Tangga Popularitas Lagu Natal
Orkestra Natal yang berawal dari lagu rakyat untuk musik gereja kian berkembang hingga saat ini. Salah satu yang terpopuler di era modern adalah Lagu ”All I Want for Christmas Is You” yang dibawakan Mariah Carey.
Natal tanpa musik terasa hambar. Musik Natal selalu mewarnai kemeriahan perayaan Natal di seluruh dunia. Dari yang sakral hingga riang, orkestra Natal yang berawal dari lagu rakyat untuk musik gereja kian populer hingga saat ini.
Siapa yang tidak kenal lagu ”All I Want for Christmas Is You”? Lintas generasi, terutama generasi 1990-an, masih menyanyikan lagu ini, apalagi menjelang libur Natal.
Tak heran jika lagu yang dirilis pada 1994 dan dinyanyikan Mariah Carey ini berhasil menduduki deretan lagu libur Natal terpopuler. Lagu ini menempati peringkat pertama Hot 100 Billboard untuk pertama kali setelah 25 tahun dinyanyikan.
Lagu ”All I Want for Christmas Is You?” mengungguli lagu ”Rockin’ Around the Christmas Tree” yang dinyanyikan Brenda Lee dan ”Jingle Bell Rock” yang dibawakan Bobby Helms.
Pada 16 Desember 2019, situs Billboard.com serta The Time, The New York Times, The Washington Post, dan The Guardian memberitakan keberhasilan Carey. Pencapaian lagu Natal ini melengkapi prestasi Mariah Carey dalam peringkat pertama Hot 100 Billboard ke-19.
Lagu itu telah diputar 12,6 juta kali sejak awal November sampai Desember 2014. Pada 2016, lagu tersebut didengarkan 61 juta kali dan mencapai 185 juta kali tahun lalu.
Lagu tersebut menjadi musik Natal kedua yang menempati peringkat pertama Hot 100 Billboard. Sebelumnya, lagu ”The Chipmunk Song” yang dinyanyikan David Seville and The Chipmunks meraih puncak Hot 100 Billboard pada 1958.
Dalam tren musik saat ini, lagu-lagu dengan tema Natal dan keluar saat masa Natal sering disebut musik liburan (holiday songs). Sebab, di negara-negara Barat, masa Natal juga disebut musim liburan panjang akhir tahun.
Periode liburan ini menjadi target industri musik untuk membidik pasaran melalui lagu-lagu bertema Natal. Dengan demikian, lagu bertema Natal tidak hanya berkaitan dengan perayaan keagamaan umat Kristiani. Seiring dengan berkembangnya budaya Natal, musik Natal juga berkembang karena bisnis.
Lagu rakyat
Lagu Natal sering disebut juga Christmas Carols. Kamus Oxford Dictionaries menyebutkan, Christmas Carols merupakan lagu religi umat Kristiani yang dinyanyikan saat Natal. Sementara arti kata ”carols” mengungkap sejarah mula-mula berkembangnya lagu Natal.
Carols adalah nyanyian dan tarian rakyat yang dilakukan bersamaan di sebuah lingkaran. Carols pertama kali dinyanyikan di Eropa ribuan tahun lalu dalam perayaan puncak musim dingin (winter solstice).
Carols diciptakan dan dinyanyikan dalam empat musim. Namun, hanya nyanyian masa Natal atau musim dingin yang bertahan hingga saat ini.
Perlahan-lahan, carols mulai masuk ke liturgi gereja untuk perayaan Natal, terutama sejak umat Kristiani mengambil tradisi winter solstice untuk perayaan Natal. Sebelum carols, sebenarnya sudah ada beberapa lagu yang tercatat sebagai Christmas Carols. Lagu berjudul ”Angel’s Hymn” ditetapkan sebagai lagu wajib dalam perayaan Natal di Roma oleh Uskup Roma pada 129.
Setahun kemudian, Paus Telesphorus menetapkan lagu ”Gloria in Excelsis Deo” untuk dinyanyikan selama perayaan Natal. Selanjutnya, tahun 760, lagu lain tentang himne Natal ditulis oleh Comas, warga Jerusalem, untuk Gereja Ortodoks Yunani. Lagu ini menjadi titik awal seni musik berkontribusi dalam peringatan Natal. Dari situlah komposer di seluruh Eropa mulai menuliskan Christmas Carols.
Populer
Sukacita Natal juga diangkat oleh Santo Fransiskus dari Asisi pada 1223. Bersama para pemimpin gereja, ia membangun budaya Natal melalui lagu. Lagu-lagu Natal diajarkan kepada anak-anak dengan bahasa sehari-hari di luar gereja.
