Natal Bersama Keluarga, Sederhana dan Bermakna
Masa liburan Natal dan Tahun Baru telah tiba. Publik menyambutnya dengan sederhana. Bagi mereka, bercengkerama bersama keluarga dan orang terdekat menjadi momen spesial untuk merayakan Natal.
Pengunjung melihat pohon natal yang ditawarkan di salah satu gerai ritel di pusat perbelanjaan di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (17/12/2023).
Pilihan menghabiskan waktu dengan keluarga di masa liburan Natal dan Tahun Baru juga tidak terlepas dari tekanan ekonomi, seperti kenaikan harga, juga ancaman pandemi Covid-19.
Pilihan aktivitas masyarakat untuk merayakan libur Natal dan Tahun Baru terekam dalam hasil jajak pendapat Kompas pada 7-9 Desember 2023. Hasilnya, berkumpul bersama keluarga menjadi kegiatan favorit untuk mengisi libur akhir tahun.
Pengumpulan pendapat itu dilakukan melalui telepon. Sebanyak 514 responden dari 34 provinsi berhasil diwawancara. Tim litbang memilih responden secara acak sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 4,35 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pengambilan sampel dimungkinkan terjadi. Pengumpulan pendapat sepenuhnya dibiayai harian Kompas.
Hasilnya, bagian terbesar responden (34,1 persen) berencana menjalani momen Natal bersama keluarga. Salah satu agenda yang disiapkan ialah menonton acara hiburan khusus.
Sebagian kecil responden juga berencana memanfaatkan momen ini untuk berlibur. Sebanyak 5,1 persen dari responden berencana untuk berlibur ke luar kota atau ke tempat wisata di sekitar tempat tinggal mereka.
Pilihan untuk merayakan libur Natal dengan sederhana ini terjadi merata di masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Kesederhanaan dalam merayakan Natal juga tecermin dari biaya yang disiapkan oleh masyarakat.
Sebagian besar responden menyatakan tidak menyiapkan dana khusus untuk merayakan Natal. Bagi yang menyediakan dana, jumlahnya pun tidaklah besar.
Sekitar 22 persen responden mengatakan menyiapkan dana di bawah Rp 1 juta untuk merayakan Natal. Namun, ada juga sekitar 12 persen responden yang menyiapkan biaya cukup besar hingga di atas Rp 3 juta.
Pilihan publik merayakan Natal dan akhir tahun bersama keluarga dalam momen kesederhanaan ini tidak terlepas dari tekanan situasi ekonomi. Kenaikan harga barang-barang, terutama bahan kebutuhan pokok membuat publik menghitung ulang dampak daya belinya. Badan Pusat Statistik mencatat, pada November 2023, inflasi masih menunjukkan tren peningkatan.
Secara tahunan, tingkat inflasi mencapai 2,86 persen, sedangkan inflasi bulanan sebesar 0,38 persen. Inflasi tahunan tersebut naik dari Oktober 2023 yang mencapai 2,56 persen.
Kondisi ini menunjukkan adanya kenaikan harga sejumlah barang. Dari aspek pengeluaran, inflasi terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan publik untuk berlibur saat Natal dan Tahun Baru berkaitan dengan peningkatan kasus Covid-19. Kasus ini antara lain tersebar di kota besar.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dua pekan terakhir, kasus aktif Covid-19 naik dari rata-rata 60 kasus per hari pada 4-10 Desember 2023 menjadi 206 kasus per hari pada 11-17 Desember 2023 (Kompas, 19/12/2023).
Baca juga: Pengamanan Berlapis untuk Perayaan Natal di Jakarta
Kado natal
Meski dirayakan secara sederhana dalam lingkup keluarga, publik tetap tidak mau kehilangan makna Natal sebagai bagian dari mempererat persaudaraan antarsesama. Sebanyak 15 persen responden menyampaikan akan saling mengucapkan Natal secara langsung dengan orang-orang terdekat.
Tidak hanya itu, momen Natal juga dirayakan bersama orang-orang yang berjarak secara fisik. Tidak kurang dari 13 persen masyarakat mengaku ingin memberikan ucapan Natal melalui telepon dan panggilan video dengan kerabat yang sedang jauh.
Sebagian lain berencana mengunjungi rumah keluarga atau teman yang merayakan hari besar itu dan memberikan hadiah/kado. Natal pun dimaknai sebagai momen untuk berbagi.
Untuk pilihan kado natal, makanan menjadi pilihan utama (37,2 persen) yang akan diberikan kepada kerabat. Selanjutnya, publik memilih memberikan hadiah sesuai dengan karakter atau usia keluarga (12,3 persen).
Publik juga lebih memilih memberikan uang sebagai hadiah natal (10 persen). Sekitar 37,7 persen responden lainnya masih bingung memilih hadiah.
Pilihan jenis kado ini cukup mirip dengan tren di Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Statista, uang (43 persen) dan makanan (23 persen) menjadi kado yang cukup banyak dipilih oleh warga AS pada 2023.
Meski demikian, kado lain seperti kupon belanja (38 persen), pakaian (35 persen), kosmetik (24 persen), dan gawai (23 persen) juga dicari warga.
Keinginan publik untuk memberikan kado natal ini juga terekam di mesin pencari Google. Data Google Trends sepanjang 1-10 Desember 2023 memperlihatkan topik terkait pencarian kado natal di Indonesia mengalami peningkatan.
Pada 1-5 Desember, pencarian tentang kado natal memiliki skor di kisaran angka 25-68. Tren ini mengalami kenaikan, hingga mencapai puncaknya pada 8 Desember 2023 dengan skor tren di angka 100.
Dari skala 0-100 yang digunakan Google Trends, skor pencarian tersebut menunjukkan puncak pencarian kado natal dalam satu pekan terakhir. Topik yang banyak dicari warganet Indonesia ialah seputar ide kado dan tukar kado natal.
Selain menjadi bagian dari jalinan persaudaraan, keinginan publik mempersiapkan kado natal juga merupakan penanda kemeriahan perayaan Natal. Pernak-pernik seputar kado natal ini dapat ditemukan di pusat perbelanjaan hingga toko daring.
Masyarakat merasa mudah mendapatkan pernak-pernik untuk merayakan Natal. Tak kurang dari 40 persen responden survei menyampaikan cukup mudah untuk mencari berbagai kebutuhan untuk Natal.
Di tengah suasana perayaan Natal yang sederhana, pernak-pernik dan kado natal menjadi penanda kebahagiaan dan semarak Natal. Selamat merayakan Natal. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Volume Kendaraan Naik, ”Contra Flow” Berlanjut di Tol Jakarta-Cikampek