Benteng Petahana di Bumi Laskar Pelangi
Bersama Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, tahun ini Kabupaten Belitung menggelar pemilihan kepala daerah atau pilkada. Empat pasangan bersaing memperebutkan posisi Bupati dan Wakil Bupati.
Mereka adalah Azwardy Azhar-Erwandi A Rani dengan nomor urut satu, pasangan nomor dua Hellyana-Junaidi Rachman, pasangan Andi Lanna-Zulfriandi Afan nomor urut tiga, serta pasangan keempat Sahani Saleh-Isyak Meirobie.
Berdasar Keputusan KPU Kabupaten Belitung tentang penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada 5 Juli 2018 lalu, pasangan Sahani Saleh-Isyak Meirobie (BESAME) unggul atas tiga calon lainnya dengan meraih 33 persen suara.
Pasangan yang diusung koalisi Gerindra dan Nasdem ini menang di tiga dari lima kecamatan, yaitu Tanjungpandan, Sijuk, dan Membalong.
Dari lima kecamatan ini, Tanjungpandan sering disebut sebagai wilayah kunci kemenangan. Alasannya, karena kecamatan yang juga ibukota kabupaten tersebut merupakan lumbung suara terbesar di Belitung. Terdapat 55 persen suara pemilih bermukim di Tanjungpandan.
Unggulnya pasangan Sahani Saleh-Isyak Meirobie tersebut sebetulnya bukan menjadi suatu hal yang mengejutkan. Sejak tahap pencalonan pasangan ini diunggulkan bakal menjadi pemenangnya. Prediksi ini berdasarkan sejumlah catatan terkait rekam jejak kemenangan pilkada di Kabupaten Belitung sebelumnya.
Sejak pilkada berlangsung pada 2008 hingga kini, pasangan petahana adalah sosok yang diunggulkan, sehingga mereka selalu tampil sebagai pemenang.
Pada Pilkada 2008, Darmansyah Husein yang berpasangan dengan Sahani Saleh berhasil tampil sebagai pemenang. Darmansyah yang juga politisi Partai Bulan Bintang, pada periode sebelumnya juga menjabat sebagai Bupati Belitung.
Lima tahun kemudian, Wakil Bupati Sahani Saleh maju dalam pilkada. Mantan Camat Sijuk ini berpasangan dengan Erwandi A Rani yang diusung 2 parpol, Partai Golkar dan Partai Hanura. Melalui pertarungan ketat, Sahani-Erwandi meraih 32,14 persen suara dan mengalahkan calon yang diusung PDIP-PKB, Tellie Gozelie - Taufik Rizani yang memperoleh 31,95 persen suara.
Pada Pilkada 2018, kuatnya benteng petahana masih sulit ditembus kandidat lainnya. Sosok Sahani Saleh yang berpasangan dengan politisi Nasdem, Isyak Meirobie, memperoleh 28.366 suara, unggul dari pesaing terdekatnya pasangan Hellyana-Junaidi Rachman yang memperoleh 25.973 suara. Uniknya, Sahani Saleh kembali mengungguli pasangan yang diusung koalisi PDIP.
Peta persaingan
PDIP merupakan partai pemenang pemilu di Belitung. Pada Pemilu Legislatif 2014, PDIP merebut 13.706 suara dan meraih 5 dari 25 kursi DPRD Kabupaten Belitung.
Perolehan kursi PDIP ini merupakan yang paling banyak dibandingkan partai lainnya, bahkan mengalahkan partai-partai yang pernah berjaya sebelumnya di tanah Belitung seperti PBB dan Golkar. Suara PDIP ini juga meningkat jika dibandingkan dengan Pemilu 2009. Saat itu PDIP meraih 12.683 suara dan mendapat 4 kursi DPRD.
Pada pilkada kali ini, PDIP berkoalisi dengan PPP. Berbekal 7 kursi DPRD, kedua parpol mengajukan Hellyana-Junaidi Rachman. Hellyana merupakan politisi PPP dan menjabat sebagai Sekretaris DPW PPP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hellyana juga merupakan anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung. Sementara pasangannya, Junaidi Rachman adalah kader PDIP yang juga menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung.
Pasangan ini berhadapan dengan dua lawan tangguh, yaitu petahana Bupati dan Wakil Bupati yang pecah kongsi. Lawan pertama adalah pasangan nomer urut 4, Sahani Saleh.
Ia saat ini masih menduduki jabatan sebagai Bupati Belitung, berpasangan dengan Isyak Meirobie yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belitung sekaligus Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Belitung.
