Di samping menjaga keselamatan warga di luar negeri, menurut Retno, aparat dan diplomat RI juga harus menjaga dirinya sendiri untuk tidak terkena Covid-19.
Oleh
Mohammad Bakir
·2 menit baca
Sadar akan tugas berat melindungi warga negara RI di sejumlah negara yang tengah dilanda Covid-19, Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi tak bisa lama-lama berada di luar negeri. Menjelang penandatanganan perjanjian damai AS dan Taliban, Retno terbang ke Doha, Qatar.
Retno hanya 19 jam di sana. Seusai penandatanganan, Sabtu (29/2/20202), Retno pun terbang ke Kabul. Di Kabul pun, Retno hanya sekitar 11 jam.
”Di sana kami ketemu Presiden Ashraf Ghani, lalu terbang kembali ke Indonesia. Di Jakarta ada pekerjaan yang semua kita tahulah. Kalau sekarang saya kelihatan capai, ya, memang capai, belum bisa istirahat dengan baik, nih,” ujarnya sambil duduk lesehan di depan wartawan di Hotel Borobudur, Selasa (3/3/2020).
Sebagai Menlu, Retno harus memastikan keselamatan seluruh warga Indonesia yang berada di daerah positif Covid-19. ”Tadi siang, saya dapat telepon dari Menlu Korea (Selatan). Kepada beliau, saya tak lupa menitipkan warga negara kita di sana. Sebaliknya, beliau juga menitipkan warganya yang ada di sini,” tuturnya.
Di samping menjaga keselamatan warga di luar negeri, menurut Retno, aparat dan diplomat RI juga harus menjaga dirinya sendiri untuk tidak terkena Covid-19. ”Kalau kita yang ada di sini, kan, lumayan baru kemarin dinyatakan ada yang positif. Kalau teman saya di China, Korea, atau Jepang, kan, sudah berbulan-bulan,” lanjutnya.
”Kami tak mungkin menarik semua diplomat dari negara itu untuk memastikan keselamatan warga di sana. Paling-paling, ya, keluarga mereka yang bisa diminta pulang ke Indonesia,” ujarnya.