Virus Korona dan Banjir Jakarta dalam Tren Satu Pekan
Di wilayah DKI Jakarta, banjir menjadi informasi yang banyak dicari di situs pencari Google dalam satu pekan terakhir. Namun, di luar banjir, ada informasi dominan yang terus dicari, yaitu seputar wabah Covid-19.
Oleh
YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI
·3 menit baca
Tujuh hari terakhir, 20-27 Februari 2020, masyarakat Ibu Kota disibukkan oleh bencana banjir. Dalam pekan ini, tiga kali banjir menghampiri wilayah DKI Jakarta. Mulai dari Kamis, 20 Februari; Minggu, 23 Februari; dan terbaru terjadi pada Selasa, 25 Februari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendata, banjir besar pada 25 Februari 2020 mengakibatkan 294 rukun warga (RW) di DKI Jakarta terendam banjir. Hingga 26 Februari 2020 pukul 18.00, total pengungsi sebanyak 1.700 keluarga atau 6.309 jiwa yang berada di 59 lokasi.
Luasnya dampak banjir membuat informasi seputar banjir Jakarta banyak dicari di situs pencari Google. Indikator ketertarikan publik terhadap informasi tertentu salah satunya dapat dilihat melalui Google Trends.
Analisis dilakukan dalam periode seminggu terakhir, yakni mulai Kamis, 20 Februari, hingga Kamis, 27 Februari. Data yang dianalisis hanya data pencarian pengguna Google yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Kata kunci yang digunakan untuk melacak ketertarikan masyarakat Jakarta terhadap informasi banjir dan virus korona adalah ”banjir Jakarta”/”banjir Jakarta 2020”/”jakarta kebanjiran”/”banjir Jakarta Februari” dan ”coronavirus”/”virus corona”/”covid 19”/”gejala corona”/”virus korona”/”korban corona”/”corona Indonesia”.
Saat banjir melanda Jakarta pada 20 Februari, informasi banjir mulai dicari. Melihat kondisi di lapangan, hujan lebat saat itu membuat 46 RW di 21 kelurahan dan 12 kecamatan di DKI Jakarta kebanjiran.
Puncak banjir
Pencarian informasi banjir baru muncul detaknya pada Minggu, 23 Februari. Banjir melanda 55 kelurahan di 25 kecamatan. Banjir juga membuat kompleks Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, tergenang.
Puncaknya, tren tertinggi terjadi hari Selasa, 25 Februari. Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak Senin (24/2/2020) berakibat pada terendamnya lebih kurang 294 RW. Tren pencarian memuncak bersamaan dengan banjir ketiga dalam kurun waktu satu pekan.
Ditarik ke belakang, dalam waktu dua bulan, DKI Jakarta enam kali mengalami banjir dengan luasan wilayah yang signifikan. Di luar itu, ada pula dua kali kejadian banjir dengan wilayah terdampak yang minim (2-4 titik banjir).
Potensi banjir di waktu mendatang masih mengancam Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramalkan bahwa sepanjang Maret 2020, Jakarta akan terancam banjir kategori menengah yang meliputi seluruh wilayah. Potensi banjir baru mulai turun pada April 2020 dengan penurunan potensi menjadi kategori rendah.
Jakarta menghadapi banjir bulan Februari ini sudah dengan peringatan yang memadai. Peringatan dini akan hujan lebat di wilayah Jawa bagian barat sudah diumumkan oleh BMKG.
Tren pencarian tentang banjir langsung mengalami penurunan di hari pengujung pada Selasa (25/2/2020). Hingga Kamis, 28 Februari, pencarian informasi soal banjir Jakarta sudah surut seiring dengan keringnya genangan air di sejumlah wilayah di Ibu Kota.
Di sisi lain, informasi tentang virus yang sedang merebak secara global masih banyak dicari. Selama satu pekan terakhir, informasi seputar Covid-19 masih lebih banyak dibandingkan dengan informasi tentang banjir Jakarta.
Virus korona
Tidak heran, karena dalam tujuh hari belakangan ini, wabah Covid-19 semakin meluas. Jumlah korban virus korona berdasar laporan WHO per 26 Februari 2020, korban terinfeksi di China sebanyak 78.191 jiwa. Dari total korban yang terinfeksi tersebut, sejumlah 2.718 orang meninggal.
Adapun jumlah korban di luar China yang terinfeksi 2.918 jiwa dan korban meninggal 44 orang. Secara rata-rata dalam satu pekan, tren pencarian informasi di wilayah DKI Jakarta tentang virus korona Covid-19 sedikit lebih tinggi dari pada pencarian tentang banjir.
Namun, jika dicermati dari tren pencarian sepanjang Januari 2020-Februari 2020, banjir Jakarta dan virus korona mencapai puncak tren pencarian pada waktu yang berbeda. Puncak tren pencarian tentang banjir terjadi pada 1 Januari bertepatan dengan banjir pertama DKI Jakarta pada tahun 2020. Sementara puncak pencarian virus korona mulai meningkat pada Selasa, 21 Januari 2020.
Saat itu mulai beredar isu bahwa ada pasien di Indonesia yang diduga terjangkit virus korona. Puncak tren pencarian korona terjadi pada 26-27 Januari 2020. Ini bersamaan dengan beredarnya berita tindak lanjut seorang pasien yang diperiksa di Jakarta. Pasien tersebut dinyatakan negatif terjangkit virus itu.
Kasus lain, seorang pasien yang dirawat di RSUD Raden Mattaher Jambi mengalami demam tinggi setelah kembali dari China. Pasien tersebut dalam status diduga terinfeksi virus korona.
Dampak Covid-19 sudah merambah ke berbagai sektor, seperti pertunjukan musik.
Pergelaran musik Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) juga kena dampak virus korona. Calon penonton dari China meminta pengembalian uang pesanan tiket JJF. Hal ini karena warga negara China dilarang oleh negaranya untuk bepergian antarnegara.
Pergelaran musik Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) juga kena dampak virus korona.
Terbaru, Pemerintah Arab Saudi mulai Kamis (27/2/2020) menangguhkan kedatangan warga asing dari 24 negara, yang akan menjalankan ibadah umrah dan wisata. Salah satu negara yang terkena kebijakan ini adalah Indonesia.
Selama ini, warga Indonesia yang beribadah umrah cukup tinggi. Data Pemerintah Arab Saudi menyebutkan, sepanjang 31 Agustus 2019-5 Desember 2019, terdapat 347.424 warga Indonesia yang menjalankan umrah ke Arab Saudi. Indonesia merupakan negara dengan jumlah terbanyak kedua yang warganya menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi.
Isu lainnya terkait korona Covid-19 adalah evakuasi 188 warga negara Indonesia yang jadi awak kapal pesiar World Dream ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. Mengingat masih derasnya isu penyebaran virus korona, bukan tidak mungkin informasi tersebut kian banyak dicari pada hari-hari mendatang. (LITBANG KOMPAS)