Kandidat presiden Amerika Serikat bukan hanya bersaing dengan calon lainnya, namun juga melawan wabah korona Covid-19. Kasus korona di AS melonjak tinggi sepanjang Maret 2020, bahkan tertinggi di dunia melebihi di China.
Oleh
RANGGA EKA SAKTI
·5 menit baca
Elektabilitas calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden menguat sepanjang Maret 2020. Di pemilihan pendahuluan, Biden telah memenangkan 18 pemilihan, unggul atas saingan terdekatnya Bernie Sanders yang meraih kemenangan di 8 negara bagian. Penanganan wabah korona Covid-19 yang meluas di AS menjadi salah satu program kampanyenya.
Penyakit korona Covid-19 mewabah begitu luas di dunia. Penyebaran virus korona terbesar di luar China terjadi di Amerika Serikat dan Italia. Di AS, hingga 28 Maret 2020, terdapat 101.657 kasus positif korona dengan korban meninggal sebanyak 1.581 orang. Jumlah kasus ini membuat wabah korona di Amerika Serikat menjadi yang terbesar di dunia, bahkan melebihi kasus yang terjadi di China.
Jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat melonjak cepat dalam bulan Maret ini. Saat pemilihan pendahuluan Super Tuesday 10 Maret 2020 lalu, jumlah orang yang terkonfirmasi sebanyak 959 kasus.
Sepuluh hari kemudian, saat pemilihan pendahuluan di tiga negara bagian sekaligus yaitu Arizona, Florida, dan Illinois, jumlahnya penderita Covid-19 sudah mencapai 6,4 ribu kasus.
Masifnya penyebaran virus korona membuat isu Covid-19 hinggap di pemilihan presiden AS. Salah satu calon presiden AS yang fokus pada wabah Covid-19 di AS adalah Joe Biden. Kandidat presiden terkuat dari Partai Demokrat ini mengeluarkan rencana perang terhadap wabah korona.
Biden menawarkan empat strategi utama. Pertama, ketersediaan layanan pengujian gratis di seluruh negeri. Kedua, penghapusan semua hambatan biaya untuk perawatan pencegahan dan pengobatan untuk Covid-19.
Selanjutnya, Biden juga akan fokus mengembangan vaksin pencegahan korona. Terakhir, pengoperasian logisitik, pengerahan bantuan militer, dan fasilitas yang diperlukan untuk menangani korona.
Biden meyakinkan publik AS dengan menceritakan pengalamannya saat menangani wabah ebola pada tahun 2014. Pemerintahan Obama-Biden saat itu mengerahkan militer dalam krisis Ebola. Militer dengan kemampuannya membangun rumah sakit dengan 500 tempat tidur di tenda-tenda yang aman dan terlindungi.
Di bidang ekonomi, Biden menawarkan kebijakan respons ekonomi dari cuti berbayar darurat untuk semua yang terkena dampak wabah hingga memberikan bantuan yang diperlukan untuk pekerja, keluarga, dan usaha kecil yang terpukul keras oleh krisis akibat Covid-19.
Strategi
Penanganan wabah korona Covid-19 di AS menjadi isu kampanye yang fokus digarap Joe Biden. Selain korona, Biden juga menjanjikan komitmennya untuk memilih perempuan sebagai calon wakil presiden.
Bukan tanpa alasan, Biden lebih memilih fokus isu kampanye. Hingga 17 Maret 2020, Biden menjadi calon terkuat dari Partai Demokrat. Biden telah mengantongi 1.215 dukungan delegasi Partai Demokrat.
Perolehan ini jauh meninggalkan Bernie Sanders yang hanya mampu mendapat jumlah dukungan dari 910 delegasi Partai Demokrat. Biden tinggal membutuhkan 776 dukungan delegasi untuk maju ke pemilihan presiden November 2020 nanti.
Biden meyakinkan publik AS dengan menceritakan pengalamannya saat menangani wabah ebola pada tahun 2014.
Biden menunjukkan popularitasnya pada pemilihan di Arizona, Florida, dan Illinois, 17 Maret 2020 lalu. Ia menyapu bersih kemenangan dan meraup 295 dukungan delegasi. Sementara saingan terdekatnya Bernie Sanders hanya meraih 145 dukungan delegasi.
