Inspirasi dari Selebrasi Kota Cerdas
Selebrasi kota cerdas sudah banyak bermunculan, baik di tingkat global, regional dan bahkan diselenggarakan di level antar kota dalam satu negara. Ajang penghargaan ini rupanya dijadikan bentuk apresiasi bagi aktor-aktor yang berperan signifikan mewujudkan kota cerdas. Bagi pihak lain, acara-acara semacam ini menjadi pelajaran penting sekaligus inspirasi. Mereka bisa memilih, contoh mana yang akan diikuti sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi di daerahnya.
Peraih penghargaan pun bukan terbatas kota. Muncul penghargaan untuk lembaga yang turut mendorong dan mengimplementasikan ide kota cerdas. Perlu keberadaan institusi publik, akademisi, perusahaan swasta, dan masyarakat yang bekerja sama untuk bisa menerapkan kota cerdas.
Barcelona Sebagai Acuan
Barcelona di Spanyol telah diangap sebagai acuan global bagi kota-kota lainnya. Resepnya, kota ini telah memanfaatkan teknologi untuk mendukung inovasi dari waktu ke waktu. Teknologi telah memfasilitasi evolusi Barcelona yang awalnya hanya mengedepankan layanan publik yang fleksibel dan efisien kini melangkah lebih maju. Kota ini menjadi lebih inklusif, produktif, mandiri, inovatif, dan serta berorientasi pada masyarakat.
Resepnya, kota ini (Barcelona) telah memanfaatkan teknologi untuk mendukung inovasi dari waktu ke waktu.
Kota ini juga punya perhelatan besar yang menjadi agenda tahunan. Pada tahun 2011, The Smart City Expo and World Congress (SCEWC) diselenggarakan pertama kali untuk mempromosikan Barcelona menjadi referensi dunia. Sebanyak 367 pembicara dan utusan dari 51 negara hadir untuk bertukar gagasan. Tahun-tahun selanjutnya, jumlah pengunjung dan pembicara terus meningkat.
Bulan November 2018 lalu, sudah terselenggara SCEWC ke-8. Selama tiga hari, lima isu terkait transformasi digital, lingkungan, mobilitas, tata kelola dan keuangan, serta inklusivitas dibahas. Tak kurang 844 pameran dari 146 negara dan lebih dari 700 kota berpartisipasi selama tiga hari. Lebih dari 400 pembicara membagikan idenya terkait pembangunan kota. Tahun ini, jumlah pengunjung mencapai 21.331 orang, meningkat 13,7 persen dari tahun sebelumnya.
Pemenangnya pun merasakan gengsi yang luar biasa. Mereka diseleksi secara ketat dari ratusan proposal yang masuk dari berbagai negara. Penghargaan utama diberikan untuk yang berhasil mengembangkan strategi global dengan menggabungkan proyek, inisiasi, dan implementasi kebijakan kepada masyarakat. Smart Nation and Digital Government Group (SNDGG), Singapura meraih penghargaan tersebut. Selain penghargaan utama, enam penghargaan lainnya diberikan untuk setiap kategori isu.
Perusahaan Indonesia Unggul
Pada awal Oktober lalu, The World Smart Cities Organization (WSCO) menyelenggarakan penghargaan terkait kota cerdas di tingkat internasional di London. Tujuan pemberian apresiasi ini adalah untuk mencari proyek kota cerdas dan ahli terbaik. Penilaiannya meliputi analisis proyek, kemudian diintegrasikan sebagai proyek ke depan yang direkomendasikan.
Teknologi asal Indonesia, Qlue berhasil menjuarai kategori best mobility dalam ajang tersebut. Perusahaan penyedia solusi kota cerdas ini berhasil mengalahkan 300 kompetitor lainnya dari berbagai penjuru dunia. Penghargaan diberikan atas kesuksesannya mentransformasi layanan publik DKI Jakarta. Qlue dinilai berhasil mengurangi 94 persen titik banjir. Perusahaan ini juga dinilai meningkatkan performa pemerintahan sebesar 61,4 persen serta menaikkan 47 persen kepercayaan publik kepada pemerintah.
