Jangkauan Bus Sekolah Semakin Luas
Bagi pelajar di DKI Jakarta, kehadiran bus sekolah laksana sebuah kemewahan. Perlu konsistensi Pemda supaya keberlanjutan program ini terjamin.
Bus sekolah telah cukup lama mempermudah mobilitas para pelajar di ibukota. Kehadirannya selain untuk mengurangi kemacetan, juga meringankan beban keluarga pelajar yang kurang mampu. Bus ini dilengkapi beberapa fasilitas, menjangkau banyak lokasi, dan gratis.
Bagi pelajar di DKI Jakarta, kehadiran bus sekolah laksana sebuah kemewahan. Bagaimana tidak. Semua pelajar mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK boleh menaiki bus ini tanpa dipungut bayaran alias gratis.
Syaratnya hanya satu yaitu mengenakan seragam sekolah. Menaiki bus ini, pelajar diantar dari rumah ke sekolah ataupun sebaliknya melalui halte-halte yang dilalui sejumlah rute.
Awal mula beroperasi, bus sekolah di Jakarta hanya melayani empat rute utama yaitu rute Lapangan Banteng - Kemayoran, TanjungPriok - Pulo Gadung, Kampung Melayu - Taman Mini, dan Pasar Minggu-Blok M.
Selain itu ada juga dua rute penghubung yaitu Cawang - Plumpang dan Grogol - Cawang. Kini setelah lebih dari 12 tahun beroperasi, rute yang dilayani semakin luas.
Bermodalkan 34 unit bus, layanan ini diresmikan Sutiyoso di SMAN 48, Pinang Ranti, Jakarta Timur pada 19 Juli 2007. Peraturan terkait bus sekolah muncul pertama kali di Indonesia melalui Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.967/AJ.202/DRJD/2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Sekolah. Di tahun yang sama DKI Jakarta memprakarsainya.
Di bawah koordinasi Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, tahun 2019 ini bus sekolah telah melayani 20 rute reguler dan 13 zonasi. Rute-rute itu dilayani sebanyak 176 unit bus yang terdiri dari 116 bus ukuran sedang beroda enam dan 60 bus kecil beroda empat (ELF). Bus sedang diperuntukkan melayani rute-rute reguler. Sedangkan bus kecil untuk zonasi atau penghubung.
Bus ini hanya beroperasi selama hari kerja, Senin hingga Jumat. Dibagi dalam tiga waktu operasi yaitu pukul 05.30-07.00 WIB, 11.00-16.00 WIB, dan 17.00-18.00 WIB.
Syaratnya hanya satu yaitu mengenakan seragam sekolah.
Menurut Humas UPAS DKI Jakarta Asep Febrian, setiap waktu operasi satu bus biasanya menempuh satu kali rute perjalanan pulang-pergi (PP). Kecuali pukul 11.00-16.00 WIB yang dapat ditempuh hingga tiga kali rute PP karena waktu operasinya yang lebih panjang.
Meskipun gratis, layanan yang disediakan tidak sembarangan. Setiap armada bus sudah dilengkapi dengan penyejuk udara, kamera CCTV 360 derajat, pintu masuk berlantai rendah, bangku yang empuk, dan pegangan tangan bagi penumpang yang berdiri. Pelajarpun tidak perlu khawatir menunggu lama di halte, karena setiap rute biasanya dioperasikan antara enam hingga tujuh bus.
Kian Banyak Peminat
Penumpang bus sekolah di Jakarta terpantau meningkat. Menurut catatan UPAS DKI Jakarta, selama tahun 2018 berhasil mengangkut 4,4 juta pelajar atau rata-rata 17,3 ribu per hari.
Sementara tahun 2019 hingga September saja sudah meningkat menjadi 27,8 ribu per hari. Selama dua tahun itu terdapat rute favorit dengan jumlah penumpang terbanyak yaitu rute 7 (Pasar Minggu-UI) dan rute 5 (Kampung Melayu-Ceger).
Ramainya penumpang di suatu rute itu tidak lepas dari aksesibilitas sekolah-sekolah yang dilayani. Contohnya rute 7 yang yang dalam satu rute PP melayani 58 sekolah. Diantaranya sekolah itu terdapat SD Negeri Pejaten Timur 01 Pagi di Jalan Poltangan V. Lokasinya tidak sampai 500 meter dari halte terdekat di Jalan Raya Pasar Minggu. Sehingga tidak sulit bagi pelajar di SD itu menjangkau bus sekolah.
Tahun 2019 ini bus sekolah telah melayani 20 rute reguler dan 13 zonasi.
Selain itu, ekspansi rute yang dilakukan UPAS DKI Jakarta juga terlihat sudah tepat sasaran. Menurut Dinas Pendidikan DKI Jakarta, hingga tahun 2017 terdapat 4.703 sekolah yang tersebar di banyak lokasi di Jakarta.