Kandidat kuat lainnya yang ikut dalam pilkada adalah petahana Wakil Bupati, Erwandi A Rani yang berpasangan dengan pengusaha Azwardy Azhar. Mereka didukung oleh koalisi 3 partai dengan total jumlah kursi sebanyak 5 buah.
Artinya, selain modal petahana Wakil Bupati yang dikenal publik, pasangan ini juga mempunyai bekal modal sosial politik untuk meraup suara pemilih.
Pasangan terakhir diusung Partai Golkar yang berkoalisi dengan Partai Demokrat. Dengan bekal 5 kursi DPRD, kedua parpol mengusung kandidat mantan Ketua DPRD Belitung, Andi Lanna yang berpasangan dengan Zulfriandi Afan.
Sebagaimana PDIP, mesin politik Partai Golkar tidak bisa dianggap enteng di wilayah Belitung. Meraih 8.406 suara di Pemilu Legislatif 2014, Golkar berada di peringkat tiga partai terbesar di Kabupaten Belitung dengan 4 kursi DPRD.
Peringkat dan perolehan kursi Golkar relatif stabil jika dibandingkan dengan capaian di Pemilu 2009. Pada pilkada sebelumnya, koalisi Golkar berhasil memenangkan calonnya sebagai bupati.
Potensi Belitung
Belitung adalah kabupaten kepulauan dengan 98 pulau besar dan kecil yang mengelilinginya. Kabupaten Belitung merupakan daerah yang potensial di bidang pertambangan, karena terdapat banyak tanah yang mengandung mineral bijih timah dan sejumlah bahan galian, yaitu pasir kuarsa, pasir bangunan, kaolin, batu gunung, tanah liat dan granit.
Kabupaten ini sudah dikenal sebagai penghasil timah putih yang telah dikenal luas di pasar dunia. Tidak mengherankan bila dari pendapatan terbesar seluruh kegiatan ekonomi kabupaten ini diperoleh dari sektor industri pengolahan, terutama subsektor industri pengolahan barang galian.
Melihat struktur perekonomian tahun 2016, sektor Industri Pengolahan memiliki kontribusi sebesar 12,45 persen terhadap kegiatan ekonomi di Kabupaten Belitung.
Sektor penopang lainnya adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dengan kontribusi mencapai 27,55 persen. Sebanyak 32,93 persen tenaga kerja terserap di sektor ini, paling banyak dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Potensi lain yang bisa menjadi alternatif untuk dikembangkan di wilayah yang dikenal juga dengan sebutan Belitong atau Billiton ini adalah pariwisata. Gugusan pantai seperti Tanjung Kelayang, Tanjung Tinggi, dan Tanjung Pendam dikenal memiliki hamparan pasir putih dengan batuan berukuran besar yang menghiasi pantai.
Film Laskar Pelangi yang mengambil lokasi di pulau seluas 4.800 km ini telah membantu meningkatkan kunjungan wisata dengan signifikan. Setidaknya 292 ribu orang pelancong datang ke Kabupaten Belitung pada 2016, naik 41.445 orang dibanding tahun sebelumnya.
Kabupaten Belitung juga terkenal memiliki warung-warung kopi yang tersebar di seluruh kota. Selain untuk menikmati tradisi minum kopi khas Belitung, kedai-kedai kopi tersebut juga menjadi ruang diskusi warga untuk menimbang figur dan rekam jejak calon pemimpinnya.
Catatan pengembangan kegiatan perekonomian di luar pertambangan menjadi masalah mendasar yang dihadapi kepala daerah terpilih. Mineral galian, temasuk timah adalah bahan tambang yang sifatnya tidak bisa diperbarui. Jika dikuras terus-menerus dikhawatirkan akan habis.
Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Belitung juga menghadapi masalah akses transportasi. Jalur yang ada hanya melalui udara dan laut, yang berimbas pada melonjaknya harga produk kebutuhan hidup masyarakat.
Hampir seluruh kebutuhan di Pulau Belitung dipasok dari luar karena daerah ini tak punya hasil bumi untuk pangan dan industri yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya.
Tingkat inflasi di Tanjungpandan pada Juni 2018 sebesar 1,28 persen. Angka ini termasuk tinggi, nomer tiga terbesar jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Pulau Sumatera. Inflasi tinggi membuat banyak orang luar terkejut saat pertama kali mengunjungi Belitung.
Kesan mahal yang ditangkap para pelancong berpotensi membuat wisatawan enggan datang lagi. Inflasi tinggi juga menghambat kegiatan usaha yang dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi daerah. (ANDREAS YOGA PRASETYO/LITBANG KOMPAS)