Perebutan Kursi DPR Dapil Jatim I Diramaikan Petahana
Mayoritas kursi DPR Jatim Dapil I potensial diduduki petahana. Sisanya direbut caleg nonpetahana.
Sepuluh kursi DPR yang diperebutkan di Daerah Pemilihan Jawa Timur I berpotensi akan lebih banyak diraih kembali oleh anggota legislatif yang saat ini masih menjabat. Hanya sebagian kecil yang berhasil diduduki oleh pendatang baru.
Potensi anggota DPR petahana yang akan lebih banyak merebut kursi ini terekam dari hasil analisis Litbang Kompas.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Analisis dilakukan berdasarkan data sementara rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 26 Februari 2024 dengan data masuk sudah mencapai 65,20 persen dari total tempat pemungutan suara yang ada di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, dua wilayah di Daerah Pemilihan Jawa Timur I ini.
Dari sepuluh kursi yang diperebutkan di dapil Jatim I ini, ada dua partai politik yang mendapatkan masing-masing dua kursi, yakni Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Enam kursi lainnya diperebutkan oleh enam partai politik, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.
Jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, potensi perolehan kursi ini memang mengalami perubahan penguasaan. PKB mengalami penurunan. Jika di 2019 PKB meraih dua kursi, di pemilu tahun ini hanya mendapatkan satu kursi. Penurunan yang sama juga dialami oleh PDI-P yang kehilangan satu kursi, dari tiga kursi di Pemilu 2019 menjadi dua kursi di Pemilu 2024 ini.
Sementara itu, ada dua partai politik yang justru mengalami peningkatan. Partai Gerindra yang semula hanya meraih satu kursi di Dapil Jatim I pada Pemilu 2019, di Pemilu 2024 ini partai politik besutan Prabowo Subianto ini mampu merebut dua kursi.
Hal yang sama juga dialami Partai Nasdem. Jika di pemilu lima tahun lalu gagal mendapatkan kursi di Dapil Jatim I ini, tahun ini Nasdem mampu merebut satu kursi untuk menempatkan kadernya di DPR Nasional periode 2024-2029.
Jika di partai-partai lainnya mengalami dinamika, partai-partai lain mengalami stagnasi alias hanya mampu mempertahankan satu kursi yang dimilikinya, yakni Partai Golkar, PKS, PAN, dan Demokrat. Menariknya, empat kursi yang stagnan ini juga berpotensi diduduki oleh calon anggota legislatif (caleg) yang sama alias anggota DPR petahana yang saat ini masih aktif duduk di parlemen nasional tersebut.
Baca juga : Di Jatim, Peta Kursi Saat Ini Berpotensi Berubah Dibanding 2019
Caleg petahana
Merujuk data rekapitulasi KPU per 26 Februari 2024, keempat caleg petahana dari Golkar, PKS, PAN, dan Demokrat yang berpotensi menduduki kembali kursinya adalah Adies Kadir (Golkar) yang meraih 57.727 suara. Kemudian ada nama Sigit Sosiantomo dari PKS dengan raihan suara mencapai 17.136, Sungkono dari PAN yang berhasil mendapatkan 32.709 suara dan dari Demokrat ada nama Lucy Kurniasari dengan 20.197 suara.
Dua kursi yang berhasil dipertahankan oleh PDI-P dan PKB pun juga diduduki oleh caleg petahana. Dua kursi dari PDI-P berpeluang akan kembali diwakili oleh Puti Guntur Soekarno dengan raihan 48.110. Sebelumnya, Puti yang juga putri dari Guntur Soekarnoputra ini adalah mantan calon Wakil Gubernur Jawa Timur di Pilkada Jatim 2018 mendampingi calon gubernur Saifullah Yusuf.
Satu kursi PDI-P lainnya akan kembali diduduki oleh Indah Kurnia yang di publik Jawa Timur juga dikenal sebagai mantan Manajer Persebaya Surabaya.
Sementara itu, satu kursi yang sebelumnya diduduki oleh Bambang DH di pemilu tahun ini terancam lepas. Padahal, nama mantan Wali Kota Surabaya tersebut kembali ada dalam Daftar Calon Tetap (DCT) PDI-P di Dapil Jatim I ini dengan perolehan sementara 19.388 suara.
Jika nanti peluang kursi ketiga diraih PDI-P, nama Bambang sebenarnya berpeluang masuk kembali ke Senayan karena perolehan suaranya berada di peringkat ketiga setelah Puti dan Indah Kurnia.
