Banten dalam Pemilu Presiden 2014 lalu, menjadi salah satu provinsi yang menjadi basis pendukung Prabowo Subianto. Namun dalam Pemilu Presiden 2019, peta konfigurasi dukungan bisa saja berubah. Hasil survei terbaru menunjukkan, proporsi dukungan yang ia raih kini terbilang sama besar dengan penantangnya, Presiden Joko Widodo.
Pada Pemilu Presiden 2014 lalu, sekitar 57,1 persen suara di Banten dikuasai Prabowo Subianto bersama pasangannya, Hatta Rajasa. Penguasaannya terbilang masif. Dari delapan kabupaten dan kota di Provinsi Banten, hanya kota Tangerang Selatan yang dimenangkan oleh pesaingnya saat itu, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Proporsi kekalahannya di Tangerang Selatan pun terbilang tipis, hanya berselisih sekitar 3,3 persen saja. Sebaliknya di kota dan kabupaten Tangerang, Serang, Cilegon, Lebak, dan Pandeglang, Prabowo mampu unggul di atas 10 persen suara.
Namun kali ini, pertarungan politik di antara kedua sosok tersebut diprediksi menjadi semakin kompetitif di Banten. Presiden Joko Widodo, sudah barang tentu juga berupaya menguasai Banten. Terlebih, kali ini ia berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin, ulama kelahiran Tangerang, Banten.
Hasil survei Kompas terbaru menguatkan persaingan sengit di antara kedua pasangan calon presiden tersebut. Prabowo yang kali ini berpasangan dengan Sandiaga Uno, penguasaan dukungan politiknya semakin tertekan di Banten. Hasil survei menunjukkan, proporsi pendukung Prabowo-Sandi mencapai 39,3 persen. Proporsi dukungan sebesar itu masih terbilang sama kuat dengan proporsi dukungan yang diperoleh Jokowi-Ma’ruf (39,5 persen).
Dengan kedudukannya di Banten sebagai pemenang pada Pemilu 2014 lalu, kondisi saat ini tentu saja mengkhawatirkan bagi Prabowo. Bagaimana tidak, proporsi pendukungnya saat ini masih terpaut 17,8 persen dari yang ia dapatkan pada 2014 lalu. Sebaliknya, pasangan Jokowi-Ma’ruf, sudah hampir menyamai proporsi dukungan pada Pemilu 2014 lalu. Di luar dukungan pada kedua pasangan tersebut, masih tersisa sekitar 21,3 persen para pemilih yang belum menyatakan dukungan (Grafik 1).
Apabila ditelusuri lebih jauh, Jokowi-Ma’ruf mulai mengambil alih wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi basis dukungan Prabowo. Wilayah kabupaten dan kota dalam kawasan Tangerang Raya, yang dapat dikategorikan sebagai kawasan seputar pusat pemerintahan negara (DKI Jakarta), Jokowi-Ma’ruf menguasai 43,2 persen dukungan. Di kawasan Banten Utara, seperti Serang dan Cilegon, jika sebelumnya menjadi basis kuat dukungan Prabowo, kini justru terkuasai Jokowi-Ma’ruf. Kawasan utara yang dipadati oleh aktivitas ekonomi industrial tersebut, Prabowo-Sandi didukung oleh 29,5 persen responden.
Satu-satunya kawasan yang masih lebih banyak memberikan dukungan pada Prabowo-Sandi di wilayah seputaran Banten Selatan. Pada wilayah seputaran Kabupaten Lebak dan Pandeglang, yang cenderung bertitik tolak pada kegiatan ekonomi tradisional agraris tersebut, Prabowo-Sandi menguasai hingga 45,7 persen (Grafik 2).
Dengan konfigurasi politik dukungan yang terbentuk saat ini, jelas menunjukkan peta persaingan politik di Banten yang sangat kompetitif. Bagi para pemilih Banten, pertarungan politik jelang Pemilu 2019 kali ini membuka ruang baru kontestasi yang tidak dapat disamakan dengan keputusan politik mereka di tahun 2014 lalu.
