Kontestasi di Tengah Ketertinggalan
Kabupaten Seruyan merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam. Berjarak sekitar 457 kilometer dari Kota Palangka Raya, Seruyan merupakan daerah terluas keempat di Kalimantan Tengah setelah kabupaten Murung Raya, Katingan dan Kotawaringin Timur.
Seruyan masih mengandalkan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian sejak 16 tahun lalu. Peranan aktivitas pertanian tahun 2016 masih sebesar 63 persen dibanding nonpertanian.
Di sektor pertanian, kelapa sawit masih menjadi aset perkebunan utama di Seruyan. Dengan luas lahan sekitar 78.871 hektar, Kabupaten Seruyan menjadi penghasil kelapa sawit terbesar ketiga di Kalteng setelah Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat.
Setidaknya saat ini terdapat 37 perusahaan perkebunan kelapa sawit, 22 pabrik kelapa sawit dan sekitar 5.311 petani kelapa sawit di Kabupaten Seruyan.
Sektor kehutanan juga menopang sendi-sendi ekonomi di Seruyan. Kontribusinya yang selalu di atas 20 persen menjadikannya unggulan pada kegiatan ekonomi penduduk. Adapun sektor perikanan juga menopang ekonomi bagi sebagian warga Seruyan.
Selain produksi ikan basah, Kabupaten Seruyan juga terkenal dengan penghasil ikan awetan dan sejenisnya Hasil tambak yang di antaranya budidaya udang windu, biasanya dibawa ke Pulau Jawa kemudian diekspor ke mancanegara, khususnya Jepang.
Meski sektor pertanian masih dominan, dalam lima tahun terakhir akitivitas ekonomi nonpertanian meningkat rata-rata per tahun mencapai lebih dari 60 persen.
Aktivitas ekonomi di luar pertanian digerakkan oleh industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Sebaran sebagian tenaga kerja terkonsentrasi pada usaha perdagangan (29,17 persen) dan industri pengolahan (22,14 persen).
Tertinggal
Meski menyimpan banyak potensi ekonomi, hingga kini Seruyan masih dibelit beragam persoalan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Seruyan tahun 2016 hanya sebesar 65,30 terendah di Kalteng. Tingkat kemiskinan Kabupaten Seruyan tahun 2017 sebesar 8,50 persen, tertinggi dari 14 kabupaten/kota di Kalteng.
Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Seruyan sebesar 7,49 tahun, masih berada di bawah angka provinsi (7,95 tahun) dan angka nasional (8,13 tahun). Angka ini masih berada di bawah program wajib belajar 9 tahun.
Tak hanya dari sisi kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Seruyan juga masih tercatat sebagai satu-satunya daerah tertinggal di Kalteng.
Sebanyak 32 dari 101 desa di Seruyan tercatat sebagai desa tertinggal. Desa tertinggal paling banyak berada di wilayah Kecamatan Seruyan Tengah dan Seruyan Hulu. Sebagian besar desa tertinggal itu berada dalam kawasan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
Sebagai daerah tertinggal, ketersediaan infrastruktur seperti akses jalan darat masih terbatas. Bahkan, selama 2012-2015 tidak terjadi penambahan panjang jalan. Baru pada tahun 2016 ada penambahan jalan meski tidak signifikan.
Selain ketersediaan, kondisi jalan didominasi oleh jalan yang tidak layak. Menurut data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Seruyan, sekitar 75 persen dari 1.053 kilometer panjang jalan kabupaten di Seruyan berada dalam kondisi rusak berat.
Hanya sekitar 14 persen jalan tersebut yang sudah beraspal dan dalam kondisi baik, sedangkan sisanya dalam kondisi sedang dan rusak.
Belum tersedianya akses jalan yang memadai itu membuat masyarakat Seruyan kesulitan memasarkan hasil pertanian. Kondisi itu membuat perekonomian warga desa menjadi lemah.
Dampak lainnya, jalur transportasi umum seperti bus Damri dan layanan mobil travel harus mengambil jalan memutar melalui Sampit, Kotawaringin Timur, terlebih dahulu jika ingin melakukan perjalanan antar kecamatan akibat buruknya infrastruktur jalan.
Infrastruktur dasar lain yang terbatas adalah sarana telekomunikasi. Hingga akhir 2016 masih ada ibukota kecamatan yang belum terjamah sinyal telekomunikasi, baik telekomunikasi seluler maupun kabel. Hal ini tentu akan menghambat arus informasi di wilayah itu.
Kontestasi
Di tengah beragam persoalan yang masih membelit, Seruyan akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah keempat kalinya. Kali ini masyarakat Seruyan menantikan pemimpin yang tidak hanya mampu mengangkat Seruyan dari ketertinggalannya, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Pilkada tahun ini diikuti tiga pasangan calon. Nomor urut satu yaitu Yulhaidir - Iswanti yang diusung oleh PDI-P dengan dukungan enam kursi di DPRD Seruyan. Yulhaidir tercatat sebagai wakil bupati Seruyan petahana.