Sementara itu, caleg petahana juga akan kembali mengisi satu kursi PKB yang berhasil dipertahankan di Pemilu 2024 ini. Nama artis Arzeti Bilbina Setyawan kembali berpeluang masuk Senayan setelah pada data sementara mencatat perolehan suara 31.088.
Sebaliknya, petahana dari PKB lainnya, yakni Syaikhul Islam, terancam kehilangan kursinya karena PKB hanya berpeluang mendapatkan satu kursi dari Dapil Jatim I ini.
Jika peluang tersebut terbuka dengan PKB mendapatkan dua kursi, nama Syaikhul Islam berpeluang menduduki kursi tersebut karena suara yang diraihnya berada di posisi kedua perolehan suara terbanyak caleg PKB setelah Arzeti.
Dari sepuluh kursi DPR yang diperebutkan di Dapil Jatim I ini, hanya tiga kursi yang berpotensi diduduki oleh caleg terpilih dari kalangan nonpetahana yang sebelumnya tidak menjadi anggota DPR dari Dapil Jatim I ini di Pemilu 2019.
Satu kursi Gerindra akan diduduki Bambang Haryo Soekartono yang meraih 85.460 suara. Suara yang diraih Haryo ini tercatat paling tinggi dibandingkan sembilan caleg lainnya yang berpeluang menduduki kursi dari Dapil Jatim I.
Adapun dua kursi yang diraih caleg nonpetahana lainnya akan diduduki oleh caleg dari Nasdem bernama Lita Machfud Arifin yang meraih 30. 274 suara dan satu kursi diraih caleg dari Partai Gerindra, yakni Dhani Ahmad Prasetyo dengan raihan suara 53.666. Sebelumnya nama Dhani dikenal publik sebagai artis pentolan Grup Band Dewa 19 yang berasal dari Surabaya.
Baca juga : Ramai-ramai Caleg Klaim Kemenangan, Berapa ”Harga” Satu Kursi DPR?
Nomor urut
Menariknya, seperti fenomena yang terjadi juga di pemilu-pemilu sebelumnya, caleg terpilih dan mendapatkan suara lebih banyak didominasi oleh mereka yang berada di nomor urut atas atau kecil. Dari sepuluh kursi yang diperebutkan di Dapil Jatim I ini, enam di antaranya dimenangkan oleh caleg dengan nomor urut 1 di Daftar Calon Tetap.
Meskipun demikian, ada empat caleg yang berpeluang mendapatkan kursi karena meraih suara banyak berasal dari nomor urut besar. Sebut saja Indah Kurnia yang berada di nomor urut 6 mampu mengalahkan setidaknya empat caleg di atasnya, termasuk nama artis Andre Hehanusa yang maju melalui PDI-P dengan nomor urut 5.
Hal yang sama juga dialami oleh Arzeti Bilbina Setyawan yang maju dengan nomor urut 3. Arzeti mampu mengungguli dua nama yang berada dengan nomor urut di atasnya, yakni caleg petahana Syaiful Islam yang berada di nomor urut 1 dan Dita Indah Sari di nomor urut 2. Dita sebelumnya dikenal sebagai aktivis pergerakan mahasiswa di era reformasi 1998.
Kemudian juga ada di Partai Nasdem, Lita Machfud Arifin, yang berada di nomor urut 2, berpeluang lolos ke Senayan menempati satu kursi yang diraih partai ini di Dapil Jatim I. Perolehan suara Lita lebih unggul dari caleg bernomor urut 1 dari Partai Nasdem, yakni Muhammad Sholeh, yang sementara ini mengumpulkan 13.213 suara.
Nama Sholeh pernah meramaikan diskursus publik karena menjadi pemohon uji materi terkait penerapan suara terbanyak bagi caleg terpilih di Mahkamah Konstitusi. Kini, sistem yang sudah diterapkan sejak Pemilu 2014 tersebut justru berpeluang tidak mampu membuatnya meraih kursi karena suaranya lebih kecil dari caleg dengan nomor urut di bawahnya.
Namun, semua ini masih data sementara. Semua tetap akan mengacu pada perolehan suara akhir dan penetapan resmi dari KPU. Bagaimanapun kontestasi di pemilu memang bukan sekadar persaingan antarpartai politik, melainkan juga kompetisi antarcaleg di dalam partai politik itu sendiri.
Pada akhirnya, di atas kertas caleg petahana memang lebih berpeluang kembali meraih kursi. Namun, harus juga diakui, ke depan kompetisinya akan lebih ketat karena sang penantang dari mereka yang nonpetahana juga terbukti mampu merebut simpati pemilih. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Memahami Metode Konversi Suara Undang-Undang Pemilu