Peluang Ekonomi di Halaman Depan
Tema ekonomi tercatat paling banyak dijadikan berita utama sepanjang November 2018. Peluang di era digital, investasi, dan pembiayaan infrastruktur dikedepankan. Meski demikian, tema ini tidak mendominasi agenda suratkabar nasional di bulan tersebut.
Dari 152 berita utama di halaman depan enam koran nasional yang diteliti, tema ekonomi menduduki peringkat teratas dengan 23,7 persen. Persentase ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan topik-topik teratas di bulan-bulan sebelumnya yang dapat mencapai lebih dari 30 persen.
Porsi yang relatif tidak besar tersebut membuat tema lain mendapatkan perhatian yang cukup sama. Tema bencana di urutan kedua mengambil porsi 19,1 persen dengan dominasi berita terkait kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610. Tema hukum di urutan ketiga dengan 14,5 persen, disusul kemudian dengan tema politik sebanyak 13,2 persen.
Tema ekonomi diangkat dalam kerangka pandang yang positif dengan menyoal peluang-peluang Indonesia dalam persaingan global. Tema ini diangkat oleh seluruh koran dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Koran Tempo, misalnya, mengulas peluang ekonomi dengan judul-judul seperti “Ladang Investasi Asing Diperluas” dan “Peluang Besar Ekonomi Digital”. Perhatian Koran Tempo di bidang ekonomi menjadi yang tertinggi di antara media lainnya.
Tidak berbeda dengan Koran Tempo, Koran Sindo juga menampilkan warna “ekonomi” yang cukup kental di bulan ini. Koran Sindo mengedepankan perkara pembiayaan di bidang infrastruktur, misalnya dengan judul “Pembangunan MRT hingga Ancol” dan menyoal ekonomi digital dengan “Mata Uang Digital di Depan Mata”.
Selain kedua media tersebut yang fokus pada pemberitaan ekonomi, empat media lainnya juga menyoroti tema ini meski dengan porsi yang sedikit. Kompas dan Media Indonesia mengangkat pembiayaan infrastruktur, sementara Republika menyorot ekonomi syariah dan Indopos masih fokus pada tren nilai Rupiah.
Presiden Joko Widodo dalam Kompas100 CEO Forum di Balai Sidang Jakarta pada 27 November 2018 menekankan agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang investasi yang semakin terbuka seiring minat investor memindahkan pabrik dan industri ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Peluang tersebut juga harus dibarengi dengan persiapan daya saing individu, sistem kerja, dan keterbukaan. Tidak terkecuali kesiapan infrastruktur untuk menyambut ekonomi global. (Kompas, 28/11/2018).
Bencana
Di peringkat kedua, bertengger fokus ulasan mengenai bencana (19,1 persen). Air mata duka atas jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP belum juga kering. Media masih menjadikan berita ini sebagai tajuk utama hingga November berakhir. Sebagai sebuah isu berita, kecelakaan pesawat Lion Air ini menduduki peringkat pertama. Isu ini terbit 25 kali (16,5 persen) sebagai berita utama halaman muka di seluruh surat kabar yang dipantau.
Kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP diberitakan pertama kali pada edisi 30 Oktober 2018 oleh keenam suratkabar nasional yang menjadi sampel penelitian. Pada minggu pertama bulan November, berita ini menjadi warna utama media cetak. Berita ini kemudian berakhir pada (30/11) di laman utama Republika dengan judul “Kemenhub Awasi Lion Air”.
Pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut jatuh di lepas pantai Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018. Pesawat ini hilang kontak dengan Air Traffic Control (ATC) di Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.33 WIB atau tiga belas menit setelah lepas landas. Pesawat tersebut mengangkut 181 orang dengan delapan awak.
Berdasarkan analisis sinyal data Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B), pesawat mulai menunjukkan masalah sekitar empat menit mengudara. Pesawat menurun tajam namun kecepatannya meninggi. Kecepatan pesawat pada bagian akhir lebih dari 370 knot atau 685 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut, ketika membentur air, efeknya sama saja seperti membentur permukaan padat (Kompas, 6/11/2018).
Pencarian korban dimulai di hari jatuhnya pesawat hingga berakhir pada Sabtu (10/11/2018). Kantong jenazah yang diterima RS Polri mencapai 195 kantong. Sementara tim Disaster Victim Identification Polri sudah berhasil mengidentifikasi 79 penumpang.
