Jokowi-Ma’ruf Menangi Suara Kaum Milenial
Sepak terjang, perilaku, dan berbagai ekspresi generasi milenial saat ini selalu menjadi sorotan publik. Pun demikian dengan ekspresi dan persepsi mereka dalam bidang politik. Menjelang pemilu presiden dan legislatif yang akan berlangsung tahun depan, terlihat berbagai upaya dilancarkan para kandidat untuk menarik perhatian kalangan milenial.
Saat ini, kandidat presiden-wakil presiden ataupun para calon anggota legislatif gencar menggiring suara kalangan milenial jelang pemilu April 2019. Menjelang pesta demokrasi, yakni Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019, ke mana arah dukungan kaum milenial, yang dalam survei Litbang Kompas proporsinya sekitar 30 persen, sangat menarik untuk disimak lebih lanjut.
Terlihat berbagai upaya dilancarkan para kandidat untuk menarik perhatian kaum milenial.
Survei Litbang Kompas yang dilangsungkan pada 24 September-5 Oktober 2018 memetakan preferensi politik generasi ini per wilayah atau gugusan pulau-pulau besar di Indonesia. Dalam survei tersebut, sebanyak 357 responden generasi milenial atau 30 persen dari total seluruh responden yang berjumlah 1.200 berhasil diwawancarai di 34 provinsi di Indonesia.
Dalam jajak pendapat ini, responden dibagi dalam enam kelompok pulau, yakni kelompok Pulau Sumatera, kelompok Jawa, kelompok Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, kelompok Kalimantan, kelompok Sulawesi, serta kelompok Maluku-Papua.
Dilihat dari segi proporsi, jumlah responden setiap kelompok terdiri dari, Sumatera 25 persen; Jawa 50 persen; Bali, NTB, NTT 5,8 persen; Kalimantan 8,9 persen; Sulawesi 7,3 persen; dan Maluku-Papua sebesar 3,1 persen.
Seperti pada komposisi penduduk secara keseluruhan, Pulau Jawa dan Sumatera masih terindikasi mendominasi proporsi kalangan milenial di Indonesia. Tanpa menafikan kaum milenial di pulau-pulau lain, persepsi, preferensi, ataupun opini di kalangan milenial di Jawa dan Sumatera menjadi sangat penting karena mewakili mayoritas atau setidaknya 70 persen kalangan milenial di negeri ini.
Jokowi-Ma’ruf diunggulkan
Bagaimana peta preferensi politik kalangan milenial berdasarkan domisili mereka, dan apakah kaum milenial di Pulau Jawa berbeda preferensi politiknya dengan kaum milenial di luar Jawa?
Hasil survei menunjukkan, jika pemilu presiden dilakukan pada saat survei, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menjadi pilihan kaum milenial. Namun, ada perkecualian pada responden milenial yang domisilinya masuk kelompok responden yang tinggal Pulau Sumatera.
Jika pemilu presiden dilakukan saat survei, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menjadi pilihan kaum milenial.
Di Pulau Jawa, responden milenial yang memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf mencapai proporsi sekitar 48 persen, sementara yang memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih kurang 36 persen. Di Bali, NTB, dan NTT, pasangan Jokowi-Ma’ruf dipilih oleh 44 persen kaum milenial, mengungguli pasangan Prabowo-Sandi yang dipilih lebih kurang 31 persen responden milenial.
Pun demikian dengan milenial di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, yakni pasangan Jokowi-Ma’ruf berturut-turut dipilih oleh sekitar 56 persen, 39 persen, dan 71 persen responden milenial, mengungguli pasangan Prabowo-Sandi.
Namun, fenomena berbeda tampak pada responden milenial yang domisilinya masuk kelompok Pulau Sumatera. Prabowo-Sandi justru unggul dibandingkan Jokowi-Ma’ruf dengan persentase sekitar 50 persen dibanding 25 persen. Responden milenial di Sumatera yang memilih Jokowi-Ma’ruf hanya setengah dari responden milenial yang memilih Prabowo-Sandi.
Dalam survei ini, responden juga ditanya mengenai pasangan presiden-wakil presiden pilihan pada Pemilu 2014. Hasilnya, ternyata terdapat sedikit perbedaan dengan pilihan saat dilangsungkan survei. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di semua kelompok pulau, termasuk Sumatera.
