Tekanan Hukum Membayangi Donald Trump
Titik balik menimpa dua mantan orang dekat Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yaitu Michael Cohen dan Paul Mafort. Keduanya merupakan orang penting yang selalu berada di samping Presiden Trump, tetapi kini harus berhadapan dengan putusan bersalah di pengadilan. Jejak kedekatan dengan Trump di masa lalu berpotensi menyeret sang presiden dalam pusaran kasus hukum.
Michael Cohen, mantan pengacara pribadi Trump, dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negara Bagian Manhattan atas tuduhan kriminal, termasuk pelanggaran dana kampanye. Selain Cohen, mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort, juga bernasib sama.
Ia dinyatakan bersalah dalam sidang penipuan uang oleh Pengadilan Negara Bagian Virginia. Manafort didakwa menyembunyikan jutaan dollar dalam rekening luar negeri untuk menghindari pajak dan menipu bank agar mendapatkan pinjaman uang dalam jumlah yang besar.
Dua kasus yang menimpa orang-orang yang pernah membantunya di pilpres membuat sorotan hukum mengarah ke Trump. Koran-koran terkemuka Amerika Serikat, seperti The Wall Street Journal, The New York Times, USA Today, dan Los Angeles Times, senada mengangkat tema ini dalam berita utamanya.
Surat kabar The Wall Street Journal menyandingkan dua kasus yang dialami dua mantan orang dekat Trump itu di berita utamanya. Satu sisi membahas kasus Manafort, sisi yang lain mengulas tekanan terhadap Cohen, di bawah judul besar ”Former Trump Advisers Guilty”.
Harian USA Today menggambarkan dua peristiwa tersebut sebagai pukulan hukum bertubi-tubi kepada Presiden Trump. Bahkan, putusan pengadilan dinilai mengancam upayanya untuk membantu Partai Republik meraup dukungan pada pemilu sela di bulan November mendatang.
Cohen dinyatakan bersalah atas delapan tuduhan tindakan kriminal oleh Pengadilan Negara Bagian Manhattan, Selasa, 21 Agustus 2018, termasuk pelanggaran dana kampanye. Saat proses pengadilan tersebut, Cohen membuat pengakuan mencengangkan perihal membayar aktris film dewasa Stephanie Clifford sebesar 150.000 dollar AS dan mantan model majalah dewasa Karen McDougal sebesar 150.000 dollar AS.
Kedua wanita tersebut yang mengaku memiliki relasi dekat dengan Trump diminta tutup mulut dan bertindak sesuai arahan Trump. Cohen menambahkan, penentuan jumlah uang tutup mulut atau yang dikenal dengan istilah ”the hush-money” diberikan sesuai kesepakatan dengan Trump.
Implikasi
Putusan pengadilan ini membawa implikasi serius karena menyangkut kewibawaan Presiden Amerika Serikat. Tidak heran jika orientasi pemberitaan yang ditampilkan juga mengungkapkan kritik dan gugatan kepada lembaga kepresidenan. Bahkan, suara investigasi menyeluruh terhadap kasus ini juga ditiupkan, termasuk memeriksa keterlibatan Presiden Trump.
Surat kabar The New York Times menyebutkan, pernyataan Cohen di pengadilan menyeret pemimpin tertinggi AS tersebut ke dalam kejahatan federal. Ini adalah momen penting untuk mendukung penyelidikan lebih lanjut terhadap Trump. Lebih lanjut The New York Times melukiskan posisi orang pertama AS saat ini sangat tidak diuntungkan dengan mencuatnya kasus ini.
Investigasi mendalam yang dilakukan pengadilan Manhattan menemukan tindakan penipuan pajak dan sejumlah uang di bank oleh Cohen. Pengadilan memeriksa transaksi bisnis pribadinya dan perannya dalam mengatur transaksi keuangan ilegal.
Tidak hanya itu, The New York Times mengungkap tindakan kriminal di dalam koloni Trump yang dilakukan mantan manajer kampanye Paul Manafort. Ia dinyatakan bersalah dalam sidang penipuan uang oleh Pengadilan Negara Bagian Virginia. Manafort menyembunyikan jutaan dollar di rekening luar negeri untuk menghindari pajak dan menipu bank agar mendapatkan pinjaman uang dalam jumlah yang besar.
Senada dengan The New York Times dan USA Today, harian Los Angeles Times juga mengulas dampak putusan pengadilan yang menimpa Cohen dan Manafort kepada Trump. Sudut pemberitaan menyoroti pengawasan ketat kepada Presiden Trump setelah dua mantan pembantunya dipenjara.
Sebelumnya, berkali-kali Trump menolak kasus peradilan terhadap Cohen dan Manafort tersebut. Namun, kini setelah ada putusan pengadilan, publik AS ”menunggu” konsekuensi hukum bagi sang presiden.
Seperti halnya The New York Times, koran Los Angeles Times juga menyebutkan, saat ini adalah hari yang tak membahagiakan bagi presiden. Nada pemberitaan yang diungkapkan memberikan pesan tanggung jawab sebagai konsekuensi dari tindakan yang telah dilakukan. Siapa yang menanam keburukan, pasti menuai hal yang buruk juga.
Koran-koran tersebut juga memberikan tanggapan Trump terkait kasus yang menimpa kedua mantan orang dekatnya. Presiden Trump menegaskan, kasus tersebut tidak ada hubungannya dengan dirinya.
”It doesn’t involve me. This has nothing to do with Russian collusion. This started as Russian collusion. This has absolutely nothing to do — this is a witch hunt and it’s a disgrace.”
Melalui pengacaranya, Rudolph W Giuliani, pihak Trump menyatakan dakwaan Michael Cohen lemah dan tidak ditemukan bukti yang mengarah ke Presiden Trump. Donald Trump juga mengkritisi proses penyelidikan yang dilakukan Robert Mueller dengan sebutan ”perburuan penyihir”.
Mueller adalah Kepala Penyidik Khusus yang menyelidiki dugaan kerja sama tim kampanye Trump dengan sejumlah agen Rusia untuk memengaruhi pemilu 2016. Trump menyebut Mueller yang menyeret Manafort ke penjara.
Parpol pengusung Trump, Partai Republik, juga ikut bersuara membela sang presiden. Kubu Republik melihat Gedung Putih sedang dipaksa untuk terus mengikuti proses penyelidikan yang tengah menyerang Trump.
Namun, melihat implikasi politik yang bisa menimpa presiden, mereka meminta Trump untuk fokus ke kasus ini. Walau meyakini kasus ini tidak berhubungan langsung dengan Trump, gejolak politik tersebut berpotensi mengganggu popularitas Trump dan Partai Republik di pemilu Kongres AS bulan November 2018. (YOESEP BUDIANTO/LITBANG KOMPAS)