Sebelumnya, pada pemilihan pendahuluan Pada 10 Maret 2020 di enam negara bagian, Biden juga berjaya. Ia merebut kemenangan di lima negara bagian dan meraup 214 dukungan delegasi. Kemenangan di pemilihan pendahuluan yang biasa disebut Super Tuesday ini dianggap menyediakan petunjuk atas siapakah yang akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
Biden menang telak di negara bagian Idaho, Michigan, Missouri, Missisipi, dan Washington. Sedangkan, Sanders hanya memenangi di negara bagian, North Dakota. Hal ini menjadi lebih terang ketika melihat keberhasilan Biden dalam memenangi wilayah dengan jumlah delegasi yang gemuk seperti Michigan dan Missouri.
Di Michigan, Biden mengantongi 8,38 ribu suara dan 72 dukungan delegasi. Sementara Sanders meraih 5,76 ribu suara dan 52 dukungan delegasi. Demikian juga dengan perolehan di Missouri. Biden unggul 60 persen suara dibandingkan Sanders yang memperoleh 34 persen suara. Sisa suara lainnya terbagi di calon-calon presiden lainnya.
Kandidat kuat
Di luar Biden dan Sanders, hanya ada dua kandidat lain yang mendapat suara signifikan pada Super Tuesday. Kedua kandidat itu ialah Michael Bloomberg dan Elizabeth Warren. Walau terpaut jauh dari dua kandidat diatasnya, Warren masih mendapat sedikit dukungan di tiga negara bagian yaitu Washington, Idaho, dan North Dakota.
Masing masing di ketiga negara bagian tersebut, Warren mendapat 12,3 persen, 2,7 persen, dan 3,4 persen suara populer. Sama dengan Warren, Bloomberg juga mendapat dukungan dari tiga negara bagian yakni Michigan, Missouri, dan Missipi. Di negara-negara bagian tersebut, Bloomberg mendapat perolehan suara populer sebesar 4,6 persen, 1,5 persen dan 2,4 persen.
Hasil dari Super Tuesday ini membuat sebagian besar kandidat Partai Demokrat mengundurkan diri dari pencalonannya. Dari kedelapan calon yang mengikuti pemilu pendahuluan, hanya Joe Biden, Bernie Sanders dan Tulsi Gabbard yang memutuskan untuk bertahan. Kandidat lain yakni Elizabeth Warren, Michael Bloomberg, Pete Buttigieg, dan Amy Klobuchar mundur.
Hingga pemilihan pendahuluan 17 Maret 2020, Biden masih menjadi calon terkuat dari Partai Demokrat. Sampai Juni 2020, setidaknya ada 3 hari pemilu pendahuluan yang menjadi ajang penentuan bagi kedua kandidat.
Ketiga hari itu adalah, 4 April 2020, 28 April 2020 dan 2 Juni 2020. Dari keempat gelaran pemilu pendahuluan tersebut, kandidat yang tersisa akan memperebutkan 1.562 atau setara dengan 78,4 persen dari seluruh suara delegasi yang diperebutkan.
Kedua kandidat akan kembali bersaing pada 4 April 2020 mendatang, dengan memperebutkan 53 dukungan delegasi di dua pemilihan pendahuluan dan satu kaukus. Sedangkan, pada 28 April 2020 pemilihan pendahuluan akan digelar di negara bagian New York dengan memperebutkan 274 dukungan delegasi.
Kedua tanggal ini penting diperhatikan karena tidak ada lagi pelaksanaan pemilu pendahuluan dengan jumlah delegasi dengan jumlah sebesar itu. Walau masih ada pemilu pendahuluan serempak di lima negara bagian pada 2 Juni 2020, jaraknya dengan kaukus terakhir di negara bagian Virgin Island pada 6 Juni 2020 terpaut terlalu pendek.
Tidak hanya itu, pemilu pendahuluan serempak itu juga hanya menyediakan 215 suara delegasi partai, yang angkanya bahkan lebih kecil dari jumlah suara delegasi di New York. Maka, bisa dikatakan bahwa kandidat yang unggul pada pemilu pendahuluan serempak pada 28 April 2020 akan menang dan menjadi calon presiden pada konvensi nasional.
Namun terlepas dari siapa yang unggul nantinya, kandidat tersebut tidak hanya akan bersaing dengan presiden petahana Donald Trump saja, tapi juga melawan wabah korona yang semakin meningkat di Amerika Serikat. (LITBANG KOMPAS)