“Energi Asia” Singkirkan Pencapresan
Energi sportivitas, kegembiraan, dan nasionalisme mendominasi wacana publik sepanjang Agustus 2018. Sejumlah suratkabar nasional memanggungkan aura positif ini melalui pemberitaan halaman mukanya. Agenda media tersebut menyingkirkan sejenak penat akibat banjir informasi seputar politik, terutama kompetisi penuh drama antarkubu pendukung pasangan calon presiden.
Empat peristiwa penting bagi bangsa Indonesia terjadi di bulan Agustus 2018, yakni peringatan proklamasi kemerdekaan RI ke-73 tahun, Asian Games 2018, rangkaian gempa di Lombok, serta pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2019. Hingga bulan berakhir, penyelenggaraan perhelatan yang menjadi tanggungjawab Indonesia sebagai tuan rumahnya tersebut tercatat merajai pemberitaan di sejumlah media cetak nasional.
Untuk kedua kalinya, sebelumnya pada tahun 1962, Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar sejagad Asia. Sekitar dua minggu pelaksanaan Asian Games XVIII, euforia kebanggaan dapat dirasakan dari seluruh penjuru negeri. Pesta pembukaan pada 18 Agustus 2018 di Gelora Bung Karno memanggungkan keindahan dan keberagaman Indonesia yang siap menyambut “Energi Asia.” Sejumlah venue telah siap di Jakarta dan Palembang untuk 465 nomor dalam 40 cabang olahraga. Sebanyak 45 negara berpartisipasi mengirimkan 11.326 atlet dan 5.500 ofisial.
Pesta olahraga ini tidak dilewatkan oleh awak media. Kajian Litbang Kompas pada berita utama di halaman muka enam koran nasional, yaitu Kompas, Republika, Indopos, Media Indonesia, Koran Sindo, dan Koran Tempo menemukan bahwa agenda Asian Games 2018 menduduki peringkat pertama sebagai isu yang paling banyak dijadikan berita utama koran.
Berita seputar Asian Games diangkat sebagai berita utama pada 48 edisi atau 31,79 persen dari 151 berita utama halaman muka edisi Agustus 2018. Meski baru dibuka secara resmi pada 18 Agustus 2018, koran-koran tersebut telah menempatkan Asian Games pada kolom utama sejak Juli 2018. Empat dari enam koran yang dikaji menempatkan liputan ini pada 10 edisi atau 6,45 persen.
Peningkatan yang signifikan atas jumlah pemberitaan Asian Games menggeser isu bertema politik yang mendominasi halaman satu sepanjang edisi Juni dan Juli lalu. Sebut saja pilkada yang menjadi isu teratas di Juni (19,3 persen) dan persiapan menuju pilpres 2019 (30,97 persen) mencapai puncak pemberitaan di bulan Juli.
Pemberitaan Asian Games sendiri setidaknya dapat dibagi kedalam tiga sub-isu, yaitu “persiapan”, “prestasi”, dan “jelang Olimpiade”. Sub-isu “persiapan” diberitakan sebanyak delapan kali dengan fokus serba-serbi menjelang momen prestisius ini. Kompas melalui “Akses di 13 Jalan Dibatasi” (01/08) membahas pengaturan lalu lintas agar jarak tempuh atlet ke lokasi bertanding tidak terkendala kemacetan. Pentingnya kelancaran acara juga diangkat Republika yang menurunkan berita “Wapres: Ojek Daring Jangan Demo Ketika Asian Games” (08/08) sementara Koran Sindo dalam berita berjudul “Optimistis 10 Besar” (01/8) membahas kesiapan atlet dalam meraih target nasional.
Dari ketiga sub-isu, liputan mengenai “prestasi” para atlet mendapatkan porsi yang paling banyak. Capaian-capaian atlet Indonesia terutama tidak pernah lepas dari sorot media. Sorotan dimulai dengan pemberitaan perolehan medali emas pertama bagi negara ini dari cabang olahraga Taekwondo nomor poomsae putri melalui Defia Rosmaniar yang diberitakan oleh tiga media pada edisi 20 Agustus 2018.
Setelah itu, tiap prestasi yang ditorehkan atlet Indonesia mendapat tempat khusus selain dari kontingen negara lain. Apalagi, hingga tanggal 27 Agustus 2018 tim telah melampaui target perolehan 20 medali emas yang ditetapkan Pemerintah dengan meraih 22 medali emas. Total medali yang diperoleh mencapai 64 buah yang terdiri dari 22 emas, 15 perak, dan 27 perunggu (Kompas, 28 Agustus 2018). Ini adalah jumlah tertinggi sepanjang Indonesia mengikuti Asian Games. Setidaknya empat koran nasional menyorot kabar gembira ini dalam berita berjudul “Pencapaian Terbaik Indonesia” (Media Indonesia) dan “Target Terlampaui” (Republika). Hingga penghujung Agustus atau dua hari jelang penutupan, kontingen Indonesia telah mengantongi 30 emas, 23 perak, dan 37 perunggu. Total medali yang dicapai adalah 90 medali.
