logo Kompas.id
RisetDilema Ojek Daring Ibu Kota
Iklan

Dilema Ojek Daring Ibu Kota

Oleh
M Puteri Rosalina
· 10 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2kvxhw_mI5qMgSVzkN3wKsoa83o=/1024x690/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F0.jpg
Kompas/Totok Wijayanto

Dadang, pengemudi Gojek, melihat orderan dari operator melalui smartphonenya, sembari istirahat sore di kawasan Gandaria, Jakarta, Minggu (14/6). Gojek merupakan aplikasi pemesanan ojek dan kurir berbasis internet.

Sejak dulu ojek telah merebut hati warga Ibu Kota. Dari sekadar angkutan alternatif, sekarang menjelma menjadi angkutan favorit untuk menembus kemacetan lalu lintas Jakarta. Masyarakat lebih dipermudah dengan teknologi pesan daring angkutan roda dua ini. Namun, model angkutan daring ini menyimpan banyak masalah terkait kejelasan status hukumnya.

OJEK bukan barang baru di Indonesia. Angkutan roda dua pertama kali muncul di Jakarta tahun 1970-an di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dalam bentuk ojek sepeda. Keberadaan ojek sepeda perlahan digantikan ojek sepeda motor yang mulai muncul di kawasan Ancol, Jakarta Utara, sejak 1974.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000