BANDA ACEH, KOMPAS — Hingga hari keempat pascakematian Bunta, gajah jantan jinak berusia 30 tahun di Conservation Respons Unit Serba Jadi Kabupaten Aceh Timur, Aceh, belum terungkap siapa pelakunya. Siapa pun yang mampu mengungkap pelaku akan diganjar hadiah uang tunai Rp 26 juta dan siap-siap menikmati kopi gratis seumur hidup.
Bunta ditemukan mati di CRU Serba Jadi Aceh Timur pada Sabtu (9/6/2018). Bunta diduga mati diracun dan satu gadingnya diambil pemburu. Polisi belum menemukan siapa pelakunya.
Karena itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh akan memberikan hadiah kepada warga atau siapa pun yang memberikan informasi akurat untuk mengungkap siapa pemburu yang membunuh Bunta. Hadiahnya berupa uang tunai Rp 10 juta. Namun, belakangan hadiah bertambah menjadi Rp 26 juta.
Sayembara itu diumumkan di dinding media sosial Facebook milik Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo sehari setelah kematian Bunta. ”BKSDA Aceh dan mitra akan memberikan hadiah Rp 10 juta bagi siapa pun yang bisa memberikan info akurat pembunuh bunta,” begitu bunyi pesan itu.
Dikonfirmasi kembali, Sapto membenarkan akan memberikan hadiah kepada yang membantu mengungkapkan pemburu Bunta. ”BKSDA Aceh dan mitra akan memberikan hadiah Rp 26 juta,” kata Sapto.
Nah, hadiah lain bagi yang mengungkapkan pembunuhan Bunta akan diberikan oleh Danurfan, pemilik kedai kopi Leuser Coffee di Banda Aceh. Danurfan mengumumkan di media sosial miliknya akan menggratiskan kopi seumur hidup. Sebenarnya ini bentuk komitmen Danurfan untuk konservasi.
Leuser Coffee memang menaruh perhatian terhadap kegiatan konservasi. Danurfan selalu menyisihkan Rp 2.500 untuk kegiatan konservasi dari setiap penjualan 1 kg kopi.
Bunta yang selama ini ditugaskan menghalau gajah liar agar tidak masuk ke permukiman penduduk ditemukan mati pada Sabtu pagi. Diduga Bunta sengaja dibunuh untuk diambil gadingnya. Bunta mulai bertugas di CRU Serba Jadi sejak 2016. Sebelumnya dia adalah gajah liar.