang seharusnya dimiliki oleh DKI Jakarta.

Geliat pembangunan Jakarta kian terasa dengan menjamurnya superblok sejak tahun 2000-an. Blok-blok gedung pencakar langit nan megah itu telah mengubah lanskap kota Jakarta menjadi kota besar yang modern. Namun, di balik kemegahan megapolitan itu, Jakarta justru semakin tidak siap menghadapi persoalan kota yang semakin kompleks. Padahal pembangunan dengan konsep superblok dapat menjadi solusi pembaruan kota agar lebih nyaman.

Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat aktivitas segala bentuk kegiatan, mulai dari perekonomian, pemerintahan, hingga perindustrian. Kian hari, Jakarta terus berkembang dengan segala proses pengotaannya (urbanisasi). Urbanisasi di sini tidak hanya terkait arus masyarakat yang masuk ke wilayah kota, tetapi juga perkembangan pembangunan yang semakin masif dan modern. Tantangan Jakarta sebagai kota besar dengan kepadatan tinggi memang begitu kompleks, termasuk dalam hal pembangunan efektif di tengah semakin menyempitnya ruang kota yang tersedia.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000