Indopos menjadi media yang paling banyak mengangkat perkembangan isu ini sebagai berita paling penting dalam delapan edisinya. Secara khusus, media ini mengulas sisi kemanusiaan dari kecelakaan tersebut, seperti keadaan keluarga korban dan evakuasi korban. Misalnya dengan judul seperti “Kita Rasakan Kesedihan Mereka”.
Dengan porsi yang lebih sedikit suratkabar lainnya mengangkat angle berita yang berbeda. Media Indonesia mengulas sisi manajemen Lion Air dalam berita berjudul “Usut Manajemen Lion Air”. Kompas dan Republika menyorot aspek yang sama yaitu perihal pencarian badan pesawat dan korban. Masing-masing memberitakan dengan tone positif dan mengulas status pencarian korban dan puing-puing pesawat. Sementara Koran Sindo dan Koran Tempo lebih fokus pada penyebab jatuhnya pesawat, standar keamanan, dan kerusakan pesawat.
Jelang Pemilu 2019
Selain menyoroti musibah jatuhnya pesawat Lion Air, empat dari enam media cetak nasional ini kembali menaikkan berita terkait Pemilihan Umum pada 2019 mendatang. Isu ini berada di peringkat kedua dengan proporsi sebanyak 11 kali terbit (7,2 persen). Media Indonesia paling banyak memberi tempat untuk isu tersebut.
Serba-serbi menjelang Pemilu 2019 mulai merajai pemberitaan sejak Juli lalu. Topik ini pada Juli mencapai 34,3 persen dari seluruh berita utama di halaman depan. Jumlah ini menjadi yang tertinggi hingga akhir November.
Pada Agustus, topik yang sama terbit dengan proporsi 26,5 persen dan berada diurutan kedua setelah pemberitaan tentang Asian Games. Gegap gempita “Energi Asia” saat itu mampu menggeser isu-isu terkait Pemilu, bahkan tema politik secara umum.
Di bulan September, Pemilu 2019 kembali menjadi sorotan kembali. Dengan proporsi 14,5 persen, topik ini merajai tangga isu. Meskipun berada di urutan teratas, persentasenya terbilang kecil. Hal ini disebabkan oleh tersebarnya perhatian media pada kasus-kasus lain seperti nilai tukar yang melemah dan kasus-kasus korupsi.
Di bulan Oktober, jelang Pemilu 2019 sama sekali tidak masuk dalam 10 besar. Di bulan ini, media masa bergelimang kabar duka. Gempa di Palu, Sulawesi Tengah dan jatuhnya pesawat Lion Air di penghujung bulan memenuhi halaman muka surat kabar menggeser berita pencapresan.
Di November, pemberitaan menjelang pemilu kembali disorot. Berita tentang Pilpres diinisiasi oleh Media Indoenesia dengan kembali menempatkan persoalan Pemilu di halaman muka. Misalnya pada edisi 8 November 2018 dengan judul “Kampanye Jemput Bola Tentukan Kemenangan”. Disusul dengan Koran Tempo dengan “Jokowi-Prabowo Berebut Tokoh Islam” (12/11).
Kompas menyusul di pertengahan November (15/11) dengan judul “Program Antikorupsi menjadi Jualan”. Sementara Indopos yang fokus pada pemberitaan bencana, baru menempatkan berita politik jelang Pemilu 2019 pada penghujung bulan (26/11) dengan “Antara Menghina atau Mengkritik”.
Korupsi dengan 5,9 persen dari seluruh headline menjadi topik di urutan ketiga. Mental korup yang melekat pada pejabat publik dan calon wakil rakyat ini diangkat Media Indonesia, Koran Tempo, dan Kompas.
Selain sejumlah isu dan tema berita yang berulang muncul di halaman muka, isu baru yang meski mendapat porsi lebih sedikit namun bernilai berita tinggi mengemuka bulan ini. Tema lingkungan terkait sampah plastik muncul diperingkat kelima dengan 4,6 persen. Meskipun kecil, tema ini mendapatkan tempat di hati media. Masih lekat diingatan, pada Senin (19/11/2018) lalu, paus jenis Sperm Whale mati terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dalam perut paus ditemukan sampah plastik dengan berat kira-kira 5,9 kilogram. Sampah tersebut diduga sebagai penyebab kematian paus karena plastik tidak dapat dicerna tubuh.
Topik ini menjadi sorotan utama Republika yang secara khusus menyoal darurat limbah plastik yang menyemari lingkungan dan langkah pemerintah dalam menegakkan aturan. Topik mengenai lingkungan ini pun dianggap penting oleh Kompas dan Indopos yang masing-masing sekali menjadikannya berita utama. (Arita Nugraheni/Litbang Kompas)