Semarak Kado Natal di Media Sosial
Kebiasaan berbagi bingkisan atau kado Natal sudah dilakukan sejak dulu. Makna Natal menjadi pengingat untuk terus berbagi dengan sesama.
Perayaan Natal bertambah semarak dengan pemberian bingkisan atau kado. Kebiasaan berbagi atau tukar-menukar kado ini sudah berlangsung lama, setidaknya telah dilakukan di era Romawi Kuno pada abad ketiga. Linimasa seputar hadiah Natal juga tidak dapat dilepaskan dari sosok Santo Nicholas (271-343), seorang Uskup Myra (Turki) yang dermawan.
Dalam perkembangannya, Nicholas kemudian dikenal juga dengan nama Santa Claus atau juga Sinterklas dalam bahasa Belanda (Kompas 20/12/2004). Sinterklas dikenal sebagai seorang kakek yang berkumis dan berjanggut putih. Dengan pakaian merahnya, Sinterklas membagi-bagi hadiah Natal kepada anak-anak sebelum perayaan Natal.
Hingga saat ini kebiasaan berbagi kado Natal masih dilakukan masyarakat untuk dibagikan kepada anak, kerabat, tetangga, dan relasi atau teman. Survei yang dilakukan Twitter menyebutkan, tahun ini sebanyak 60 persen publik Inggris berencana membeli hadiah Natal. Daftar belanja kado Natal yang disebutkan adalah pakaian, makanan/hampers, parfum, mainan, dan alat kecantikan.
Hal serupa muncul di Amerika Serikat. Jajak pendapat yang dilakukan Gallup terhadap warga AS pada 1-6 November 2021 menemukan minat warga AS membeli hadiah Natal tahun ini.
Publik mengungkapkan, rata-rata alokasi belanja yang akan dikeluarkan untuk membeli hadiah Natal tahun ini adalah 886 dollar AS. Anggaran belanja tersebut naik dari dua tahun sebelumnya. Pada 2019, rata-rata warga AS mengalokasikan 852 dollar AS untuk belanja kado Natal.
Dari sisi metode pembelian, belanja daring merupakan cara mencari hadiah Natal yang banyak dipilih publik. Kemudahan akses dan keamanan melakukan berbelanja di tengah pandemi Covid-19 membuat transaksi daring ini menjadi favorit warga AS untuk membeli bingkisan Natal.
Namun, ada juga sebagian warga yang tetap memilih mencari hadiah dengan membeli di pusat perbelanjaan atau departemen store dan toko khusus, seperti toko mainan, pakaian, dan perhiasan. Kebiasaan publik mencari hadiah Natal dengan berbelanja langsung ini sudah lama dilakukan.
Riset Gallup juga menyebutkan, belanja hadiah Natal di pusat perbelanjaan ini sangat populer dilakukan pada era 1990-an. Popularitas belanja saat itu didukung booming pembangunan department store di berbagai kota dan tawaran diskon yang diberikan pengelola pusat perbelanjaan menjelang Natal.
Pencarian
Selain jajak pendapat publik, denyut pencarian kado Natal juga terlihat di media sosial dan mesin pencari Google. Dari pantauan aplikasi Talkwalker sepanjang 16-22 Desember 2021 ada 2,6 juta warganet yang berbagi konten dan perbincangan seputar kado Natal. Puncak aktivitas warganet terjadi pada 22 Desember 2021.
Adalah postingan Twitter dari akun majalah Australia @GQAustralia saat itu menjadi pusat perhatian warganet. Pesan yang dibagikan akun tersebut adalah datangnya sebuah hadiah Natal untuk penggemar superstar pop Korea #BTS.
Sampul digital terbaru majalah GQ Australia yang menampilkan pemotretan dan wawancara dengan ketujuh anggota #BTS yang tersedia dalam bahasa Inggris langsung disambut antusias perbincangan warganet.
Di mesin pencari Google, hasil penelusuran dengan menggunakan kata ”christmas gift” sepanjang 21 November 2021-21 Desember 2021, pencarian informasi seputar hadiah Natal menunjukkan tren peningkatan.
Dari rentang skala 0-100 yang digunakan, Google Trends menangkap puncak pencarian hadiah Natal terjadi pada 17 Desember 2021, yaitu di angka 100. Melihat tren dalam lima tahun terakhir, rentang waktu satu pekan sebelum Natal atau sekitar tanggal 15-21 Desember memang menjadi puncak ”musim” berburu informasi seputar hadiah Natal.
Pada tahun ini, detak pencarian informasi kado Natal ini sebenarnya sudah muncul sejak November 2021, tetapi mulai menanjak memasuki Desember. Sejak 21 November 2021 skor pencarian bingkisan Natal berada di angka 49, kemudian meningkat menjadi 56 pada 26 November 2021. Memasuki Desember 2021, skor pencarian informasi seputar kado Natal semakin meningkat menjadi 95 pada 16 Desember 2021.
Salah satu momentum yang terjadi di periode tersebut adalah fenomena Black Friday atau hari belanja menjelang Natal. Black Friday jatuh sehari setelah Thanksgiving yang dirayakan pada pekan keempat bulan November. Tahun ini Black Friday jatuh pada 26 November 2021.
Favorit
Dari penelusuran kata kunci yang banyak dimasukkan warganet di Google, informasi berupa kartu ucapan Natal dan bingkisan parsel atau hampers merupakan kueri yang paling banyak terekam di Google. Selain itu, informasi seputar kartu Natal juga menjadi topik yang banyak dicari warganet.