Sebelumnya, Yulhaidir adalah anggota DPRD Kabupaten Seruyan 2009 – 2013. Sejak 2010 Yulhaidir menjadi pengurus DPC Partai Hanura. Sementara Iswanti merupakan anggota DPRD Kalteng dari PDI-P. Iswanti juga dikenal sebagai putri dari Darwan Ali, Bupati Seruyan 2003-2013.
Pasangan ini didukung penuh oleh mesin politik PDI-P. Pada Pemilu 2014 lalu PDIP berhasil mendominasi perolehan suara di Kabupaten Seruyan dengan jumlah suara 16.557 dan menempatkan jumlah terbanyak wakilnya di DPRD Seruyan.
Sebagai wakil bupati petahana dan Puteri dari mantan bupati Seruyan dua periode, popularitas pasangan ini tak diragukan lagi. Sebelum menjadi bupati, Darwan Ali juga pernah menjabat sebagai Ketua PDI Perjuangan di Kotawaringin Timur.
Pasangan calon nomor urut dua adalah Sudarsono-Khairil Yadi yang diusung Golkar, PPP, PKB dan Gerindra dengan jumlah 11 kursi di DPRD. Pasangan ini juga didukung oleh parpol tanpa kursi di DPRD Seruyan yaitu PKS, PBB, serta partai baru Perindo, Partai Berkarya dan Partai Garuda.
Sudarsono adalah bupati petahana. Sebelum menjadi bupati, Sudarsono adalah anggota DPRD Kalteng dan merupakan kader PKS. Pada akhir tahun 2016, Sudarsono bergabung dengan Golkar dan menjabat Ketua DPC Golkar Kabupaten Seruyan.
Pasangan ketiga adalah Edi Riswan - Sutoyo S. Darmo yang diusung Partai Nasdem, Hanura dan Demokrat, dengan dukungan lima kursi di DPRD. Edi Riswan berlatar belakang pengusaha yang saat ini menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Sementara Sutoyo adalah mantan birokrat yang beberapa kali menjabat sebagai kepala SKPD di lingkup Pemkab Seruyan.
Jika dicermati lebih jauh, kompetisi ketat terjadi antar petahana yakni Sudarsono dan Yulhaidir. Lima tahun lalu, Sudarsono dan Yulhaidir maju bersama melalui jalur perseorangan dan berhasil mengalahkan Ahmad Ruswandi - Sutrisno yang didukung koalisi 12 parpol. Di pemilihan tahun ini Sudarsono - Yulhaidir pecah kongsi dan baik Sudarsono maupun Yulhaidir didukung oleh partai politik.
Perseorangan
Merunut kembali pemilihan kepala daerah lima tahun lalu, kemenangan Sudarsono-Yulhaidir di pilkada Seruyan menarik untuk dicermati. Pasangan yang maju melalui jalur perseorangan itu berhasil mengalahkan Ahmad Ruswandi-Sutrisno yang didukung koalisi 12 parpol.
Sudarsono-Yulhaidir berhasil mengantongi 42.226 suara (53,65 persen) sedangkan Ahmad Ruswandi-Sutrisno hanya memperoleh 36.478 suara (46,35 persen).
Kemenangan Sudarsono-Yulhaidir itu menjadi sejarah baru bagi Seruyan. Untuk pertama kalinya daerah ini memiliki bupati dan wakil bupati yang terpilih melalui jalur perseorangan. Atas prestasi itu, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Sudarsono-Yulhaidir atas keberhasilannya memenangkan pilkada dari jalur independen, mengalahkan pasangan Ahmad Ruswandi - Sutrisno yang didukung semua parpol.
Merunut kontestasi pilkada saat itu, kekuatan mesin politik parpol sepenuhnya dikerahkan untuk memenangkan Ahmad Ruswandi-Sutrisno. Ahmad Ruswandi dikenal sebagai putra kandung Darwan Ali, Bupati Seruyan. Adapun Sutrisno saat itu memangku jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten Seruyan, yang kemudian melepas jabatan karena ikut dalam pilkada.
Adapun Sudarsono saat itu duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Yulhaidir adalah anggota DPRD Kabupaten Seruyan dari Partai Hanura. Pasangan Sudarsono-Yulhaidir mencalonkan diri melalui jalur independen lantaran PKS tidak mendapatkan kursi di DPRD Seruyan.
Pasangan Sudarsono-Yulhaidir unggul di enam kecamatan dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Seruyan. Enam kecamatan yang dimenangkan pasangan Sudarsono-Yulhaidir adalah Seruyan Hilir, Hanau, Danau Seluluk, Seruyan Tengah, Seruyan Hulu dan Suling Tambun. Sedangkan pasangan Ahmad Ruswandi-Sutrisno hanya unggul di empat kecamatan, yaitu Seruyan Hilir Timur, Danau Seluluk, Seruyan Raya dan Batu Ampar.
Kemenangan Sudarsono-Yulhaidir itu seakan merobohkan kokohnya pertahanan koalisi parpol di Seruyan. Kemenangan itu juga seolah mematahkan pandangan bahwa dominasi parpol adalah kunci kemenangan dalam kontestasi pilkada. (ANTONIUS PURWANTO/LITBANG KOMPAS)