Sebelum berakhirnya pesta olahraga se-Asia ini, persiapan “jelang Olimpiade” yang dijadwalkan diselenggarakan di Tokyo, Jepang pada 2020 mulai disebut-sebut. Isu ini nampak dari liputan enam berita utama masing-masing di Kompas (4), Media Indonesia (1) , dan Koran Tempo (1).
Di tengah-tengah peliputan gegap gempitanya pesta olahraga, peristiwa kejutan juga menghiasi frontpage koran-koran nasional. Pada edisi 30 Agustus, keenam koran memberitakan peristiwa yang dipicu oleh atlet pencak silat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah sesaat setelah memenangkan pertandingan puncaknya. Perayaan rasa syukur dan kegembiraan yang dirasakan peraih medali emas ini berujung pada pelukan bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto. Adegan singkat ini menjadi peristiwa penting bernuansa politik karena kedua tokoh tersebut sama-sama maju sebagai capres pada pemilu tahun depan. Lima dari enam koran memasang foto bersejarah tersebut.
Politik Tergeser
Liputan khusus Asian Games dengan berbagai warna warninya tersebut di atas mengakibatkan dominasi isu bertema politik yang selama dua bulan berturut-turut meredup di bulan Agustus. Isu berita “Asian Games” menempati posisi teratas dengan porsi 31,79 persen dari total berita utama sepanjang bulan ini. Sementara itu, isu seperti “persiapan jelang pemilihan presiden” kini berada di urutan kedua dengan 26,49 persen. Di urutan berikutnya terdapat pemberitaan tentang Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (15,89 persen) dan Korupsi PLTU Riau 1 (3,97 persen).
Meski proporsi isu berubah di bulan ini, proporsi tema (memayungi banyak isu) masih sama seperti bulan sebelumnya. Tema politik tetap berada di urutan pertama dengan 28,48 persen. Disusul dengan tema olahraga sebesar 22,52 persen di urutan kedua. Lebih tingginya proporsi isu “Asian Games” dibandingakan dengan tema olahraga (22,52 persen) dilatarbelakangi oleh luasnya cakupan pemberitaan Asian Games. Misalnya saja headline Kompas (3/8) yang mengangkat tema ekonomi dari Asian Games berjudul “Segera Benahi Kekurangan” dan Indopos (23/8) dalam berita “Provokator Asian Games Dideportasi” yang masuk dalam tema kriminalitas.
Isu “jelang pemilihan presiden” yang turun dari 30,97 di bulan Juli menjadi 26,49 persen di Agustus salah satunya juga karena agenda pemilihan presiden relatif landai karena sedang masuk proses konsolidasi tim sukses. Selain itu, di bulan ini KPU tengah menyempurnakan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan dan melakukan verifikasi setelah pendaftaran bakal capres dan cawapres. Peristiwa politik yang sempat mendapatkan banyak sorotan adalah saat masing-masing capres mengumumkan cawapresnya.
Sementara itu, permasalahan korupsi menunjukkan stagnasi. Korupsi PLTU Riau yang pada bulan Juli ditampilkan sebanyak 6 kali, pada bulan ini tidak menunjukkan peningkatan. Padahal, korupsi tersebut telah menjajaki babak baru. Pada 25 Agustus, lima koran nasional menyorot pengunduran diri Menteri Sosial, Idrus Marham, yang terseret kasus korupsi PLTU Riau 1 yang dilanjutkan pada penetapannya sebagai tersangka oleh KPK (24/08). Idrus bersama tersangka lainnya diduga telah menerima hadiah dari tersangka Johannes Budi Kotjo terkait kesepakan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau 1.
Pada Agustus tahun ini, kecintaan dan kebanggaan pada bangsa Indonesia mendapatkan penguatnya. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana Agustus diingat sebagai perayaan kemerdekaan RI saja, tahun ini rakyat Indonesia mendapat kesempatan untuk merasakan kuatnya nasionalisme. Nasionalisme yang dipanggungkan media massa sepanjang liputan Asian Games 2018 diharapkan mampu menjadi energi positif menyambut tahun Pemilu 2019. (ARITA NUGRAHENI/LITBANG KOMPAS)