Penghargaan diberikan atas kesuksesan Qlue mentransformasi layanan publik DKI Jakarta.
Regional Tak Mau Kalah
Pada tingkat regional, muncul kompetisi untuk mewujudkan kota cerdas. Di Amerika Latin misalnya, muncul penghargaan "LATAM Smart City Awards". Untuk mendapatkan pemenangnya, lebih dari 60 inisiasi yang diseleksi untuk mengembangkan dan mentransformasi Amerika Latin. Proses seleksi hingga pemberian penghargaan berlangsung selama empat bulan dari Mei hingga September 2018. Para pemenang dipilih berdasarkan kategori, yaitu digital transformation, urban development and mobility, equity and collaborative society, dan city prize.
Ada pula "Smart City Asia Pacifics Awards" (SCAPA) yang mencari proyek terbaik terkait kota cerdas di wilayah Asia Pasifik. SCAPA didirikan oleh International Data Corporation (IDC). Fokus penghargaan SCAPA pada penggunaan teknologi dan inovasi untuk membuat kota lebih layak huni dan memiliki peluang ekonomi. IDC mengumumkan 19 dari 148 proyek kota cerdas yang memenangkan SCAPA 2018 pada 12 kategori. China, Taiwan, Singapura, dan Thailand banyak mendapatkan penghargaan.
Kompetisi Level Nasional
Penghargaan kota cerdas juga muncul di beberapa negara. Di India ada "Smart Cities Award", yaitu penghargaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ajang ini baru empat kali diadakan di India untuk mendorong individu melakukan pengembangan 100 kota cerdas dan peremajaan 500 kota di India. Pada 2018, sudah ada 17 kategori penghargaan yang diumumkan. Rencananya, penghargaan akan bertambah menjadi 22 kategori pada tahun 2019 yang akan digelar pada tanggal 22-24 Mei.
Hongkong juga memiliki "Hong Kong Smart City Awards 2018". Penghargaan diberikan berdasarkan kategori blueprint yang baru dipublikasikan pada pertengahan 2017. Kategori tersebut yakni smart mobility, smart living, smart environment, smart people, smart government, dan smart economy. Kriteria penilaian dilihat dari lima faktor penting yaitu keuntungan dan dampak, fungsi, potensi pasar, kualitas, serta inovasi dan kreativitas.
Di Indonesia, pengukuran kecerdasan kota bermunculan. Salah satunya adalah penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 di Indonesia yang diselenggarakan oleh Harian Kompas. Dalam IKCI 2018, lingkaran kota cerdas yang terdiri dari enam dimensi dari Boyd Cohen digunakan. Keenam dimensi tersebut adalah lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Agar lebih sesuai dengan kondisi Indonesia, sejumlah pakar diminta memberi bobot dan nilai. Pengelompokkan kota sesuai dengan jumlah penduduk juga dilakukan supaya kompetisi dapat lebih adil.
Salah satunya adalah penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 di Indonesia yang diselenggarakan oleh Harian Kompas.
Hasilnya, Kota Surabaya unggul menempati urutan pertama untuk kota metropolitan dan Kota Denpasar untuk kota besar. Ranking pertama kota cerdas untuk kategori kota sedang diberikan kepada Kota Manado dan Kota Padang Panjang untuk kelompok kota kecil.
Keberadaan IKCI 2018 dan deretan pemenangnya ini diharapkan bisa menjadi inspirasi. Seperti halnya perayaan di tingkat global dan negara lainnya, apresiasi kepada pemenang dan hasil indeks ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran akan kendala dan potensi di wilayah perkotaan Indonesia. Seiring dengan peningkatan kesadaran, warga bersama aktor-aktor lain dapat bergerak memecahkan masalah bersama dan meningkatkan kualitas hidup mereka. (Wirdatul Aini/Litbang Kompas)