Cak Lontong pernah hidup susah. Berasal dari keluarga sederhana, untuk makan pun sempat sulit karena tak punya uang, ijazahnya dimakan rayap pula. Duh.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Lis Hartono alias Cak Lontong (49) bersyukur bisa melewati masa-masa sulit demi kehidupan yang lebih baik. Komedian itu juga berhasil menempuh pendidikan tinggi meski berasal dari keluarga sederhana. Ia berbagi pengalamannya yang lucu, tetapi juga sarat makna.
”Bapak saya orang desa, tetapi hobinya luar biasa. Ke mana-mana nyetir. Bawa mobil. Ya, memang kerjanya sopir,” guraunya di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Berkat ikhtiar orangtuanya, Cak Lontong menjadi sarjana teknik elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Jawa Timur.
”Eh, ijazah saya dimakan rayap. Saya heran, mereka tahu ijazah itu enggak dipakai setelah saya pilih jadi komedian. Itu rayap ngeselin juga, ya,” ucapnya.
Ia juga berkisah tentang perantauannya di Jakarta dulu. Saat lapar, Cak Lontong kerap bingung. ”Uang enggak punya. Enggak ada yang bisa dimakan. Kalau sama saudara ada yang masak, tapi saya tinggal di kontrakan,” katanya.
Selama menapaki kariernya hingga menjadi pelawak ternama, tak pernah tebersit dalam benak Cak Lontong untuk memiliki keinginan berlebihan.
”Saya enggak ribet. Bukan orang yang pengin ini atau itu. Waktu susah makan pun, enggak pengin steak. Makan saja sudah cukup,” ujarnya.
Menurut dia, miskin dan sederhana berbeda. Cak Lontong pernah miskin, tetapi soal sederhana baginya tak beriringan dengan kehidupan tersebut.
”Miskin itu kondisi. Sederhana adalah cara hidup. Miskin bisa diubah dengan berusaha, tapi sederhana merupakan pilihan,” katanya.
Ia menambahkan, sederhana belum tentu diterapkan orang kaya, tetapi cenderung sejalan dengan mereka yang bijak. Cak Lontong pun tak pernah mengedepankan kebendaan hanya demi status sosial.
Wah, Cak Lontong ini, tak hanya lucu, tetapi bijak pula, ya, ternyata.