Motor untuk Pemadam Kebakaran
Anang, bintara tinggi berpangkat ajun inspektur dua (aipda), menamai sepeda motor itu ”motal”, yang merupakan akronim dari motor alkon. Adapun alkon adalah sebutan lain untuk mesin pompa air. Mesin alkon tersebut ditempelkan pada mesin sepeda motor sehingga langsung bekerja saat mesin sepeda motor dinyalakan.
”Ide membuat motor pemadam kebakaran itu muncul dan direali-
sasikan pada 2016 lalu saat sebagian wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Selatan, dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” kata Anang saat ditemui di Kantor Kepolisian Sektor Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, awal Februari lalu.
Pada waktu itu, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sangat mengganggu aktivitas masyarakat dan membuat sejumlah warga terserang infeksi saluran pernapasan akut. Kebakaran hutan dan lahan sering kali bermula dari titik api yang kecil, tetapi lokasinya sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.
Anang mengatakan, motal memang dirancang sebagai kendaraan pemadam kebakaran untuk menjangkau titik api di lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. ”Dengan motal, petugas bisa lebih cepat menjangkau titik api dan melakukan penanganan awal sebelum api membesar dan kebakaran meluas,” ujarnya.
Motal dilengkapi dengan dua tangki air dari jeriken dengan kapasitas 60 liter. Air sebanyak itu sering kali tidak cukup untuk memadamkan titik api. Karena itu, motal juga memerlukan suplai air dari unit pendukung jika di lokasi kebakaran tidak ada sumber air. Unit pendukung sebagai penyuplai air berasal dari motor bhabinkamtibmas yang lain.
Modifikasi
Untuk membuat motal, Anang memodifikasi sepeda motor bebek miliknya. Motor bebek pabrikan tahun 2000-an itu sudah tidak digunakan lagi sejak ia mendapatkan sepeda motor dinas baru untuk menunjang tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas Kelurahan Melayu, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Menurut Anang, desain motal diperoleh dari media sosial. Ia menemukan video di Youtube tentang seorang petani yang mengairi sawahnya dengan menggunakan mesin alkon yang dipasang pada mesin sepeda motor. Petani itu terlihat gampang mengairi sawah dengan menyedot air dari sumur di dekat sawahnya.
”Saya pun mencoba membuat motor alkon seperti yang digunakan petani di video itu. Bedanya, motor saya tidak hanya dipasangi mesin alkon dan slang air, tetapi juga dilengkapi dengan dua buah tangki air,” ujar bapak dua anak itu.
Karena tidak memiliki keterampilan otomotif, Anang meminta bantuan seorang mekanik untuk mengerjakan motal. Mekanik itu datang ke Kantor Polsek Banjarmasin Tengah untuk memodifikasi motor bebek menjadi motor alkon. Anang tetap mengarahkan proses pengerjaannya.
”Pengerjaan motal memakan waktu dua hari. Total biaya yang saya keluarkan untuk pembuatan motal sekitar Rp 2 juta,” ujar Anang.
Motal sebagai kendaraan pemadam kebakaran akan menyemprotkan air saat mesin sepeda motor dinyalakan dan digas. Semakin besar tarikan gasnya, semakin jauh jangkauan semprotannya. Dari ujung slang, jangkauan semprotannya bisa mencapai 10-15 meter.
”Selain digunakan untuk penanganan awal kebakaran lahan, motor alkon juga kerap digunakan untuk penanganan awal kebakaran rumah warga. Apalagi di Banjarmasin, kejadian kebakaran rumah warga lebih sering daripada kejadian kebakaran lahan,” katanya.
Apresiasi
Motor pemadam kebakaran inovasi Anang dua tahun lalu baru-baru ini mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/2), Presiden mengungkap soal Anang sebagai contoh kecerdasan petugas di lapangan.
Di akun Facebook-nya, Presiden juga menulis tentang Anang dan motor inovasinya. ”Kerja Aipda Anang ini benar-benar praktis karena motal dapat menjangkau titik-titik panas yang sulit untuk mobil pemadam kebakaran,” tulis Presiden. Hingga Selasa (20/2), unggahan Presiden tersebut sudah 908 kali dibagikan, ditanggapi 18.385 akun, serta mendapat 1.295 komentar.
Anang tidak menyangka motalnya sampai mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi. ”Saya benar-benar enggak menyangka, kaget, rasa mimpi ketika ada teman memberi tahu motal diapresiasi oleh Pak Jokowi,” ucapnya.
Kepala Polsek Banjarmasin Tengah Komisaris Wahyu Hidayat mengatakan, dirinya selalu memotivasi dan mendukung anggotanya yang memiliki pemikiran atau gagasan bagus untuk kepentingan masyarakat. Gagasan semacam itu penting dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Anang karena sudah membuat inovasi yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Semua bhabinkamtibmas diharapkan bisa terus membuat inovasi yang bermanfaat untuk membantu masyarakat,” kata Wahyu.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Brigadir Jenderal (Pol) Rachmat Mulyana juga memuji inovasi Anang. Bahkan, Rachmat memerintahkan agar motal karya Anang bisa dipatenkan. Harapannya, unit motal juga bisa diperbanyak untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di banyak daerah.
Tidak hanya diapresiasi, Anang juga mendapat tawaran langsung dari Kapolda untuk pendidikan kenaikan pangkat dari aipda menjadi ajun inspektur satu (aiptu). Ia pun berpeluang mendapat promosi jabatan karena kenaikan pangkat itu.
”Kalau boleh memilih, saya akan tetap memilih sebagai bhabinkamtibmas supaya bisa lebih dekat dengan masyarakat dan membantu masyarakat. Ide dan inovasi juga sering kali muncul saat bersama masyarakat,” kata Anang yang menjadi Bhabinkamtibmas Kelurahan Melayu sejak 2011.