Responden milenial di Sumatera pada Pemilu 2014 sebagian besar (39 persen) memilih Jokowi-Kalla, sementara yang memilih Prabowo-Hatta lebih rendah, sebesar 32 persen. Artinya, hal ini berbalik dengan situasi saat ini ketika responden milenial pemilih pasangan Prabowo-Sandi jauh mengungguli pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan perbandingan 2 banding 1 atau 50 persen banding 25 persen.
Tak hanya dalam hal pasangan presiden-wakil presiden, Prabowo juga diunggulkan oleh kaum milenial di Sumatera dalam kandidat presiden (kuesioner tanpa digabung dengan wakil presiden) dengan proporsi yang tidak berbeda. Responden milenial di Sumatera sebagian besar (50 persen) memilih Prabowo sebagai presiden pilihan, sementara yang memilih Jokowi sekitar 25 persen.
Bisa dikatakan, sosok calon wakil presiden tidak begitu berpengaruh terhadap pilihan kaum milenial. Fenomena ini juga terjadi di pulau-pulau lain di luar Sumatera. Di Jawa, misalnya, responden milenial pemilih Jokowi sebanyak 48 persen dan mereka yang memilih Prabowo sebagai kandidat presiden sebesar 35 persen. Proporsi tersebut mendekati kaum milenial pemilih pasangan Jokowi-Ma’ruf yang sebesar 48 persen, sementara yang memilih pasangan Prabowo-Sandi sebanyak 36 persen.
Optimistis makin baik
Hal yang menarik dari persepsi kalangan milenial di Sumatera ini adalah kendati sebagian besar dari mereka memilih Prabowo-Sandi sebagai presiden-wakil presiden pilihan, sebagian besar kaum milenial masih yakin, siapa pun presiden-wakil presiden yang terpilih nanti akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Hanya saja, persentase kaum milenial di Sumatera yang yakin pada pasangan Prabowo-Sandi lebih tinggi dibandingkan pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan proporsi 97 persen dibanding 83 persen.
Sama halnya dengan generasi milenial di pulau-pulau lain di Indonesia, kalangan milenial di Sumatera optimistis kondisi bangsa, baik di bidang politik, hukum, dan keamanan (polhukam), ekonomi, maupun sosial, ke depan akan menjadi lebih baik daripada sekarang.
Di bidang ekonomi, misalnya, tak kurang dari 77 persen responden milenial di Sumatera yakin dan sangat yakin bahwa ke depan kondisi ekonomi akan menjadi lebih baik. Bahkan, untuk bidang polhukam, sekitar 83 persen responden yakin dan sangat yakin ke depan kondisinya akan menjadi semakin baik.
Kendati mayoritas responden milenial yakin kondisi bangsa akan menjadi semakin baik, mereka cukup kritis menilai kinerja pemerintahan saat ini. Ketidakpuasan kalangan milenial terhadap kinerja pemerintah terutama dalam isu-isu ekonomi, antara lain kinerja pemerintah dalam mengendalikan harga barang dan jasa serta mengatasi pengangguran.
Rendahnya elektabilitas Jokowi di mata kaum milenial Sumatera bisa jadi salah satunya karena ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi sebagai petahana selama ini. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat ketidakpuasan kaum milenial di Sumatera terutama di bidang ekonomi.
Tingkat ketidakpuasan kaum milenial di Sumatera terutama di bidang ekonomi.
Dalam soal mengendalikan harga barang dan jasa, tak kurang dari 74 persen responden milenial tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Kalla. Apabila dibandingkan dengan tingkat ketidakpuasan milenial di pulau-pulau lain, responden milenial Sumatera paling tinggi tingkat ketidakpuasannya. Sebagai perbandingan, responden milenial di Jawa yang tidak puas sebanyak 63 persen, Sulawesi sebanyak 54 persen, sedangkan Bali dan Nusa Tenggara hanya 35 persen.
Paparan di atas menunjukkan peta kekuatan kalangan milenial masing-masing calon presiden-wakil presiden, yakni Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, saat ini. Pasangan nomor urut 01 berjaya di Pulau Jawa dan pulau-pulau lain kecuali Sumatera. Sementara pasangan nomor urut 02, yakni Prabowo-Sandi, kuat di Sumatera.
Hal ini tentunya akan menjadi referensi kedua pasangan calon untuk memanfaatkan waktu lebih kurang empat bulan ini menjelang pemilu April 2019 untuk berupaya dengan berbagai pendekatan yang tepat sehingga sebanyak mungkin dapat menggaet pemilih milenial, terutama pemilih pemula. (LITBANG KOMPAS)