Inilah Modal Debat Dua Cawapres
Malam ini, 17 Maret 2019, bisa jadi akan menjadi momentum pembuktian kapasitas dua calon wakil presiden Indonesia. Tanpa para calon presidennya, Ma’ruf Amin dan Sandiaga S Uno akan berada di pusat perhatian sepanjang acara debat ketiga berlangsung. Tidak ada bayang-bayang Joko Widodo dan Prabowo Subianto di panggung.
Baik Ma’ruf Amin maupun Sandiaga bisa percaya diri menghadapi arena debat bernuansa pertarungan tunggal ini. Pasalnya, kedua cawapres sebenarnya memiliki modal yang cukup terkait dengan bidang-bidang yang diangkat dalam debat meskipun masing-masing memiliki keunggulan berbeda. Tolak ukur keunggulan ini dapat dilihat dari rekam jejak yang dimiliki oleh kedua pasangan calon, baik dari sisi akademis maupun pengalaman praktis.
Debat malam ini mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Dari keempat bidang tema tersebut, tema pendidikan menjadi keunggulan Ma’ruf Amin, sementara ketenagakerjaan sangat dikuasai Sandiaga Uno.
Pada sektor pendidikan, cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, telah memiliki modal dengan sejumlah pengalaman yang dimiliki. Bahkan, bidang ini menjadi salah satu keunggulan bagi Ma’ruf yang bisa saja dielaborasi lebih dalam pada debat malam nanti.
Ma’ruf merupakan peraih gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa) dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Gelar ini diperoleh tahun 2012 berkat kontribusi Ma’ruf dalam bidang hukum ekonomi syariah. Ma’ruf memang cukup banyak menyumbangkan pemikiran pada bidang ini. Beberapa di antaranya dituangkan dalam buku, seperti Prospek Cerah Perbankan Syariah (2004) dan Era Baru Ekonomi Islam Indonesia: Dari Fikih ke Praktek Ekonomi Islam (2011).
Pengakuan terhadap peran Ma’ruf dalam bidang ekonomi syariah juga ia peroleh pada 2017. Ma’ruf ditetapkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah dari UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. Dalam orasi ilmiahnya, Ma’ruf saat itu menyoroti arus baru ekonomi syariah di Indonesia.
Pada sisi pengalaman praktis, Ma’ruf tak asing dengan lembaga-lembaga pendidikan. Ma’ruf merupakan pendiri dari Yayasan Al Jihad Shalahuddin Al Ayyubi di Jakarta Utara. Tak hanya itu, Pesantren An Nawawi Tanara, hingga Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih Syeikh Nawawi Tanara juga didirikan oleh Ma’ruf di Serang, Banten.
Ranah pendidikan yang berbeda ditempuh oleh cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno. Predikat sebagai pengusaha sukses tidak terlepas dari sejarah pendidikan formal yang ia jalani dan lembaga yang didirikan. Berbeda dengan Bob Sadino yang sukses tanpa pendidikan formal, bagi Sandi, pendidikan merupakan syarat penting untuk membangun suatu wirausaha.
Keterlibatan Sandiaga pada bidang akademis ditunjukkan melalui aktivitas dan penghargaan yang ia dapatkan. Sandiaga tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Selain itu, pada 2016, ia mendapatkan penghargaan atas kontribusi terhadap penelitian di bidang kewirausahaan dari George Washington University.
Pada bidang kesehatan, kedua calon wakil presiden juga memiliki sejumlah pengalaman yang berbeda. Ma’ruf memiliki rekam jejak sebagai Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia pada 2000-2007. Komisi ini salah satunya bertugas mengeluarkan sertifikasi halal untuk berbagai produk yang juga mempertimbangkan sisi kesehatan.
Salah satu fatwa yang dikeluarkan oleh Ma’ruf terkait dengan kesehatan adalah tentang penggunaan vaksin polio oral (OPV) tahun 2005. Pengalaman ini dapat menjadi modal bagi Ma’ruf untuk mengetahui seluk-beluk kesehatan dari berbagai sisi, khususnya yang berkaitan dengan berbagai produk yang dikonsumsi masyarakat.
