Hidup dalam Bayang-bayang Badai
Tiga tahun kemudian, warga Louisiana, Mississippi, Alabama, dan Texas mengungsi menjauhi kawasan pesisir Teluk Meksiko untuk menyelamatkan diri dari topan Gustav. Sebanyak 100 jiwa menjadi korban di kawasan cekungan Teluk Meksiko tersebut.
Kawasan Teluk Meksiko mencatat sejumlah serangan badai tropis atau topan dengan berbagai kategori sejak tahun 1851. Itu pun setelah amukan alam ini dicatat secara rinci oleh Pusat Topan Nasional AS.
Dari catatan yang ada, sedikitnya sekali dalam satu tahun kawasan Teluk Meksiko dihantam badai atau topan.
Semua badai pada umumnya berlangsung pada musim panas atau pertengahan tahun. Suhu udara yang berbeda di Samudra Atlantik sebelah timur menyebabkan terjadi angin yang kemudian terus bergerak ke arah timur dengan kekuatan embusan pasang surut, kadang melemah, tetapi lebih banyak menguat menjadi topan.
Angin topan atau hurricane sebenarnya memiliki nama siklon tropis. Sistem itu lahir di daerah tropis yang dikenal sebagai intertropical convergence zone (ITCZ), suatu wilayah yang terbentuk akibat naiknya udara hangat dan lembab.
Istilah siklon menunjukkan gerak topan yang melingkar. Di belahan bumi utara dia berputar berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan berputar searah jarum jam. Putaran siklon tersebut antara lain dipengaruhi oleh gaya yang muncul akibat rotasi bumi sehingga topan pada umumnya jarang muncul di daerah di bawah lintang 5 derajat.
Selain karena embusan angin yang demikian kencang, ancaman lainnya adalah terjangan gelombang pasang raksasa yang disebabkan oleh tiupan angin tadi. Saat topan Katrina, kekuatan angin hanya masuk dalam kategori 3. Namun, gelombang pasang yang datang lebih dari 8 meter.
Tahun ini, badai Michael yang terbentuk di perairan Atlantik ini menghantam wilayah pesisir Florida pada 10 Oktober 2018. Bulan lalu, daratan Amerika diterjang oleh badai Florence. Badai kategori 4 ini membawa hujan lebat dan menyebabkan kerusakan serta banjir di wilayah Carolina.
Badai Michael disebut-sebut sebagai salah satu bencana mematikan tahun ini. Koran harian di Amerika Serikat edisi 12 Oktober 2018 memberitakan kondisi porak poranda sejumlah wilayah akibat terjangan badai kategori 5 tersebut. ”Absolute Monster’ Leaves Splintered Path of Havoc” tulis The New York Times pada judul berita utamanya.
The Washington Post mengangkat judul berita utama ”Michael Leaves Trail of Ruins in Fla (Florida)”. Koran harian USA Today menuliskan peristiwa badai yang meluluhlantakkan Florida dengan judul ”It Looks Like a Bomb Went Off”.
Badai Michael sedikitnya merenggut 16 korban jiwa di Amerika Serikat. Di wilayah lain, badai dengan kecepatan lebih dari 250 kilometer per jam ini menelan 13 korban jiwa di Amerika Tengah. Enam korban di Honduras, empat orang di Nikaragua, dan tiga orang di El Savador.
Korban di Amerika Serikat berjatuhan di beberapa wilayah negara bagian. Pihak berwenang di Virginia mengatakan bahwa setidaknya lima orang meninggal. Korban berpotensi akan terus bertambah seiring tindakan pencarian dan penyelamatan oleh Garda Nasional dan tim pencari. Fasilitas medis di Florida lumpuh, pasien dievakuasi dan rumah sakit tidak melayani pelayanan medis secara optimal.
Selain korban jiwa dan luka, badai yang menyapu wilayah Florida, Alabama, dan Georgia ini mengakibatkan setidaknya 1 juta warga tidak mendapatkan listrik. Badai begitu dahsyat, pohon patah bagaikan sebatang pensil, empasan air menyeruak dan menyebabkan longsor serta meruntuhkan tanah di pesisir Florida.
Badai Michael mengempaskan segala benda yang ada di daratan dan pesisir. Kapal cepat dan perahu di pelabuhan berhamburan ke daratan bagaikan debu yang tertiup angin.
Sebagian permukiman rata dengan tanah, diperkirakan masih ada korban di reruntuhan. Hamparan puing-puing menjadi tapak jejak adai Michael, persis seperti judul berita utama The Washington Post, ”Michael Leaves Trail of Ruins in Fla”.
Perkiraan kerugian akibat badai Michael senilai 4,5 miliar dollar AS. Perhitungan biaya terutama untuk membangun ulang perumahan, fasilitas publik, dan instalasi pendukungnya.
Nilai kerugian tersebut belum termasuk yang disebabkan oleh banjir dan terendamnya lahan tempat tinggal warga. Pemerintah Amerika perlu menyediakan dana relokasi untuk memindahkan warga yang tempat tinggalnya terendam air.
Badai akan terus menjadi bayang-bayang kecemasan warga pesisir timur AS. Mitigasi badai menjadi prioritas utama untuk menekan dampak buruk angin topan. Salah satu periode badai di AS adalah tahun 2011. Tercatat 1.894 tornado menewaskan 550 jiwa dengan kerugian materi 28,7 miliar dollar AS.
Kejadian tornado pada masa tersebut di atas normal, di antaranya disebabkan melimpahnya suplai uap air dan iklim hangat. Saat itu, Pusat Perkiraan Badai AS menerima 311 laporan cuaca buruk, termasuk 48 tornado mematikan, yang di antaranya menerjang Kansas, Nebraska, Illinois, Indiana, Missouri, Tennessee, dan Kentucky.
Teknologi satelit Badan Kelautan dan Atmosfer AS atau NOAA dapat menangkap fenomena aliran udara dingin dari Kanada bercampur angin yang hangat serta udara basah dari Teluk Meksiko. Intensitas tinggi pertemuan dua massa udara itu menghasilkan cuaca buruk, hujan es, angin kencang, dan tornado.
Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk mengirimkan sinyal bahaya bagi penduduk yang berpotensi terdampak badai. Ini perlu dilakukan mengingat korban angin topan yang tidak bisa dianggap remeh. Dalam prediksi NOAA, badai mengancam 162 juta jiwa atau 56 persen populasi di AS. (LITBANG KOMPAS)