Timo Tjahjanto Ingin Perfilman Indonesia Lebih Berwarna
Oleh
Maria Susy Berindra
·1 menit baca
Sutradara Timo Tjahjanto menilai bahwa penggarapan film di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya dari segi penonton. ”Sudah ada sebuah market study yang susah kita lawan. Penonton Indonesia maunya kalau enggak nonton A, ya nonton B. Mereka tidak bisa di tengah-tengah atau yang sedikit lebih berani keluar dari zona nyaman,” kata Timo seusai jumpa pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Netflix di Jakarta, pekan lalu.
Untuk itulah, Timo berharap ada edukasi untuk pembuat film dan penontonnya. ”Edukasi untuk film maker supaya berani lebih variatif, dan edukasi untuk penonton juga supaya lebih variatif,” kata sutradara Sebelum Iblis Menjemput ini.
Selain itu, Timo yang bergabung dengan Kimo Stamboel di bawah bendera The Mo Brothers ini juga berharap kerja sama Kemdikbud dengan Netflix membuka pintu bagi pembuat film lokal untuk menggarap konten yang lebih bervariatif. Dengan demikian, penonton Indonesia juga bisa menikmati konten yang lebih berwarna.
”Sebenarnya bibit-bibit untuk sesuatu yang lebih variatif di Indonesia ada. Cuma belum vokal saja,” ungkap sutradara yang menggarap film The Night Comes for Us, film orisinal Indonesia yang tayang di Netflix, ini. (SIE/*)