Merekam Aksi Teror hingga Pilkada Serentak
Bulan Mei dan Juni menjadi bulan penuh peristiwa yang bernilai berita tinggi, dari serangan teroris, Lebaran, dan perhelatan pilkada serentak 2018. Tiga isu ini paling banyak muncul sebagai berita utama berbagai media cetak nasional selama dua bulan terakhir.
Kabar buruk pada Mei dimulai dari penyerangan rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, oleh para narapidana terorisme hingga kasus peledakan bom di Kota Surabaya. Kejadian buruk tersebut mengawali dua hajat nasional yang memobilisasi masyarakat, yakni Lebaran serta pilkada serentak 2018.
Peristiwa kerusuhan di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Salemba di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Polri terjadi pada 8 Mei 2018 sore. Larangan menerima kiriman makanan dari luar menjadi pemicu awal kerusuhan itu. Selama 36 jam, 155 narapidana (napi) teroris melakukan penyanderaan dan perlawanan kepada petugas sebelum akhirnya menyerahkan diri. Lima anggota polisi gugur, sementara satu napi tewas dalam peristiwa tersebut (Kompas, 11 Mei 2018).
Berita utama terkait serangan narapidana di rutan yang berlokasi di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, ini mencapai 5,6 persen. Sementara berita yang berkembang akibat peristiwa tersebut adalah antisipasi aksi terorisme dan revisi UU Antiterorisme masing-masing mencapai 7 persen di berbagai surat kabar nasional.
Koran Kompas edisi 11 Mei 2018 berkabung dengan memunculkan halaman utama berjudul ”Saatnya Negara Tegas” dengan latar belakang hitam pekat. Negara diminta tegas menghadapi kericuhan dan penyanderaan polisi yang berujung pada gugurnya lima anggota Polri.
Peristiwa itu juga memicu duka sekaligus semangat untuk bersatu di masyarakat. Media Indonesia edisi 11 Mei 2018 juga menghadirkan judul ”Bersatu Melawan Teror”. Presiden Jokowi menginstruksikan aparat agar tidak kalah dengan terorisme.
Teror bom
Teror pada Mei ternyata tidak berhenti dengan serangan di Depok. Ledakan bom menyerang Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 10 Mei 2018. Suasana berkabung kembali menyelimuti Indonesia.
Berbagai surat kabar nasional kembali menunjukkan dukacita sekaligus ajakan untuk bangkit melawan teror yang melanda. Kali ini, bom bunuh diri meledak di tiga gereja, yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna.
Ketiga aksi tersebut dilakukan satu keluarga. Pola ini baru pertama kali dalam catatan aksi terorisme di Indonesia. Secara khusus, Presiden Joko Widodo menyatakan, pengeboman yang menewaskan 13 orang, termasuk 6 pelaku, dan melukai sekitar 45 orang di tiga gereja di Surabaya merupakan tindakan biadab.
Tak lama berselang, bom meledak saat dirakit pelaku lainnya di rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, dan menewaskan dua anggota keluarga pelaku. Rangkaian aksi teroris tersebut mendorong tokoh agama dan politikus menyerukan perlawanan terhadap serangan teroris. Selain itu, masyarakat juga diminta bersama-sama menghadapi terorisme dan tidak tenggelam dalam ketakutan menghadapi aksi tak berperikemanusiaan tersebut.
Pada edisi 14 Mei 2018, semua koran menyajikan berita utama terkait peristiwa ini dengan penekanan yang sama, yaitu keberanian melawan teror. Kompas yang hadir dengan berita utama ”Bersatu untuk Indonesia” mencoba mengajak publik untuk tetap bersatu menghadapi teror. Sementara itu, Media Indonesia menampilkan judul ”Lihat Hatimu, Saudaraku” dengan latar hitam.
Koran Tempo mengobarkan semangat publik dengan berita utama bertajuk ”Lawan!”. Semangat yang sama juga disuarakan Koran Sindo pada edisi sama dengan judul ”Usut Seakar-akarnya!”. Secara khusus, Republika mengingatkan publik Surabaya untuk tidak takut dengan judul di halaman utama ”Surabaya Wani!”.
Rentetan aksi terorisme belum berakhir. Pada 14 Mei 2018 serangan bom mengambil target Mapolrestabes Surabaya. Pelaku juga merupakan satu keluarga, yakni ayah, ibu, dan 3 anaknya. Empat dari lima pelaku tewas akibat bom bunuh diri, sementara satu orang anak pelaku selamat.
Pengeboman di lima tempat dalam waktu berdekatan dan dilakukan tiga keluarga yang berada di bawah komando kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. Hasil penyelidikan kepolisian ini menjadi sorotan Koran Tempo (15 Mei 2018) dalam berita utama berjudul ”Bom Bunuh Diri Sekeluarga Sulitkan Pelacakan”.
Desakan untuk mempercepat revisi Undang-Undang Antiterorisme bergulir semakin kencang. Koran Sindo edisi 15 Mei 2018 hadir dengan judul ”Percepat Revisi UU Antiterorisme”. Pemerintah dan DPR akhirnya satu suara dalam memandang urgensi percepatan pembahasan revisi UU No 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme atau Antiterorisme. Indopos edisi sama hadir dengan judul ”Jangan Goreng Isu Terorisme”.
