Aktor Daniel Mananta menganggap kegiatan lari maraton bukan sekadar hobi. Menurutnya, nilai-nilai dalam lari maraton sangat erat dengan kehidupan sehari-hari, termasuk bisnis.
“Kalau saya melihat, kegiatan ini sangat berkaitan dengan ritme hidup dan konsistensi,” ujar Daniel saat ditemui di konferensi pers ajang Danamon Run, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).
Ia mencontohkan dalam lari maraton, setiap orang punya ritme sendiri dan harus konsisten. Terkadang dalam kompetisi, banyak orang sering terpancing dengan ritme orang lain yang bergerak lebih cepat.
“Seperti saya yang punya ritme lari sendiri, kadang suka merasa terpancing dengan yang muda-muda. Saya bisa saja kejar mereka di 2 kilometer pertama, tapi setelah itu tenaga jadi habis tidak tersisa,” tutur Daniel yang memulai kecintaanya terhadap maraton sejak 2016.
Begitu pula dengan bisnis pakaian yang ditekuninya. Daniel mengaku seringkali ia tergoda melihat pebisnis muda yang meraih sukses secara instan. Namun, akhirnya ia tetap memilih konsisten dengan tujuannya yang tidak hanya tentang untung semata.
“Lari maraton juga mengajarkan seseorang untuk konsisten dengan hal yang dituju, bahwa semuanya tidak instan. Saat mengikuti ajang maraton dua tahun lalu, saya melatih diri selama tiga bulan hingga akhirnya menuntaskan lari maraton dengan trek sepanjang 42 kilometer dalam waktu 4 jam 30 menit,” kata Daniel.
Sampai saat ini, Ia merasa lari telah menjadi candu di tengah padatnya aktivitas. Dalam seminggu, Daniel masih menyempatkan diri untuk berlari sekitar 4-5 kali sehari dengan rute sepanjang 10 kilometer. (E19)