Mudik Pereda Keriuhan Berita Pemilu
Jika tidak ada momentum Lebaran dan hiruk-pikuk mudik, halaman muka media cetak masih akan dipenuhi dengan pemberitaan tentang pemilihan umum, terutama pemilihan presiden sebulan setelah pemungutan suara.
Jika tidak ada momentum Lebaran dan hiruk-pikuk mudik, halaman muka media cetak masih akan dipenuhi dengan pemberitaan tentang pemilihan umum, terutama pemilihan presiden sebulan setelah pemungutan suara.
Hasil pemantauan Litbang Kompas atas berita utama halaman satu enam surat kabar nasional sepanjang edisi Mei 2019 menunjukkan temuan tersebut. Sebanyak 52 kali atau sekitar 35 persen berita utama enam surat kabar harian nasional selama Mei 2019 menampilkan berita terkait politik.
Secara khusus, pemberitaan tersebut terkait drama pasca-Pilpres 2019. Namun, suasana menjadi relatif kondusif memasuki masa arus mudik Lebaran 2019.
Salah satu isu pemilu yang ditempatkan sebagai berita utama halaman satu surat kabar nasional adalah banyaknya petugas KPPS yang menjadi korban sakit dan meninggal.
Data Kementerian Kesehatan hingga 15 Mei 2019 mencatat, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sakit 11.239 orang dan meninggal 527 jiwa. Ikatan Dokter Indonesia menilai kelelahan di tengah beban dan tugas yang diemban menjadi pemicu banyaknya korban yang sakit, bahkan meninggal.
Salah satu isu pemilu yang ditempatkan sebagai berita utama halaman satu surat kabar nasional adalah banyaknya petugas KPPS yang menjadi korban sakit dan meninggal.
Halaman utama Koran Sindo edisi 13 Mei 2019 mengungkap investigasi Kementerian Kesehatan terhadap anggota KPPS yang sakit dan meninggal. Rata-rata korban memiliki penyakit bawaan dan kelelahan serta berusia antara 50-59 tahun.
Proses seleksi dinilai harus diperketat di masa mendatang. Meski diwarnai banyak korban dari petugas KPPS, KPU akhirnya dapat menyelesaikan penghitungan rekapitulasi nasional.
Kompas, Media Indonesia, Republika, dan Koran Tempo edisi 21 Mei 2019 menampilkan hasil penghitungan rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di halaman muka. Secara umum pada bulan itu penetapan hasil pilpres oleh KPU menjadi berita utama halaman satu pada 17 edisi.
KPU menyelesaikan hasil penghitungan rekapitulasi nasional pada 21 Mei 2019 sekitar pukul 01.46. Khusus untuk pilpres, pasangan Jokowi-Amin unggul di 21 provinsi dengan meraih 85.607.362 suara (55,5 persen), sementara pasangan Prabowo-Sandiaga menang di 13 provinsi dengan memperoleh 68.650.239 suara (44,5 persen).
Setelah pengumuman hasil rekapitulasi oleh KPU, pemberitaan masih belum bergeser dari hiruk-pikuk pemilu. Pemberitaan berlanjut dengan penolakan hasil pilpres oleh BPN Prabowo-Sandiaga.
Kubu lawan petahana ini menolak hasil yang ditetapkan KPU tersebut. BPN mengklaim telah terjadi banyak kecurangan pada Pilpres 2019. Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos, hingga salah hitung di laman KPU.
Penolakan terhadap hasil penghitungan rekapitulasi KPU tidak hanya ditunjukkan dengan mengajukan gugatan ke MK, tetapi juga mengajak pendukungnya untuk turun ke jalan. Bahkan, ajakan turun ke jalan telah dilakukan jauh hari sebelum penetapan hasil rekapitulasi KPU.
Berujung kericuhan
Pemberitaan selanjutnya beralih ke rekaman peristiwa aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan setelah penetapan hasil pilpres oleh KPU. Berbagai surat kabar meliput aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan di beberapa lokasi kota Jakarta.
Sebanyak 11 kali pemberitaan terkait kerusuhan pasca penetapan hasil pilpres oleh KPU menjadi berita utama di banyak surat kabar.
Unjuk rasa yang dimulai pada 21 Mei 2019 siang hari di depan Gedung Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, berlanjut hingga 22 Mei 2019. Aksi tersebut diwarnai kericuhan. Polri menangkap tiga kelompok yang diduga mempunyai agenda terselubung pada unjuk rasa 21-22 Mei 2019.