Sementara Sandiaga memiliki cara yang berbeda. Ia mendirikan komunitas lari yang sekaligus menjadi lembaga sosial. Dengan dukungan lebih dari 50 lembaga sosial, Sandi mendirikan Komunitas Berlari untuk Berbagi pada 2009. Tujuannya, mengembangkan gaya hidup sehat di masyarakat sekaligus menjadi wadah untuk menyalurkan kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu. Bisa jadi, modal yang ditunjukkan Sandiaga dalam debat nanti ialah dirinya sendiri sebagai role model gaya hidup sehat.
Di bidang ketenagakerjaan, Ma’ruf pernah melontarkan gagasan arus baru ekonomi Indonesia dengan pendekatan kemitraan. Gagasan kemitraan ini telah diimplementasikan pada Lembaga Ekonomi Umat di Pondok Pesantren An Nawawi dalam wujud bisnis ritel. Selain itu, Ma’ruf juga meluncurkan Bank Wakaf Mikro An Nawawi Tanara pada 2018. Program ini bermuara pada penciptaan lapangan kerja.
Pengalaman Ma’ruf ini kemudian juga dirumuskan dalam visi-misi pemerintahan bersama capres Joko Widodo pada pemilu tahun ini. Salah satunya adalah program santripreneur yang bertujuan menumbuhkan kewirausahaan melalui sistem kemitraan. Selain itu, juga terdapat program lembaga keuangan wakaf mikro yang bertujuan mengembangkan ekonomi kerakyatan.
Sementara bagi Sandiaga, sektor ketenagakerjaan merupakan modal kuat dalam debat nanti. Modal ini dapat dilihat dari perjalanan karier dan pengalamannya berorganisasi. Sejak 1997, Sandiaga telah menjabat posisi penting di beberapa perusahaan. Selain mendirikan Recapital Group pada 1997, ia juga turut menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (2004-2015), Direktur PT Adaro Energy Tbk (2007-2015), serta komisaris PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (2009-2010) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (2010-2013).
Di ranah organisasi, ia menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Hipmi (2005-2008), Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia (2015-2016), dan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (2015-2018). Dari sinilah Sandiaga mulai mengembangkan gagasannya mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Gagasan ”Indonesia Setara” yang dimunculkan Sandiaga ketika bergabung di dalam Kadin terus dibawa sepanjang karier politiknya. Sandiaga memiliki visi menguatkan ekonomi Indonesia melalui UMKM. Gagasan ini ia populerkan melalui Program OK OCE (one kecamatan one centre for entrepreneurship) ketika menjadi Wagub DKI Jakarta. Program ini kembali diperkenalkan dengan perluasan cakupan di level kabupaten/kota dalam program unggulan ekonomi pada Pemilihan Presiden 2019.
Terakhir, pada bidang sosial dan budaya, Ma’ruf Amin memiliki sejumlah pengalaman untuk menguasai materi debat malam ini. Ma’ruf pernah menjadi Ketua Tim Pengawal RUU Antipornografi dan Pornoaksi pada 2006 lalu. Selain itu, Ma’ruf juga pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Beragama. Rekam jejak ini menunjukkan pengalaman Ma’ruf yang dapat dijadikan modal untuk membahas isu dalam lingkup sosial maupun budaya.
Pengalaman lainnya ditunjukkan oleh Sandiaga melalui perhatiannya pada bidang sosial dan budaya lewat yayasan atau lembaga yang ia dirikan. Keseriusan ini ia buktikan tahun 2008 dengan mendirikan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek), Mien R Uno Foundation bersama keluarganya, dan Indonesia Setara Foundation. Ketiga yayasan ini memiliki tujuan yang sama, yakni menangani persoalan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Debat malam ini akan menarik karena setiap cawapres memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sebagai modal utama. Belum lagi, modal ini tentu akan dikolaborasikan dengan visi dan misi yang mereka usung bersama pasangan masing-masing. (Dedy Afrianto/Yohanes Mega Hendarto/Litbang Kompas)