logo Kompas.id
SosokIksaka Banu dan Sastra...
Iklan

Iksaka Banu dan Sastra Penambal Lubang Sejarah

Iksaka Banu mengambil sikap membela manusia terpinggirkan, apapun warna kulitnya. Pembelaan itu ia tuangkan dalam karya-karya sastra berdimensi sejarah.

Oleh
Herlambang Jaluardi
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QgW3zzJDW5NeeTcobeifyambD3I=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200122HEI02_1579695830.jpg
KOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI

Penulis fiksi sejarah kolonial Iksaka Banu berada di ruang kerja di rumahnya di daerah Jatiwaringin, Jakarta Timur, Kamis (16/01/2020). Dia meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2014 dan 2019 katogori prosa untuk buku kumpulan cerpen Semua untuk Hindia, serta Teh dan Pengkhianat.

Sejarah masa kolonialisme Belanda di Indonesia dituturkan apik ke dalam cerita lewat buah pikir Iksaka Banu. Melalui cerita pendek dan novel, sejarah tak lagi sekadar hitam dan putih; si baik dan si jahat. Buat dia, sejarah itu adalah kisah manusia, apapun kebangsaan dan etnisnya.

Rumah Iksaka Banu (55) pada Kamis (16/01/2020) siang itu terasa hening. Kawan lamanya penulis Kurnia Effendi tengah duduk di hadapan laptopnya di ruang kerja Banu. Inilah hari-hari mendebarkan bagi keduanya. Novel Pangeran dari Timur yang mereka kerjakan bersama sejak 1999 sebentar lagi terbit.

Editor:
budisuwarna
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000