Hanya berselang sekitar satu tahun setelah meluncurkan album ketiga, duo rock Monkey to Millionaire sudah menyiapkan materi baru. Duo dari Jakarta ini melepas lagu “Envy” pada pertengahan Oktober yang bercerita tentang popularitas.
“Lagu itu tentang bagaimana orang-orang mau melakukan apa saja untuk terkenal, seperti jual kehidupan pribadi cuma buat kebutuhan promosi. Mereka mengumbar, diumbar, atau seolah-olah berlaku seperti korban,” kata gitaris/vokalis Wisnu Aji, pekan lalu di Jakarta.
Wisnu menyajikan kisah itu dalam bentuk sindiran ke dalam lirik lagu “Envy”. Gugatan kritis semacam ini sudah terdengar dalam lagu-lagu Monkey to Millionaire sebelumnya seperti “Kekal”, maupun “Tular” dari album ketiga berjudul Tanpa Koma, sebiah album yang bising dan terbilang rumit dari segi aransemen.
Nantinya, grup yang terbentuk sejak 2004 ini berusaha menyajikan lagu-lagu yang lebih sederhana. Aghan Sudrajat, sang pemain bas, menganggap perubahan itu merupakan bentuk eksplorasi musikal mereka.
“Dari segi aransemen lagu, kami ngerasa banget ada perkembangan dari album ke album. Ternyata, untuk bikin lagu yang sederhana dan catchy itu susah juga, ya. Rasanya sudah lama sekali kami nggak melakukan itu,” kata Aghan.
Wisnu dan Aghan belum mau menyebutkan apa judul album barunya kelak. Namun mereka memastikan, banyak perubahan yang akan mereka tunjukkan nanti, seperti pengisi posisi drum baru, hingga logo band. Duo ini pernah menyabet piala Gold Award kategori Best Rock Song untuk lagu “M.A.N.” di ajang VIMA Asia, pada 2014.