INDRAMAYU, KOMPAS - Petani mangga di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meminta pemerintah mengatasi anjloknya harga mangga saat masa panen.
“Setiap masa panen pasti harganya jatuh. Mangga gedong gincu yang biasanya Rp 25.000 per kilogram anjlok hingga Rp 7.000 per kg untuk kualitas super. Kalau kualitas dua, harganya cuma Rp 3.500 per kg,” ujar petani mangga Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Edi Suwandi (46), saat ditemui Kompas, di Indramayu, Jumat (5/1).
Masa panen mangga gedong gincu telah berakhir Oktober-November lalu. Saat ini, petani tengah memupuk dan memberi obat perangsang pertumbuhan pada tanaman mangga. Panen selanjutnya akan berlangsung April mendatang.
Edi berharap pemerintah mengatasi anjloknya harga mangga saat musim panen nanti. Jika harga kembali jatuh, petani semakin terpukul.
Menurut Edi, petani tidak dapat menunggu harga membaik karena mangga merupakan komoditas yang tidak dapat bertahan lama. Apalagi, perubahan harga bukan lagi pada kisaran hari, tetapi jam. Sudah lazim, petani langsung menjual mangga malam hari setelah panen sore harinya agar harga tidak lekas anjlok.
Petani mangga lainnya, Ade Hermawan berharap, pemerintah dapat membenahi mata rantai komoditas unggulan Indramayu tersebut. Menurut dia, mata rantai mangga cukup panjang, yakni petani – pengepul kecil – pengepul besar – hingga eksportir mangga.
“Ini yang membuat harga di tingkat petani kerap jatuh saat panen,” ujarnya.
Dia menuturkan, pengepul kecil hanya terdapat di Indramayu sementara pengepul besar berada di Cirebon dan Majalengka, tetangga Indramayu. Akibatnya, ongkos produksi rentan bertambah.
“Kami tidak punya pilihan mau jual ke mana selain ke pengepul itu,” ujarnya.
Kepala Bidang Hortikultura di Dinas Pertanian Indramayu Sutanto Jaya mengakui, harga jual mangga kerap jatuh saat panen. Untuk itu, pihaknya mengembangkan pola tanam tanpa musim (off season). Jadi, tanaman mangga dapat dipanen lebih dari dua kali setahun. Harapannya, pola tanam itu bisa menjamin harga lebih stabil.
Berdasarkan laporan Indramayu Dalam Angka, pada 2015, ketika musim kemarau panjang, dengan 491.494 pohon yang panen, produksi mangga mencapai 712.817,96 kuintal.