Perjalanan karier lebih dari 15 tahun diakui vokalis Gugun Blues Shelter (GBS), Muhammad Gunawan (44) cukup melelahkan.
Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
Perjalanan karier lebih dari 15 tahun diakui vokalis Gugun Blues Shelter, Muhammad Gunawan (44) cukup melelahkan. Hingga separuh dari rentang waktu itu saja, GBS yang beraliran blues harus menyelesaikan sendiri semua urusannya. Ia terus berkonser tanpa berambisi mengeduk materi.
“Punya manajer saja, GBS baru bisa merealisasikannya tahun 2011,” ujar gitaris yang akrab disapa Gugun itu di Jakarta, Jumat (10/1/2020). Saat pertama membentuk Gugun Blues Shelter (GBS), ia mewanti-wanti para personel lain untuk tak berharap bakal bergelimang harta.
“Kalau menggebu-gebu mau banyak uang, jangan bawa musik ini (blues),” ujar Gugun yang kini meniti jenjang karier bersama basis Fajar Adi Nugroho dan drumer Adityo Wibowo. Batu sandungan lain mengguncangkan GBS saat Gugun terpaksa melepas basis Jonathan Armstrong yang akrab disapa Jono tahun 2015.
“Muncul keraguan penyelenggara acara untuk mengundang GBS. Kesolidan GBS dipertanyakan. Memang, ada perubahan visual konser,” ujarnya. Andil Jono untuk berkomunikasi dengan penonton berikut humornya membuat konser lebih hidup. Aksi GBS pun tak kaku berkat ulah pria kelahiran Inggris itu.
“Pengundang jadi khawatir. Kami pakai basis pengganti tapi ada yang membatalkan undangan karena mau Jono tetap tampil,” ucapnya. Gugun tancap gas. Ia melanjutkan konser sambil menjual cakram kompak. Di antara lara, pementasan GBS di berbagai negara berbuah suka.
Mereka bahkan mengikuti festival di Eropa. Penonton memandang GBS unik karena mereka berasal dari Asia. Khalayak benua itu pun mengapresiasi blues dengan amat baik. “Kami juga main di kafe. Banyak yang penasaran lalu datang lagi membawa teman-temannya. Jadi, kawanan mereka ikut nonton,” ujarnya.
Sejak awal bermusik, Gugun memang memantapkan visi untuk bisa berpentas tak hanya di Nusantara tetapi juga negara-negara lain. “Perkembangan blues di Indonesia cukup signifikan bagi musisi dan penggemarnya. Anak muda lebih mendominasi,” ucapnya.
Meski menekuni tipe musik yang memicu letih, Gugun selalu menemukan jalannya. Kesungguhan sebagai musisi ia tunjukkan jua kepada keluarganya. “Saya bersungguh-sungguh main blues. Istri saya juga sudah tahu musisi itu seperti apa,” kata suami Rohmah Dianingkarti (39) itu.
Di Tanah Air, banyak kelompok musisi blues dibentuk. Walakin, keberanian mereka untuk rekaman belum bisa dibuktikan. “Ada tapi enggak banyak. Permainan mereka banyak yang cukup bagus. Maju atau tidaknya blues bisa dilihat sejauh mana mereka berkarya dan berani mengusung musik itu,” ujarnya.
Gugun juga mengubah penampilan dengan rambutnya yang sekarang pendek. Padahal, ia sudah gondrong setidaknya sejak SMA. “Supaya kelihatan rapi, diakalin. Kalau terlalu panjang malah repot. Terakhir rambut saya rapi itu sudah lama banget, waktu SMP,” ucapnya.
Lebih kurang dua dasawarsa lalu, ia malah menjelmakan antitesis musisi-musisi dunia yang memangkas rambutnya seperti Jon Bon Jovi, James Hetfield, dan Eric Martin. “Tahun 2000, saya malah lagi senang gondrong,” ujar Gugun yang sebelumnya berambut sebahu itu.