Kartu Natal juga merupakan salah satu ikon perayaan Natal. Mengirim kartu ucapan Natal menjadi pilihan yang banyak dilakukan masyarakat sejak lama. Kebiasaan tersebut mulai dikenal luas setelah Henry Cole dan John Callcott Horsley membuat kartu Natal pertama di Inggris pada 1843. Kebiasaan itu semakin populer setelah menyebar di wilayah Eropa dan AS.
Baca juga : Lebih dari Satu Abad Tradisi Kartu Natal Bertahan
Di luar kartu Natal, ragam hadiah banyak dipilih masyarakat untuk saling berbagi saat perayaan Natal. Sebelum pandemi melanda dunia, cokelat, buku, kosmetik, pakaian, dan angpau berupa uang merupakan jenis-jenis hadiah yang banyak dibeli masyarakat Eropa untuk saling berbagi kebahagiaan Natal.
Publikasi Christmas Survey 2019 dari Deloitte menunjukkan alokasi belanja terbanyak saat Natal yang dilakukan warga Eropa adalah membeli kado. Biaya lain yang banyak dibelanjakan saat Natal adalah kuliner dan berwisata.
Untuk membantu mencari informasi dan jenis kado Natal, publik juga memanfaatkan media sosial. Hasil survei yang dilakukan Deloitte menangkap peran media sosial mulai dari mencari produk, mendapatkan gagasan atau ide kado, mengecek harga, memperoleh ulasan/rekomendasi produk, hingga menemukan potongan harga, promo produk, dan informasi penjual.
Ragam contoh hadiah yang terpampang di ruang-ruang sosial, seperti hampers dan hampers anak, serta pakaian, memberikan kemudahan bagi warganet untuk berbagi kado Natal. Kanal media sosial juga membuka partisipasi bagi warganet untuk terlibat dan mencari hadiah Natal yang lebih peduli dengan Bumi.
Hadiah-hadiah Natal tersebut terbuat dari bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan, yang salah satunya dikemas dalam kampanye Green Christmas. Ajakan tersebut disambut hangat 70 persen warganet Inggris dengan berencana mengurangi sampah saat Natal. Ajakan lain yang menggema dari media sosial adalah memberikan kado Natal sebagai donasi atau charity kepada pihak-pihak yang belum beruntung.
Seiring meningkatnya pengguna internet dan media sosial, kemeriahan Natal saat ini juga marak ditemukan di dunia maya. Pencarian informasi hadiah Natal di media sosial tidak hanya sebatas pada bentuk fisik kado, tetapi juga menangkap perbincangan lain, seperti lagu Natal, pohon natal, hingga liburan Natal.
Di luar itu, isu kado Natal pun dapat dikemas menjadi konten politik, seperti terlihat saat puncak perbincangan pada 21 Desember 2021. Tautan berita dari media AS, New York Post menyebutkan, pada akhir tahun ini Presiden AS Joe Biden memberikan ”kado Natal” berupa kebijakan Build Back Better Plan atau Build Back Better.
Kebijakan ini berupa rencana pendanaan untuk penanganan Covid-19, layanan sosial, bantuan kesejahteraan, infrastruktur, serta dana yang dialokasikan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu polemik yang mengemuka adalah kekhawatiran akan bertambahnya pengeluaran pemerintah dan pada saat bersamaan AS sedang mengalami peningkatan inflasi.
Berbagi
Berbagai aktivitas warganet menumbuhkan niat, mencari kado Natal, hingga memperbincangkan konten hadiah Natal menjadi penanda semaraknya perayaan Natal. Dari berbagai pencarian informasi yang dilakukan warganet di Google Trends dan media sosial, salah satu benang merah yang dapat diambil adalah kepada siapa hadiah tersebut akan diberikan.
Dari kueri dan tagar yang digunakan, keluarga (kakak, adik, ayah, istri) serta kolega, seperti guru dan teman kerja, merupakan sosok yang akan diberi hadiah di hari istimewa ini. Kondisi ini menggambarkan kado Natal sebagai sarana mewujudkan kehangatan Natal yang dirayakan bersama keluarga atau kerabat dekat.
Baca juga : Tangga Popularitas Lagu Natal
Kado Natal bukanlah puncak dari perayaan Natal. Hadiah tersebut menjadi simbol hadirnya kedamaian di keluarga. Sebagai bagian dari peristiwa Natal, pencarian informasi seputar kado Natal di media sosial juga tidak dapat dilepaskan dari tagar #christmas yang sempat menjadi trending topic pada 20 Desember 2021.
Popularitas ini dipicu oleh postingan dari akun resmi Paus Fransiskus (@Pontifex) pada 20 Desember 2021. Paus menuliskan ”The #Christmas tree is a symbol of rebirth, God's gift by which He is united forever to humanity. He gives us His life. The lights on the fir tree recall the light of Jesus, the light of love that continues to shine in the world's nights.”
Pesan Paus Fransiskus ini menyiratkan bahwa kelahiran Yesus adalah kado istimewa dari Tuhan bagi semua umat manusia. Karena itu, merayakan God's gift ini selayaknya tidak sekadar mencari hadiah, tetapi sekaligus juga menjadi momentum untuk terus berbagi kepada sesama, terutama mereka yang kecil, lemah, tersingkir, dan difabel. Selamat merayakan Natal. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Transformasi Film Natal