logo Kompas.id
RisetMembangun Demokrasi Minim...
Iklan

Membangun Demokrasi Minim Literasi

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia terekam dari indeks aktivitas literasi membaca yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2019 lalu. Ini menunjukkan, tak banyak orang Indonesia terbiasa membaca

Oleh
Dedy Afrianto
· 5 menit baca

”Sebuah ’demokrasi’ hanya akan berkembang sekaligus berkelanjutan di suatu masyarakat yang para warganya adalah pembaca, adalah individu-individu yang merasa perlu untuk membaca, bukan sekadar pendengar dan berbicara,” (Daoed Joesoef, 2004)

Petikan tulisan Daoed Joesoef, menteri pendidikan dan kebudayaan era pemerintahan Soeharto dalam Bukuku (2004) itu menegaskan, membaca adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi Indonesia jika ingin melangkah lebih jauh sebagai negara demokrasi.

Namun, persyaratan tersebut hingga kini belum seutuhnya terpenuhi. Jika merujuk pada publikasi sejumlah lembaga dalam beberapa tahun terakhir, terlihat rendahnya minat orang Indonesia untuk membaca. UNESCO, misalnya, pada 2012 mencatat hanya terdapat satu dari 1.000 penduduk di Indonesia yang memiliki minat tinggi untuk membaca. Setelah UNESCO, empat tahun berselang giliran Central Connecticut State University, Amerika Serikat, yang memotret rendahnya minat baca di Indonesia.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000