Partai Gerakan Indonesia Raya dideklarasikan pada 6 Februari 2008. Sejak pendiriannya hingga saat ini, partai dengan lambang kepala burung garuda ini lekat dengan sosok Prabowo Subianto.
Merunut sejarah, Gerindra merupakan partai yang dirintis tahun 2007 oleh tim kecil yang beranggotakan Fadli Zon, Ahmad Muzani, M Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe. Prabowo secara resmi menerima pinangan Gerindra pada 12 Juli 2008. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Gerindra.
Modal sosial politik Gerindra yang tidak dapat diabaikan pada awal pendiriannya adalah ketokohan Prabowo. Selain itu, Prabowo juga pernah menduduki posisi strategis di beberapa organisasi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Prabowo merupakan Ketua HKTI periode 2010-2015 dan Ketua Umum Pengurus Besar IPSI periode 2007-2011. Sejumlah elite pendiri Gerindra pun pernah tergabung di HKTI, seperti mantan Ketua Umum Gerindra Suhardi dan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon.
Pada Pemilu 2009, Gerindra menjadi satu-satunya partai pendatang baru yang mampu memperoleh suara 4,46 persen. Gerindra bahkan menyisihkan beberapa partai lama dan berhak atas 26 kursi di DPR RI.
Nama Gerindra makin melejit setelah Pemilihan Presiden 2009. Saat itu Gerindra berkoalisi dengan PDI-P mencalonkan pasangan calon Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto sebagai capres-cawapres. Namun, pasangan ini kalah dari pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Mega-Prabowo meraih posisi kedua dengan perolehan 32,55 juta suara (26,79 persen).
Pemilu 2014 meneguhkan posisi Gerindra di peta politik nasional, dari semula partai papan tengah menjadi salah satu partai papan atas. Gerindra mampu meningkatkan perolehan suara hingga hampir tiga kali lipat dan meraih posisi ketiga dengan perolehan suara 11,81 persen. Gerindra mendapat 73 kursi DPR RI. Basis suara Gerindra ada di 4 dapil dari 77 dapil yang ada, yakni Aceh 1, Sumut 2, Sumbar 2, dan Banten 2.
Perolehan ini membuat Prabowo percaya diri untuk maju kembali di gelanggang pencalonan presiden. Menggandeng Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai cawapres, pasangan Prabowo-Hatta didukung Partai Golkar, PPP, PKS, dan PBB dengan modal 48,93 persen suara sah nasional atau 292 kursi (52 persen) parlemen. Saat itu, Prabowo pertama kali berkontestasi dengan Joko Widodo.
Hasil Pemilu Presiden 2014 belum memenangkan Prabowo-Hatta. Perolehan suara Prabowo-Hatta 62.576.444 suara atau 46,85 persen, berselisih 6,3 persen dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Setelah Pemilihan Presiden 2014, Gerindra menggelar Kongres Luar Biasa di Bogor, Jawa Barat, pada 20 September 2014 dengan agenda pemilihan ketua umum setelah Suhardi meninggal. Seperti banyak diprediksi, Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum. Gerindra pun memuluskan kembali jalan Prabowo ke kontestasi Pilpres 2019. Prabowo berkontestasi untuk kedua kalinya dengan petahana Joko Widodo.
Berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas periode Maret 2019, Gerindra diprediksi tetap bertahan sebagai partai papan atas bersama PDI-P, Golkar, dan PKB. Elektabilitas Gerindra diprediksi mencapai 17 persen dengan margin of error +/- 2,2 persen. Gerindra berada di posisi kedua setelah PDI-P.