Polri menetapkan 442 tersangka kerusuhan di lokasi unjuk rasa, 3 tersangka penyelundup senjata api ilegal dari Aceh, serta sekitar 30 tersangka yang diduga teroris. Polri juga mengungkap rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara yang diduga akan dilakukan oleh satu dari empat kelompok yang merancang kerusuhan.
Selain kondisi keamanan, media massa juga menyoroti kerugian ekonomi sebagai imbas dari unjuk rasa yang berakhir kerusuhan tersebut. Akibat aksi massa yang berlangsung dua hari itu, kegiatan ekonomi di Pasar Tanah Abang terhenti. Hal yang sama juga terjadi di Pasar Thomas di Cideng. Potensi kerugian yang muncul mencapai lebih dari Rp 200 miliar.
Menyikapi kondisi tersebut, ketegasan pemerintah ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo. Sehari setelah aksi massa (23/5/2019), berita utama halaman muka diisi dengan sikap Presiden menanggapi aksi tersebut.
Jokowi menegaskan siap membuka diri dengan siapa pun yang ingin bekerja sama membangun serta memajukan bangsa. Namun, toleransi tak akan diberikan kepada pihak-pihak yang mengganggu keamanan, demokrasi, serta persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia. Presiden memerintahkan Kepolisian Negara RI dan TNI menindak tegas para perusuh yang ingin merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sikap yang diambil Presiden Jokowi didukung surat kabar-surat kabar nasional dengan mengingatkan masyarakat untuk kembali bersatu pascapemilu yang telah memecah bangsa.
Melalui pemberitaannya, masyarakat diajak untuk kembali bersatu dan menyadari Indonesia merupakan rumah bagi semua yang harus dijaga. Upaya kekerasan dinilai tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Para elite politik diharapkan dapat berkontribusi menjaga suasana damai di tengah masyarakat.
Mudik Lebaran
Setelah perhatian masyarakat tersedot pada keriuhan pemilu dan kerusuhan massa pada 21 dan 22 Mei 2019, suasana kembali kondusif bersamaan bergesernya perhatian masyarakat yang bersiap memasuki masa mudik Lebaran 2019.
Persiapan mudik dan arus mudik Lebaran 2019 menjadi berita utama di banyak surat kabar sampai 12 edisi sepanjang Mei 2019.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan berbagai persiapan jelang arus mudik dan arus balik Lebaran 2019. Halaman muka Republika edisi 27 Mei 2019 menilik upaya Kemenhub dalam rangka menjamin kelaikan jalan terhadap seluruh moda transportasi umum.
Sementara itu, Koran Tempo fokus pada pengguna kendaraan pribadi yang diperkirakan akan meningkat sebagai dampak akses yang semakin mudah dan meroketnya harga tiket pesawat.
Antisipasi kemacetan pada saat arus mudik menjadi tema berita utama di Kompas, Media Indonesia, Republika edisi 29 Mei 2019. Sejumlah skenario untuk mengantisipasi kemacetan di Jalan Tol Trans-Jawa dan jalur arteri pantai utara disajikan.
Salah satunya adalah memberlakukan sistem satu arah (one way) dan sistem lawan arus (contraflow). Kemacetan pada arus mudik terbukti terurai lewat penetapan sistem satu arah yang dipercepat tiga jam lebih awal pada 31 Mei 2019.
Di sisi lain, Koran Sindo dan Koran Tempo menyoroti keamanan dan kenyamanan pemudik dalam perjalanan didukung pengetatan aspek keamanan dan keselamatan oleh pemerintah. Salah satu upaya yang ditempuh dengan menetapkan pembatasan durasi waktu istirahat di area istirahat maksimal 1 jam.
Di sinilah peran krusial media massa untuk menyajikan berita yang menjunjung jurnalisme damai.
Hajat masyarakat Indonesia bernama Lebaran telah menyisihkan sejenak panasnya suasana karena politik elektoral. Begitu keriaan mudik usai, diharapkan kegembiraan masih tersisa dalam suasana batin masyarakat kita.
Apalagi, babak baru pilpres dimulai lagi dengan rangkaian persidangan permohonan sengketa hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi di Juni 2019. Di sinilah peran krusial media massa untuk menyajikan berita yang menjunjung jurnalisme damai. (SUSANTI AGUSTINA S/LITBANG KOMPAS)