Lagu Natal berkembang menjadi canticles dan pertunjukan drama. Orang-orang dapat menikmatinya di luar gereja. Seni ini kemudian berkembang ke seluruh Eropa.
Bahkan, carols boleh dinyanyikan dalam bahasa sehari-sehari pada abad ke-15. Pada 1426, John Audelay, penyair dan pendeta di Inggris, menciptakan 25 syair berjudul ”Caroles of Cristemas”. Syair-syair ini dinyanyikan dengan sukaria dari rumah ke rumah selama perayaan Natal.
Berkembangnya Christmas Carols di pertunjukan umum mendorong orang-orang untuk menciptakan lagu Natal. Penyanyi keliling yang disebut minstrels melakukan pertunjukan nyanyian carols setiap Desember.
Lagu Natal sering disebut juga Christmas Carols.
Dari satu tempat ke tempat lain, penonton mempelajari dan menyanyikan carols di jalanan dan di rumah-rumah. Christmas Carols boleh dinikmati seluruh warga.
Namun, gereja juga terus mengupayakan agar Christmas Carols tetap memiliki makna religius natal. Di Austria, imam Joseph Mohr dan seorang guru sekolah Franz Guber menciptakan lagu ”Stille Nacht, Heilige Nacht (Silent Night)”. Lagu ini tercatat sebagai lagu yang paling banyak direkam. Hingga kini pun lagu ini masih menjadi lagu wajib dalam setiap Natal.
Lagu ikonik lainnya berjudul ”Messiah”, yang diciptakan oleh warga Jerman, George Frideric Handel, memberikan corak modern terhadap musik Natal. Selain itu, ada pula ”White Christmas” yang dinyanyikan Bing Crosby.
Situs National WW II Museum mencatat, lagu ”White Christmas” ciptaan Irving Berlin tersebut sangat menyentuh hati. Lirik yang menyentuh tentang harapan merayakan Natal dengan keluarga saat itu sesuai dengan harapan masyarakat di masa Perang Dunia II.
Kolaborasi
Popularitas ”White Christmas” semakin bertambah didorong oleh rilis film Holiday Inn. Dalam sebulan sejak rilis, lagu tersebut mencapai Hit Parade selama 10 minggu.
Perkembangan industri film Natal memang mendorong minat masyarakat terhadap lagu-lagu Natal. ”Have Your Self a Merry Christmas” semakin dikenal setelah menjadi soundtrack dari film ”Meet Me in St Louis” (1944). Demikian pula ”The Christmas Song” yang dinyanyikan Nat King Cole dalam film Jingle All the Way’s (1996) mengembalikan popularitas lagu itu.
Lagu Natal juga diciptakan untuk mengisi musik-musik di film-film Natal. Musik film Natal tidak lagi menggunakan lagu-lagu yang telah ada sebelumnya.
Contohnya, film How the Grinch Stole Christmas! (1966) memiliki lagu Natal spesial yang berkaitan dengan adegan-adegan di film animasi musikal ini. Ada lagu ”How the Grinch Stole Christmas”, ”Trim Up The Tree”, ”Welcome Christmas”, dan beberapa lagu lain.
Lagu-lagu Natal tidak lagi dinyanyikan secara bersamaan seperti Christmas Carols. Penyanyi individu yang sudah terkenal kerap menyanyikan lagu-lagu Natal. Lagu-lagu Natal berkembang menjadi suatu produk Natal yang selalu ada setiap tahun.
Produser dan perusahaan label musik pun bersaing untuk menembus pasar saat masa Natal. Tidak hanya melalui lagu baru, tetapi juga dengan mendaur ulang lagu-lagu lama. Mariah Carey dengan albumnya Merry Christmas pada 1994 dan Michael Bubble dengan album Christmas pada 2004 mengisi masa Natal dengan aransemen lagu-lagu Natal lama.
Ragam lagu Natal yang setidaknya terdengar sejak tahun 129 berkembang dalam berbagai variasi bentuk, kemasan, dan penyanyi. Dari ”Adeste Fideles” (”O Come, All Ye Faithful”) karya John Reading, ”My Grandfather’s Clock” (Henry C Work), ”Hark! The Herald Angels Sing” (F Mendelssohn), hingga ”While Shepherds Watched Their Flocks” dan ”Joy to the World” (GF Handel).
Beragam lagu Natal tersebut semuanya memiliki satu makna, menyambut hari kelahiran Yesus. Lagu Natal menambah semarak masa Natal dan Tahun Baru. Lalu, manakah lagu Natal pilihanmu? (LITBANG KOMPAS)