Semua tercermin dalam pilihan sosok calon presiden dan juga besaran responden yang hingga kini masih belum menentukan pilihannya. Dibandingkan dengan wilayah provinsi lainnya yang menjadi lokasi penelitian, di Banten jumlah yang belum menentukan pilihan tergolong besar, sebanyak 21,3 persen. Tertinggi berada di kawasan utara Banten, tercatat sebanyak hampir sepertiga bagian yang belum menentukan pilihannya. Kecenderungan adanya “kebimbangan” para pemilih dalam memastikan pilihannya tampaknya berkaitan dengan kalkulasi subyektif yang mereka lakukan terhadap pilihan sebelumnya dan kondisi realitas obyektif yang mereka hadapi.
Persoalannya, kepada pasangan calon presiden mana pilihan akan dijatuhkan kelak?
Sosok Joko Widodo, sebagai Presiden yang sudah memerintah selama empat tahun, tampaknya di Banten belum banyak memberikan bobot baru yang menjadi dasar dalam penilaian politik mereka mereka. Gambaran semacam itu terlihat dari berbagai penilaian mereka terhadap kinerja pemerintahan kurun waktu empat tahun terakhir.
Dibandingkan dengan provinsi lain, ataupun umumnya secara nasional yang lebih banyak menyatakan kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo, di Banten justru sebaliknya. Sebanyak 56,8 persen menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintahan. Jika dielaborasi, tingkat ketidakpuasan terjadi pada sebagian besar persoalan, baik ekonomi, sosial serta penegakan hukum. Khusus terhadap politik dan keamanan, lebih banyak responden yang menyatakan rasa puas (Tabel 3).
Dari sisi wilayah, sekalipun besar-kecilnya derajat apresiasi terhadap kinerja pemerintahan tidak merata, masih terlalu besarnya penilaian responden yang menyatakan tidak puas mengindikasikan potensi terbukanya ruang yang lebih besar bagi pasangan Prabowo-Sandi dalam mengkonsolidasikan kekuatan dukungan politiknya di Banten (Tabel 4).
Namun pada sisi lain, hasil survei juga menunjukkan penilaian terhadap kinerja pemerintahan berkaitan dengan latar belakang dukungan politik masing-masing responden. Bagi para pendukung Prabowo-Sandi, tampak sangat signifikan tingkat ketidakpuasan yang diekspresikan. Sebaliknya, bagi para pendukung Jokowi-Ma’ruf, mayoritas menganggap puas hasil kinerja pemerintah di setiap bidang persoalan.
Perbedaan-perbedaan pola penyikapan di antara para pendukung juga tampak dalam karakteristik lainnya. Terkait dengan derajat loyalitas dukungan dari masing-masing pendukung calon presiden, misalnya, juga tampak berbeda. Dalam persoalan ini, dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf relatif lebih solid dibandingkan dengan para pendukung Prabowo-Sandi.
Di kawasan Tangerang Raya, misalnya, sebanyak 70,4 persen pendukung Jokowi-Ma’ruf menyatakan tidak akan berganti pilihan. Proporsi demikian relatif lebih tinggi dibandingkan dengan loyalitas para pendukung Prabowo-Sandi (63,8 persen). Kondisi yang relatif sama di kawasan utara Banten. Namun, di wilayah selatan Banten, justru loyalitas pendukung Jokowi-Ma’ruf kurang solid yang memungkinkan berganti pilihan.
Dengan berbagai pemaparan di atas, terlihat benar bahwa pertarungan politik di antara kedua pasangan tergolong sangat kompetitif dan masing-masing memiliki potensi yang besar dalam memperluas dukungan para pemilih. Pasangan Prabowo-Sandi, misalnya, masih memiliki peluang yang cukup lebar dalam mengkonsolidasikan para pendukung lama, terutama di kawasan Tangerang Raya dan utara Banten, yang hingga kini masih belum bersikap.
Sebaliknya, pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan modal loyalitas para pemilihnya yang semakin solid, juga memiliki peluang memperluas dukungan di wilayah-wilayah yang masih tinggi pemilih mengambang dan bahkan terhadap para pemilih Prabowo-Sandi yang tergolong kurang loyal (Bersambung). (BESTIAN NAINGGOLAN/LITBANG KOMPAS).