Indopos juga menyoroti tenggat waktu RUU Antiterorisme. Presiden disebut memberikan batas waktu kepada DPR dan kementerian terkait untuk menyelesaikankannya paling lambat akhir masa sidang bulan Juni 2018.
Tidak hanya memberikan batas waktu, lebih jauh dalam berita ”Presiden Siapkan Perppu”, Republika mengabarkan bahwa Presiden mengultimatum akan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang terkait tindak pidana terorisme.
Hari raya Lebaran
Setelah diisi berita-berita buruk pada Mei, bulan Juni perhatian masyarakat beralih ke persiapan menyambut Lebaran, terutama mudik. Pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur yang akan digunakan untuk mudik 2018, mulai dari jalan tol hingga jembatan.
Hal ini penting karena momentum mudik akan melibatkan pergerakan masif masyarakat ke berbagai penjuru wilayah. Pemberitaan mengenai ekonomi jalan tol menjadi salah satu isu yang paling banyak muncul sebagai berita utama selama masa Lebaran 2018.
Setidaknya 12 berita utama (10,1 persen) di enam surat kabar nasional mengangkat tema ini. Sementara itu, liputan arus mudik dan antisipasi kemacetan masing-masing menjadi berita utama sebanyak 8 kali (6,7 persen) sepanjang edisi Juni 2018.
Isu berita yang baru untuk masa Lebaran tahun ini antara lain fungsionalisasi sejumlah jalur tol yang sedang dalam pembangunan untuk memperlancar arus mudik dan balik.
Sementara liputan tentang arus lalu lintas dan kemacetan menjadi isu berita yang selalu dipantau media massa dalam setiap Lebaran. Titik kemacetan sudah mulai dipantau media massa cetak sejak 4 Juni 2018. Lokasi yang menjadi pantauan utama di antaranya Jalan Tol Cipali dan Pelabuhan Merak.
Pada edisi 8 Juni 2018, sejumlah surat kabar merekam kondisi arus mudik. Berita ”Puncak Arus Mudik Mulai Hari Ini” menginformasikan rencana rekayasa lalu lintas untuk mengatasi potensi kemacetan di 10 titik area pada saat arus mudik dan arus balik Lebaran (Media Indonesia).
Dalam kepadatan arus lalu lintas ini, peringatan untuk mewaspadai kondisi jalur tol fungsional menjadi fokus berita ”Jangan Lengah di Tol Fungsional” (Koran Sindo).
Selain itu, pemudik juga perlu waspada dengan banyaknya truk beroperasi di tol karena para pengemudi memanfaatkan waktu untuk mengirimkan barang sebelum pemberlakuan larangan mengoperasikan truk pada 12-13 Juni 2018 (Kompas, ”Tol Semakin Dipadati Truk”).
Pilkada serentak 2018
Perhelatan pilkada serentak 2018 juga menempati urutan teratas di berita utama berbagai surat kabar sepanjang bulan Juni. Sebanyak 23 berita utama (19,3 persen) mengangkat tema Pilkada 2018 dan persiapannya. Menjelang pelaksanaan pemungutan suara pada 27 Juni 2018, surat kabar nasional mulai memberikan fokus utamanya pada pilkada serentak.
Halaman utama Media Indonesia edisi 26 Juni 2018 berjudul ”Tolak Uangnya, Tolak Orangnya” mendorong publik tidak memilih calon koruptif. KPK mengingatkan akan adanya sanksi bagi pemberi dan penerima suap saat pilkada. Pentingnya sikap rasional pemilih juga menjadi penekanan Kompas (26 Juni 2018).
Kepala daerah amat menentukan kemajuan daerahnya sehingga penting bagi pemilih memilih kepala daerah yang berkualitas.
Di sisi lain pada edisi yang sama, Koran Tempo dan Koran Sindo lebih menekankan pada keterkaitan antara pilkada Serentak 2018 dengan Pilpres 2019. Dalam berita ”Partai Uji Mesin Pemenangan Pilpres 2019”, Koran Tempo menyoroti hasil pilkada akan menentukan peta koalisi dalam pilpres.
Kemenangan di Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi penting bagi partai-partai karena ketiga wilayah itu merupakan lumbung suara nasional dengan total pemilih hampir 100 juta orang. Koran Sindo dengan judul ”Pilkada Pengaruhi Peta Pilpres” secara lugas mengabarkan bahwa hasil pilkada serentak akan menentukan konstelasi politik pada Pemilu 2019, terutama pilpres.
Rangkaian pemberitaan mengenai terorisme, Lebaran, dan pilkada serentak yang disajikan media massa sepanjang Mei-Juni 2018 menunjukkan perhatian besar atas peristiwa penting yang terjadi. Dari ketiga isu berita tersebut, pemberitaan aksi teroris bukan merupakan liputan terencana.
Dalam hal ini, media massa secara umum cenderung menyajikan berita dengan angle yang mirip. Sebaliknya, untuk tema Lebaran dan pilkada serentak yang sudah teragenda, peliputan dan penyajian berita lebih bervariasi. Meski demikian, informasi aktual dan komprehensif tetap menjadi tujuan pemberitaan yang dipublikasi media. (LITBANG KOMPAS/SUSANTI AGUSTINA S)