Perang Tagar Pascabanjir
Perang tagar sehubungan dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi warna sepanjang isu banjir ini ramai diperbincangkan. Apa saja tagar yang menjadi topik tren?
Banjir di Jakarta dan sekitarnya yang terjadi awal tahun ini tak sekadar menjadi bencana. Banjir yang merendam permukiman, fasilitas umum dan sosial, bahkan lebih dari 60 orang meninggal dunia dan ratusan orang mengungsi ini juga menjadi isu kuat di dunia maya.
Tagar saling serang, terutama yang terkait kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menjadi warna sepanjang isu banjir ini ramai diperbincangkan.
Drone Emprit menemukan data berdasarkan kata kunci ”banjir” yang difilter dengan kata kunci ”Jakarta”. Hasilnya, diperoleh kata terkait banjir Jakarta sebanyak 1.028, yang tersebar di sejumlah media daring. Pemberitaan paling ramai berdasarkan jumlah artikel diwarnai media arus utama.
Lima media teratas adalah Viva.co.id, Detik.com, Liputan6.com, Kompas.com, dan Antaranews.com. Isu positif yang muncul di pemberitaan seputar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terutama terkait perhatian Anies terhadap korban banjir dan petugas (yang sudah mengantipasi datangnya banjir).
Di sisi lain, sentimen negatif pun muncul. Salah satunya terkait ketidakbecusan Anies mengurus permasalahan banjir di Jakarta. Mulai dari tidak jelasnya pelaksanaan naturalisasi serta pernyataan Anies yang menyalahkan pihak lain dalam penanganan banjir yang menjadi permasalahan besar di Jakarta.
Tidak itu saja, sentimen negatif terhadap Anies juga muncul dibarengi dengan membandingkannya dengan era Ahok, Gubernur DKI Jakarta era sebelumnya. Ahok dinilai memiliki perhatian terhadap masalah banjir di Jakarta dan ajakan Ahok untuk fokus membantu korban banjir.
Melihat pergerakan di media sosial, tak sedikit warganet yang mengunggah lokasi mereka yang terkena banjir, hingga tagar #banjir menggema di jagad Twitter. Sampai 1 Januari 2020 pagi, tagar #banjir sudah mencapai lebih dari 5.000 cuitan. Tagar #banjir, diikuti tagar #Banjir2020 yang juga menjadi topik tren di media sosial, bahkan mencapai 105.000 cuitan pada 2 Januari 2020.
Tagar selanjutnya mengerucut pada #BanjirJakarta2020 yang dipenuhi video dan foto peristiwa banjir di berbagai titik wilayah DKI Jakarta. Tagar #BanjirJakarta2020 mencapai 4.476 cuitan pada 2 Januari 2020.
Isu banjir Jakarta di Twitter yang awalnya berkisar soal peristiwa banjir kemudian bergerak ke pembahasan soal kinerja gubernur Jakarta saat ini. Tagar yang awalnya menunjukkan peristiwa banjir di berbagai titik lokasi di Jakarta dan sekitarnya kemudian mengerucut kepada kekecewaan warganet terhadap kinerja pemimpin Jakarta saat ini mengantisipasi banjir, yang dinilai tidak serius seperti pendahulunya.
Hingga 2 Januari 2020 pukul 18.00, tagar #Kick4niesSaveWarga ini telah digunakan dalam 24.000 kicauan warganet. Tagar lain yang berhubungan dengan nama Gubernur Anies Baswedan adalah #AniesGabisakerja yang mendapat 18.000 cuitan pada 2 Januari 2020. Kedua tagar ini bersaing dengan #banjir2020 dan #BanjirJakarta2020 yang telah muncul sehari sebelumnya.
Saling serang
Rata-rata warganet yang memakai tagar #Kick4niesSaveWarga dan #AniesGaBisaKerja membuat kicauan tentang banjir dan menyalahkan Anies, selaku Gubernur DKI Jakarta yang dinilai tidak mampu mengantisipasi bencana tersebut.
Cuitan @KakekSatire menyebut ”Katanya bertanggung jawab & tdk mau salahkan siapa pun. Nah, ini kumat lagi salahkan kawasan selatan”. Sementara @CatatanBunda mengungkapkan kekecewaan dengan cuitan ”I was born in this City, sad to feel that Jakarta will have no future with this governor”.
Ada pula cuitan dari @AriestaRiic yang menyebut ”Parah #BanjirJakarta4niesDimana, Lebih baik akui kalau gak sanggup atasi banjir, undur diri dari jabatan, beri kesempatan kepada yang lebih ahlinya”.
