Saat Minum Kopi Bikin Hati ”Happy”
Cara apa yang paling mudah untuk membuat hati bahagia? Ternyata, hanya dengan minum kopi, bisa membuat kita bahagia. Tidak percaya? Simak saja penjelasan berikut ini.
Menurut sebuah studi yang dilakukan Harvard School of Public Health (2013), kopi dapat membantu hidup seseorang menjadi lebih positif. Studi ini mengaitkan antara kandungan kafein dan rendahnya angka bunuh diri. Untuk mendapat manfaat dari kopi, kita harus minum dua sampai empat cangkir kopi sehari.
Jika mau, minum kopi juga dapat diganti dengan minum teh atau cokelat dengan jumlah kafein yang kira-kira sama dengan sedikitnya dua cangkir kopi. Jika hal tersebut dilakukan, menurut peneliti dalam studi tersebut, akan dapat menurunkan keinginan untuk bunuh diri hingga 50 persen.
Studi yang dipublikasikan dalam World Journal of Biological Psychology itu memang tidak menyebutkan secara detail alasan mengapa kopi dapat menurunkan angka bunuh diri. Namun, para pakar percaya, kopi memiliki kemampuan untuk membuat orang senang.
Menurut mereka, kafein yang dikandung kopi memiliki efek yang hampir sama dengan beberapa jenis obat-obatan terlarang, seperti ekstasi atau kokain. Levelnya memang berbeda, tetapi mekanisme dalam menghasilkan efek dari mengonsumsinya sama.
Efek kopi
Kopi mengandung zat yang dapat menstimulasi keluarnya neurotransmitter dopamine. Ia adalah senyawa penghantar sinyal di dalam otak dan sejumlah organ lain yang mengatur berbagai fungsi tubuh, salah satunya emosi dan rasa senang.
Kekurangan senyawa dopamin dikatakan juga dapat menimbulkan penyakit parkinson. Oleh sebab itu, keberadaan dopamin dalam kafein yang terkandung di minuman kopi dapat mengurangi risiko munculnya penyakit ini.
Namun, sifat kafein juga adiktif atau menimbulkan kecanduan apabila dikonsumsi sembarangan. Dalam jangka panjang, konsumsi kopi semacam itu juga bisa berbahaya. Risiko paling nyata dari efek minum kopi adalah pada kebutuhan tidur lelap.
Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, kopi memang mampu menahan kantuk selama berjam-jam. Namun, tubuh sejatinya membutuhkan tidur lelap untuk meregenerasi sel-selnya. Ini yang hilang apabila kita mengonsumsi kopi dengan takaran di luar kewajaran.
Pada saat itu, tubuh akan semakin kekurangan waktu tidur karena konsumsi kafein yang semakin banyak, sementara aktivitas tetap berjalan. Maka, jalan keluarnya adalah menambah takaran kopi yang diminum untuk mempertahankan energi tubuh meski kurang tidur.
Rutinitas ini berlangsung terus-menerus dan konsumsi kopi tidak dapat dihentikan. Apabila dihentikan, yang akan timbul adalah rasa lelah, depresi, dan sakit kepala.
Peminum kopi kita
Bagaimana konsumsi kopi di masyarakat kita? Badan Pusat Statistik mencatat, dalam periode 14 tahun (2002-2015) rata-rata konsumsi kopi per orang dalam setahun sebanyak 1,224 kilogram.
Dari jajak pendapat Kompas Maret 2018, mayoritas responden (82 persen) dari total 717 responden jajak pendapat Kompas mengaku sebagai peminum kopi. Bahkan, lebih dari 37 persen di antaranya menikmati kopi setiap hari.
Khusus untuk peminum kopi setiap hari, kebiasaan ini semakin banyak terlihat di kelompok usia yang makin tua. Perbedaan komposisi juga ditemukan dari jenis kelamin. Peminum kopi rutin dari responden laki-laki (61 persen) lebih dari dua kali lipat responden perempuan (29 persen).
Kembali ke efek kopi yang menurut keyakinan umum bisa menahan kantuk menjadi pembenar bagi konsumen dengan banyak aktivitas. Lebih dari separuh responden yang merupakan pekerja profesional, seperti PNS, karyawan, dan pengusaha, mengatakan meminum kopi setiap hari.
Sementara itu, kelompok responden ibu rumah tangga, pensiunan, dan mahasiswa (bukan profesional) menikmati kopi secara rutin tiap hari sebanyak 34 persen. Bagian terbesar dari kelompok ini (39 persen) menyeruput kopi kadang-kadang saja, belum tentu seminggu sekali.
Konsumsi aman
Lalu, bagaimana agar kopi yang kita konsumsi aman bagi tubuh, sekaligus menimbulkan efek bahagia seperti yang telah disebutkan? Sudah umum diketahui bahwa segala sesuatu yang berlebihan pastinya tidak baik bagi tubuh.
Tubuh memiliki aturan takaran sendiri dalam mengonsumsi zat-zat yang dibutuhkan. Begitu juga dengan mengonsumsi minuman kopi. Meski otak terkadang membuat kita merasa membutuhkan minum kopi dalam jumlah banyak, tetapi hal itu berbahaya bagi tubuh.
Para pakar mengamanatkan kita agar membatasi minuman kopi hanya dua cangkir sehari. Maksimal boleh sampai empat cangkir, tetapi dalam takaran yang wajar. Jika anjuran ini diikuti, manfaat konsumsi kopi bisa didapat dan terhindar dari efek negatif kecanduan kafein.
Bukankah yang kita inginkan dari minum kopi hanyalah dampak positifnya, yakni bahagia, tidak depresi, dan bersemangat. (LITBANG KOMPAS)