Ancaman Virus Mematikan
Virus Korona telah mewaskan sedikitnya 56 orang di China. Tidak hanya virus Korona yang menyebabkan kematian, tetapi setidaknya terdapat 10 virus lainnya yang mengancam dan telah mewabah di belahan dunia.
Virus Korona telah mewaskan sedikitnya 56 orang di China. Tidak hanya virus Korona yang menyebabkan kematian, tetapi setidaknya terdapat 10 virus lainnya yang mengancam dan telah mewabah di belahan dunia.
Deteksi dini terhadap sebaran virus, vaksinasi, menjaga pola hidup, kebersihan, dan pola konsumsi makanan sehat merupakan langkah antisipasi terpapar virus mematikan.
Kondisi cuaca di tanah air yang tidak menentu disertai dampak pasca bencana banjir merupakan situasi yang menuntut setiap orang menjaga kesehatan secara ekstra.
Kebiasaan menggunakan masker ketika berada di tempat umum seperti di terminal bandara, stasiun kereta, halte bus, dan pada saat di dalam transportasi umum merupakan tindakan sederhana namun cukup efektif agar tidak tertular penyakit.
Meskipun beragam vaksin dan obat antivirus telah dibuat, diperbarui, dan diteliti terus-menerus untuk bisa menyembuhkan, dan memusnahkan berbagai macam virus, namun tidak menutup kemungkinan akan muncul virus baru yang mematikan.
Virus sangat rentan menular ketika menjangkit pada tubuh manusia. Penyebaran virus bisa melalui bersin, batuk, dan bahkan ketika menyentuh kulit pasien yang terjangkit.
Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO), terdapat beberapa virus yang bisa menyebabkan kematian manusia. Salah satunya virus influenza A tipe H5N1 yang dikenal dengan flu burung yang sempat menyerang Indonesia beberapa tahun lalu.
Flu Burung
Pada 2003, penyebaran virus H5N1 diidentifikasi terjadi di Indonesia. Pemerintah saat itu menyatakan bahwa penyakit flu burung telah tersebar di sembilan provinsi, yaitu Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Bali. Pada 2007 pemerintah menyatakan bahwa flu burung telah mewabah di 31 provinsi.
Berdasarkan arsip berita Kompas tahun 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Vietnam, Thailand, dan Kamboja), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.
Pada akhir tahun 2005, Indonesia mencatat 20 kasus dengan 13 kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sejumlah kasus flu burung pada manusia. Manusia dapat terinfeksi flu burung (influenza A virus) subtipe H5N1, H7N9, dan H9N2.
Infeksi flu burung pada manusia pertama kali ditemukan di Hong Kong pada tahun 1997 dengan jumlah kasus 18 orang dan 6 di antaranya meninggal dunia. Temuan infeksi pada manusia selanjutnya dilaporkan di Tiongkok, Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Indonesia.
Flu burung ditularkan melalui kontak langsung antara burung terinfeksi dengan burung sehat. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, sepatu, kendaraan, maupun peralatan kandang.
Varian lain dari virus flu burung adalah Spanish Flu yang merupakan salah satu jenis virus influenza tipe A subtipe H1N1 yang pertama kali menyebabkan kematian pada 1918. Ketika itu, virus ini langsung membunuh 50 juta orang, rasio pembunuhan oleh virus tercepat dalam sejarah. Nama Spanish muncul lantaran delapan juta diantaranya terbunuh di Spanyol.
Ebola
Berikutnya, virus ebola merupakan penyebab kematian dengan tingkat kematian 90 persen bagi yang terjangkit. Virus ini pertama kali ditemukan di dekat sungai Ebola di Zaire pada 1976. Gejala awal virus ini mirip dengan virus influenza pada umumnya seperti sakit tenggorokan, demam, nyeri otot, dan sakit kepala. Pasien juga bisa mengalami muntah, diare, darah dalam tinja, ruam, dan gangguan ginjal serta hati.
Selanjutnya Virus Lujo yang dikenal dengan tingkat kematian 80 persen. Gejala yang terserang virus ini mirip dengan serangan virus ebola yang menyebabkan pendarahan gusi dan hidung. Pertama kali menyerang Lusaka, Zambia dan Johannesburg, Afrika Selatan pada 2008. Saat itu, empat dari lima orang yang terinfeksi virus ini meninggal dunia.
Serangan penyakit demam berdarah kerap mengancam masyarakat di Indonesia terutama pasca musim hujan. Masyarakat sudah tidak asing lagi dengan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Jenis nyamuk ini merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, nyamuk ini juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever), chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika.
Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah. Salah satunya meminimalisir berkembangnya jentik nyamuk di genangan air sekitar rumah.
Virus mematikan berikutnya adalah rabies. Virus ini tergolong neurotropika yang ditularkan lewat air liur hewan kepada manusa. Virus ini akan bekerja 100 persen saat gejalanya mulai berkembang. Oleh karena itu, jika gejala muncul pada pasien angka kematian hampir selalu 100 persen.
Dampak dari serangan virus ini tergolong fatal karena langsung menyerang otak dan sistem saraf manusia. Pada 2010, virus rabies membunuh 78 orang di Bali. Pemerintah sejak lama mencanangkan vakninasi cacar terhadap anak sejak usia dini.
Bahkan di sekolah dasar, pemerintah rutin melakukan vaksinasi terhadap siswa untuk menangkal serangan virus cacar. Virus ini diketahui sudah ada sejak 11 ribu tahun lalu di pertanian di India. Virus yang juga dikenal dengan Smallpox ini merupakan virus paling mematikan di dunia yang telah membunuh paling banyak manusia dibanding virus lain dalam sejarah.
Gaya hidup manusia modern harus diimbangi dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci agar kekebalan tubuh tetap kuat.
Herpes merupakan jenis virus yang sudah menginfeksi manusia sejak 80 juta tahun yang lalu. Di era modern, virus Herpes B pertama kali ditemukan pada 1932. Dari 31 kasus, 21 diantaranya meninggal dunia. Herpes B mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan saraf atau kematian jika tidak diobati. Virus ini sebenarnya jarang terjadi pada manusia.
Herpes B mudah ditularkan melalui monyet atau gigitan hewan dan bisa mematikan manusia. HIV merupakan virus yang ditakuti manusia sejak era 1980-an. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
Jika virus ini terus menyerang tubuh, lama kelamaan kondisi tibuh dan kekebalan menjadi lemah. Tanpa pengobatan, seseorang yang hidup dengan virus HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, namun tergantung tipe virusnya.
Kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan sistem imun. Penularan virus HIV bisa melalui hubungan seksual dengan penderita HIV, transfusi darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia.
Kehidupan modern yang disertai dengan perkembangan teknologi di dunia kesehatan dan kedokteran hingga kini belum mampu menghasilkan vaksin ampuh yang mampu menghadapi munculnya varian virus baru yang mematikan. Gaya hidup manusia modern harus diimbangi dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci agar kekebalan tubuh tetap kuat. (TOPAN YUNIARTO/LITBANG KOMPAS)