Cuitan sindiran terhadap kinerja Anies Baswedan mendapatkan perlawanan dari pendukungnya dengan tagar #AniesKerjaNyata. Tagar #AniesKerjaNyata hendak menunjukkan Anies Baswedan turun langsung ke lokasi banjir dan bekerja untuk warga.
Seperti akun @Alam_bicara memberikan cuitan ”Terima kasih Pak @aniesbaswedan beserta seluruh jajaran & masyarakat yang telah membantu, bahu-membahu untuk meringankan beban yang terkena dampak musibah banjir”. Serupa dengan cuitan @PecanduSocmed, yang berulang kali di cuit ulang ”Mantul Gubernur Anies semua sektor diperbaiki, pendidikan, ekonomi rakyat, pasar, trotoar, tak terhitung deh karena #AniesKerjaNyata”.
Pendukung Anies juga menghidupkan kembali tagar lama #SaveAniesBaswedan. Cuitan @altauf2004 menjawab akun yang menyalahkan Anies dengan ‘alah... bacot aja loh masak banjir di Jawa Barat Bekasi Depok yang salah Anies ... tuh liat junjungan lo janji2 gak jelas.... semprul #kamibersamaanis #SaveAniesBaswedan #GurbenurDKIanies’.
Serangan terhadap kinerja Anies justru semakin kencang setelah banjir usai. Sikap menyalahkan pihak lain, tidak mau melakukan upaya antisipasi yang jelas, dan hanya bernafsu berkuasa, bahkan tidak mengindahkan instruksi Presiden mendominasi pesan-pesan yang disampaikan dengan tagar #4niesLayakDimakzulkan yang mulai jadi topik tren sejak pukul 12.00 WIB pada 6 Januari 2020 dan dipergunakan dalam 25.000 cuitan hingga pukul 09.00 WIB tanggal 7 Januari 2020.
LBH Jakarta pun akhirnya membuka pos aduan bagi warga yang merasa dirugikan akibat banjir. Warga yang ingin mengadu cukup datang ke Kantor LBH Jakarta di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Tagar #Gugat4niesGantiRugi juga naik di Twitter pada 7 Januari 2020. Hingga pukul 16.44 WIB, tagar #Gugat4niesGantiRugi mencapai 20.6 K di daftar topik tren Twitter.
Salah satu akun, yakni @V_NIA02, menyebut ”When citizen knows Jakarta goverment didnt take their job seriouly, affecting big floods, material loss and may death...#Gugat4niesGantiRugi”. Sementara akun lain membandingkan kinerja Ahok dan Anies dengan tagar #Gugar4niesGantiRugi seperti akun @Airin_NZ ‘Kata Ahok; Jika Anies jdi Gubernur.
Tagar #GantiGubernurDKI bahkan muncul dan dipergunakan dalam 27.000 cuitan hingga pukul 20.00 tanggal 8 Januari 2020. Tagar semakin mengarah kepada harapan digantinya gubernur DKI Jakarta. Salah satu akun, yakni @ariefrasyad, menyebut ”He always has something to blame with, juara soal ngeles! #gantigubernurDKI”.
Gubernur DKI Jakarta harus melakukan kebijakan yang tepat sasaran agar banjir dapat diminimalkan di waktu mendatang.
Tuduhan
Jagat Twitter tidak hanya diramaikan saling serang antara kelompok yang kecewa dengan kinerja Anies Baswedan dan kelompok pendukung Anies Baswedan. Namun, lalu lintas percakapan di Twitter juga dihebohkan dengan tuduhan dari akun @kurawa.
Akun yang mencantumkan nama Rudi Valinka itu mencuitkan tuduhan bahwa sejumlah media dibayar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan demi memberitakan substansi yang menguntungkan Anies di seputar banjir Jakarta.
Tuduhan yang disampaikan dalam cuitan Rudi Valinka @kurawa ”Pemred @kompascom , @detikcom dan @kumparan harus diintrogasi uang dari tim Gabener yang masuk lewat jalur belakang neh”.
Tuduhan dijawab oleh masing-masing media dan meminta Rudi memberikan bukti tuduhan, tetapi Rudi belum bisa memberikan bukti. Terlepas dari hiruk-pikuk di dunia maya, persoalan banjir di Jakarta dan sekitarnya seharusnya menjadi persoalan utama yang harus menjadi fokus penanganan oleh semua pihak.
Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta harus melakukan kebijakan yang tepat sasaran agar banjir dapat diminimalkan di waktu mendatang. Langkah Gubernur Jakarta dinantikan semua pihak, seperti berani menggusur demi normalisasi serta berkoordinasi bersama pemerintah-pemerintah daerah lain. (SUSANTI AGUSTINA S/LITBANG KOMPAS)