Sekolah itu meliputi SD, SMP, SMA/SMK, baik negeri maupun swasta. Dari total sekolah itu, tahun 2019 ini bus sekolah Jakarta telah melayani 1.110 sekolah atau setara 23,6 persen.
Sejumlah rute sudah menjangkau kecamatan-kecamatan gemuk jumlah sekolah. Contohnya Kecamatan Cengkareng dengan 234 sekolah dan Kecamatan Kalideres dengan 211 sekolah. Dua kecamatan ini sama-sama sudah dilayani tiga rute yaitu R12 (Kalideres – Grogol - Gadjah Mada), zonasi 3 (Kalideres – Kamal), dan zonasi 4 (Kalideres – Semanan – Duri Kosambi).
Ditambah lagi hampir semua rute bus sekolah sudah terintegrasi Transjakarta. Sehingga pelajar yang rumah atau sekolahnya belum terjangkau bus sekolah, perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan moda ini.
Contohnya Kecamatan Pademangan di Jakarta Utara yang terpantau belum dilalui bus sekolah. Namun di kecamatan ini terdapat halte Transjakarta koridor 5 jurusan Ancol – Kampung Melayu. Jalur ini berpapasan bus sekolah seperti rute R01, R05, dan R10.
Meringankan beban
Hasil survei biaya hidup BPS tahun 2012 menyebutkan rata-rata pengeluaran sebulan rumah tangga di Jakarta sebesar Rp 7,5 juta. Pos terbesar dihabiskan untuk perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 24,1 persen.
Selanjutnya disusul transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 23,3 persen. Biaya transportasi di ibukota masuk ke dalam pos pengeluaran terbesar kedua. Di kelompok itu transpor mengambil porsi hingga 52,2 persen atau setara Rp 913,9 ribu.
Meski biaya transportasi umum yang disediakan Pemprov DKI sudah terbilang murah, menggunakan bus sekolah biaya ini dapat lebih ditekan lagi. Contohnya rute Pondok Labu – Blok M. Jika menggunakan Transjakarta 1E sekali jalan biayanya Rp 3.500 dan pulang pergi Rp 7.000. Maka selama rata-rata 21 hari masuk sekolah dalam sebulan uang transpor yang dikeluarkan seorang pelajar Rp 147 ribu. Sementara menggunakan bus sekolah rute R14, Rp 0.
Hal ini lebih terasa meringankan terutama bagi pelajar yang tumbuh dari keluarga yang kurang mampu. Diketahui bus sekolah Jakarta tidak hanya melayani tujuan sekolah.
Hingga tahun 2019, bus ini juga melayani pemberangkatan dari 13 rusunawa, tujuh panti asuhan, dan tiga panti disabilitas. Beberapa contoh rusunawa yang dilayani yaitu Rusunawa Marunda oleh rute zonasi 10, Rusunawa Kapuk Muara (Z11), Rusunawa Rawabebek (Z12), dan Rusunawa Muara Baru (R15/R16).
Adapun rusunawa diperuntukkan bagi kelompok masyarakat pendapatan rendah (MBR). Menurut Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Januari 2019 ini tercatat ada 13,7 ribu kepala keluarga (KK) yang menghuni 23 rusunawa milik Pemprov DKI. Terbanyak ditemukan di Rusunawa Marunda 2.310 KK, disusul Rusunawa Penjaringan 1.310 KK dan Rusunawa Muara Baru 1.298 KK.
Keringanan ini juga muncul melalui layanan bus berwana kuning ini untuk kegiatan di luar jam sekolah di seputaran daerah DKI Jakarta. Contohnya kunjungan ke museum, taman marga satwa, pameran budaya, hingga asrama haji. Pihak sekolah hanya perlu mengajukan pepermohonan melalui surat peminjaman minimal dua minggu sebelum hari H. Program inipun tidak tidak pungut biaya alias gratis.
Meski telah memberikan pelayanan yang baik. Bus sekolah Jakarta akan lebih sempurna jika memperhatikan sejumlah hal berikut. Aplikasi “Bus Sekolah Gratis” yang pernah tersedia di Play Store sejak April 2016 alangkah baiknya diaktifkan kembali.
Sebab menggunakan aplikasi ini pelajar dapat melacak bus yang akan mereka naiki sudah sampai di mana. Selain itu masih ada pekerjaan rumah yaitu 76,4 persen sekolah di Jakarta yang belum terlayani bus sekolah ini.
Karena kian luas jangkauan yang dilayani semakin banyak warga yang merasakan manfaatnya. Tidak hanya kemacetan dan polusi udara yang berkurang, namun juga kesejahteraan keluarga pelajar yang kian terjamin.
Meski demikian, bus sekolah hanya sebuah pilihan di antara moda transportasi lainnya. Namun jika ini adalah pilihan yang bagus, kenapa tidak dicoba. Ayo ke sekolah naik bus sekolah. (Litbang Kompas)