Beradu Cepat di Bisnis Jasa Pengiriman
Layanan pengiriman instan mendorong perubahan dalam jasa pengiriman barang. Semakin cepat barang sampai, semakin baik pengalaman yang didapatkan konsumen sehingga menggiring mereka menjadi pelanggan loyal
Pesatnya perkembangan bisnis daring telah meningkatkan volume bisnis pengiriman kargo atau barang. Peluang bisnis jasa pengiriman ini tampaknya semakin cerah, yang terindikasi dari banyaknya pemain baru di bidang tersebut.
Dulu hanya ada Pos Indonesia sebagai perusahaan yang menawarkan jasa pengantaran barang atau kurir. Sekarang berbagai perusahaan muncul meramaikan pasar, antara lain JNE, J&T, Wahana, TIKI, Indah Cargo, dan Lion Parcel.
Beberapa toko daring malahan berupaya menghadirkan layanan pengiriman barang sendiri, seperti dilakukan Lazada, Blibli, dan Shopee. Blibli memiliki jasa pengiriman Blibli Express Service, sementara Shopee memiliki sistem logistik Shopee Express.
Dengan memiliki serta mengelola sendiri jasa pengantaran barang, perusahaan aplikasi digital penyedia marketplace dapat mengoptimalkan waktu dan biaya transportasi untuk distribusi barang ke konsumen.
Modernisasi cara kerja terbukti menekan ongkos operasional, dengan pelayanan lebih prima. Revolusi bisnis pengiriman barang dengan kehadiran berbagai perusahaan jasa on demand logistics ini terbukti mampu memicu kompetisi dan mengantarkan barang hanya dalam waktu beberapa jam pasca-pemesanan.
Publik memang kian membutuhkan layanan yang serba cepat. Laporan PwC bertajuk ”Global Consumer Insight Survey 2018” menunjukkan sebanyak 41 persen responden rela membayar lebih untuk mendapatkan layanan same day delivery atau pelayanan sampai tujuan pada hari yang sama.
Layanan kurir saat ini dapat memberikan layanan instan, yakni barang dapat sampai di penerima dua jam pasca-pemesanan. Layanan pengiriman instan mendorong perubahan dalam jasa pengiriman barang. Semakin cepat barang sampai, semakin baik pengalaman yang didapatkan konsumen sehingga menggiring mereka menjadi pelanggan loyal.
Makin efisien
Dengan kehadiran pemain baru dalam jasa pengantaran barang, pengusaha kecil ataupun rumahan juga lebih mudah memanfaatkan jasa penyedia layanan kurir berbasis aplikasi dengan biaya murah dan tingkat fleksibilitas tinggi.
Layanan kurir berbasis aplikasi memungkinkan penjemputan dan pengantaran barang dilakukan seketika dan dapat diakses di mana pun sesuai kebutuhan pelanggan. Biaya logistik, terutama biaya jemput dan antar barang, kian murah karena penyedia jasa kurir instan menggunakan model bisnis sumber daya berbagi.
Penyedia jasa tidak perlu lagi menyediakan kendaraan dan tenaga kerja khusus untuk melakukan penjemputan dan pengantaran barang, seperti halnya perusahaan penyedia jasa logistik konvensional pada waktu dulu.
Perusahaan kurir instan pun tak perlu repot menyediakan kendaraan dan tenaga kerja. Perusahaan kurir instan bahkan hanya mengelola aplikasi on-demand logistics, yang mengintegrasikan pengemudi mobil, sepeda motor, atau bahkan sepeda untuk melakukan penjemputan serta pengantaran barang ke konsumen.
Biaya tetap penyedia jasa kurir berbasis aplikasi seperti biaya sewa gudang dan depresiasi kendaraan menjadi nihil. Biaya operasional berjalan sesuai dengan peningkatan volume atau pendapatan yang dihasilkan sehingga modal dapat kembali lebih cepat. Keberadaan barang dapat dilacak secara real time dengan menggunakan telepon seluler pintar.
Berbagai skala
Jasa kurir instan di Indonesia awalnya dimiliki perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dalam jaringan, seperti Gojek dengan layanan Go-Send, dan Grab dengan GrabExpress. Kemudian, muncul kurir instan yang khusus untuk pengiriman barang, seperti Deliveree dan Lalamove Indonesia.
Kehadiran mereka banyak digunakan oleh usaha kecil dan menengah serta rumahan dalam menghantarkan produk ke alamat konsumen dalam waktu cepat. Lalamove Indonesia bahkan melengkapi sopir dengan LalaBag untuk memastikan barang yang diantar tidak rusak.
Skala jasa pengiriman barang yang ditawarkan di Indonesia kian beraneka ragam, mulai dari full truck load (FTL), less than truck load (LTL), pengiriman barang via laut, pengiriman barang via udara, hingga kurir/ekspres. FTL memungkinkan menyewa mobil truk sesuai kebutuhan. Jenis truk tergantung dari berat atau volume. Perusahaan yang menawarkan jasa antara lain Go Box, kargo.co.id, dan siagatrans.com.
LTL menawarkan pengantaran barang dengan menyewa sebagian dari truk. Proses pengiriman dapat dilakukan apabila truk sudah terisi penuh dengan barang. Jasa ini menawarkan harga yang lebih murah. Di sisi lain, penyedia jasa bisa mendapatkan keuntungan yang optimal. Contoh perusahaan jasa ini Ninja Express.
Pengiriman barang via laut dapat dilakukan dengan kontainer dan kapal feri khusus untuk kapasitas lebih kecil. Adapun pengiriman barang via udara menawarkan kecepatan dalam pengiriman, tetapi tarifnya lebih mahal dibandingkan dengan pengiriman lewat darat dan laut.
Dampak ekonomi
Data Sensus Ekonomi 2016-Lanjutan berjudul ”Analisis Usaha Jasa Aktivitas Pos dan Kurir Modern” menunjukkan, pengelolaan usaha pos dan kurir modern mencapai sekitar 74 persen walaupun masih ada 26 persen usaha yang dilakukan secara konvensional. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan pengguna polsel pintar yang semakin marak.
Berdasarkan data Statista, pengguna smartphone diperkirakan 28 persen dari total penduduk Indonesia pada 2019. Angka ini naik 2 persen dari tahun sebelumnya. Telepon seluler pintar pun kian kaya aplikasi yang mendukung pertumbuhan bisnis daring.
Bisnis daring di Asia Tenggara memang masih menjanjikan. Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk ”e-Conomy SEA 2019, memperkirakan, nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara mencapai 100 miliar dollar AS. Sebanyak 40 persen di antaranya atau 40 miliar dollar AS berasal dari Indonesia.
Tahun 2025, nilai ekonomi berbasis digital di regional diproyeksi Bloomberg mencapai 300 miliar dollar AS. Adapun nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan tembus 133 miliar dollar AS. Belanja online mampu terus menarik minat para konsumen baru karena menjanjikan banyak kelebihan dan keuntungan, terutama dari segi efisiensi, baik biaya, ruang, tenaga, maupun waktu.
Bisnis daring telah memacu berbagai sektor pendukung menggeliat, antara lain jasa pengiriman barang. Peran jasa pengiriman barang semakin vital, bahkan tak bisa dipisahkan dari transaksi online. Jasa pengiriman menjadi perantara kesuksesan transaksi dari penjual ke pembeli.
Persaingan antarperusahaan jasa pengiriman akan semakin sengit pada masa mendatang. Perusahaan penyedia barang ataupun konsumen juga akan makin diuntungkan dengan ongkos kirim yang kian murah dan tetap berkualitas. Semoga saja. (Litbang Kompas)