Dari Keriaan Asian Games ke Duka Palu dan Donggala
Oleh
SUSANTI AGUSTINA S
·4 menit baca
September menjadi bulan penuh dengan berita kesuksesan, drama, serta duka. Cerita sukses penyelenggaraan Asian Games 2018 mengawali bulan ini. Namun, pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati Rp 15.000 mengganti sorotan publik di minggu kedua. Tak lama isu bergulir ke dinamika pilpres di dua minggu terakhir. Duka Palu dan Donggala di pengujung bulan sontak terdengar seakan hendak kembali menyadarkan bangsa untuk bersatu seperti halnya Asian Games.
Kesuksesan Asian Games 2018 ditandai apresiasi dari Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah pada saat menutup Asian Games Ke-18 Jakarta dan Palembang. Gegap gempita kebanggaan bangsa Indonesia dipotret sejumlah media cetak nasional pada edisi 3 September 2018 atau satu hari setelah acara penutupan.
Halaman muka surat kabar khusus didedikasikan untuk mengapresiasi kesuksesan hajatan besar ini. Judul berita utama yang dipilih antara lain ”Indonesia Kalian Hebat” (Kompas), ”Indonesia, Kami Bangga” (Media Indonesia), ”Terima Kasih Indonesia” (Republika), dan ”Asian Games Kemenangan Besar Indonesia” (Koran Sindo). Koran Tempo bahkan dengan percaya diri menilai kesuksesan Asian Games memberikan kesempatan kepada Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Namun, pada hari-hari berikutnya, pelemahan nilai tukar rupiah membawa awan kelabu bagi Indonesia yang baru saja bergembira dan penuh optimisme. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terperosok semakin dalam menjadi Rp 14.767 pada Senin (3/9/2018). Penyebab kondisi ini dianalisis karena faktor global, yakni sistem perbankan dan perang dagang. Dorongan kuat untuk segera mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah disuarakan surat kabar nasional sejak Agustus dan menjadi lebih kencang sejak minggu kedua bulan September 2018.
Kompas (4/9/2018) mengamati pentingnya gerak cepat pemerintah menghadapi pelemahan rupiah. Kendati disebabkan faktor eksternal, yakni rencana bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga acuan dan rencana AS menerapkan kenaikan tarif impor lagi terhadap China, membuat berbagai pihak berspekulasi. Sentimen negatif bertambah dengan krisis keuangan di Argentina dan Turki yang dikhawatirkan pelaku pasar merambat ke negara-negara berkembang lainnya. Pemberitaan di sejumlah surat kabar lainnya juga mendorong penguatan fundamental ekonomi disertai dukungan semangat bahwa pemerintah masih kuat menghadapi turbulensi.
Pilpres 2019
Pemberitaan terkait Pilpres 2019 yang kembali ramai di minggu kedua hingga bulan berakhir mampu mengganti agenda media yang sebelumnya fokus pada pelemahan nilai tukar rupiah. Beragam peristiwa politik yang mengikuti tahapan pemilu menarik perhatian. Mulai dari ajakan untuk menjalani masa kampanye dengan semangat persahabatan, sikap Partai Demokrat yang memberikan izin kepada kader partainya untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, pemilih ganda, deklarasi damai pasangan calon presiden, hingga keputusan keluarga Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memberikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Sikap Partai demokrat yang mengizinkan kadernya mendukung pasangan Jokowi-Amin menjadi sorotan tersendiri. Sikap seperti ini justru melahirkan tudingan bahwa mereka melakukan politik ”dua kaki”, di satu sisi bergabung dengan koalisi Prabowo, tetapi di sisi lain ”membiarkan” sebagian kadernya mendukung Jokowi-Amin (Indopos, 13/9/2018). Selain sikap Partai Demokrat tersebut, pilihan keluarga Gus Dur memberikan dukungan politik kepada pasangan Jokowi-Amin juga sempat menjadi berita utama surat kabar.
Pawai kampanye damai Pemilu 2019 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018), yang resmi dibuka pun muncul di halaman muka berbagai surat kabar. Momen langka di mana kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden hadir untuk melakukan deklarasi damai membawa suasana yang menenangkan. Harian Kompas, Media Indonesia, Republika, dan Koran Sindo pada edisi 24 September 2018 mendedikasikan halaman mukanya untuk memanggungkan tahapan pemilu yang bernilai simbolis bagi kedamaian dalam laga Pilpres 2019. Deklarasi Damai menjadi momen janji bagi peserta pemilu melakukan kompetisi dengan tertib dan damai, terutama menjauhi politik uang, SARA, dan penggunaan kabar bohong (hoaks).
Gempa dan tsunami
Di tengah arah atensi pada politik, pada pengujung bulan tiba-tiba publik dikagetkan dengan gempa dan tsunami yang menimpa Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong (Sulawesi Tengah) dan Mamuju (Sulawesi Barat). Agenda pemberitaan keenam surat kabar nasional sontak berpindah mengabarkan berita duka dari Pulau Sulawesi ini.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang pantai utara Pulau Sulawesi pada 28 September 2018 menyebabkan ribuan korban jiwa dan kerusakan yang luar biasa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal mencapai 1.407 orang. Korban meninggal tercatat dari beberapa wilayah, mulai dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, hingga Parigi Moutong. Korban kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa ataupun terseret arus ketika tsunami.
Kabar sedih dari Sulawesi Tengah tersebut kembali membawa awan mendung dan menjadi pusat perhatian publik akibat korban jiwa dan kerusakan yang ditimbulkan sangat besar. Proses evakuasi masih berlangsung hingga memasuki Oktober. Pemulihan korban dan wilayah masih akan berlangsung berbulan-bulan, bahkan beberapa tahun ke depan.
Peristiwa yang bergantian muncul sepanjang September lalu membuat perhatian media berpindah-pindah. Khalayak disajikan berita dan informasi yang sangat dinamis dari Asian Games yang membawa optimisme hingga gempa Palu dan Donggala yang menguras empati. Kedua peristiwa tersebut sama-sama mengingatkan bangsa ini untuk bersatu di tengah agenda politik pemilihan para pemimpin negara yang masih panjang. (Susanti Agustina S/Litbang Kompas)