Para sineas menolak tunduk pada pandemi. Mereka terus berkreasi dalam kondisi serba terbatas ini. Salah satunya adalah dengan mengurangi kerumunan. Bagi Ruth Marini, ini merupakan pencapaian baru dalam produksi film.
Oleh
Mohammad Hilmi Faiq
·2 menit baca
Aktris Ruth Marini baru saja kelar terlibat shooting miniseri Sementara, Selamanya. Film series berisi enam episode ini mulai tayang awal Juni ini.
Oleh karena shooting dilakukan di masa pandemi, mereka harus taat pada protokol pencegahan Covid-19 sehingga tidak bisa melibatkan banyak orang.
Akibatnya, banyak orang harus berperan ganda. Selain sebagai aktris, Marini juga kebagian art. Reza Rahadian juga merangkap pemain utama sekaligus sutradara.
Shooting dilakukan di sebuah rumah dan hanya melibatkan lima sampai enam orang. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan shooting-shooting sebelum pandemi yang bisa melibatkan puluhan orang. Meski demikian, hasilnya dapat memenuhi ekspektasi.
Uniknya, meskipun berperan ganda, Marini tidak merasa lelah. Dia seperti menemukan energi berlipat ketika menjalani semua itu. Pemeran Sinto Gendeng dalam film Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 itu menemukan oase setelah beberapa bulan dipaksa diam di rumah. Aktivitas shooting menjadi pelepasan energi psikisnya dan hasratnya untuk berkreasi.
Shooting series Sementara, Selamanya mengajarkan banyak hal bagi Marini. Ketika pandemi datang dan dunia film melesu, Marini ikut terbawa arus pesismistis meskipun tidak sepenuhnya menyerah. Dia bersama kounitasnya membuat video-video pendek lewat potongan rekaman dengan ponsel yang hasilnya diunggah di Youtube. Namun, itu tidak cukup baginya.
Ketika mendapat tantangan shooting bersama Reza ini, pemeran Ibu Mirah dalam film Ratu Ilmu Hitam itu bersemangat sekaligus gamang. Gamang karena belum mempunyai referensi cara shooting dalam kondisi serba terbatas. Setelah dia pelajari dan jalani, dia menemukan kesimpulan bahwa pandemi manyisakan celah bagi insan film untuk tetap berkreasi tanpa meninggalkan idealisme film berkualitas.
”Kepercayaan dan harapan muncul dalam diri kita (pelaku film),” ujarnya, Kamis (11/6/2020).
Dia menyadari bahwa suatu saat kondisi akan membaik. Mungkin akan seperti sebelumnya mungkin tetap ada yang berubah. Mungkin orang-orang akan tetap bisa membuat film dengan melibatkan banyak orang lagi. Itu sebuah kebahagiaan.
Namun, lanjut Marini, kemampuan membuat film dalam kondisi terbatas seperti sekarang ini adalah sebuah pencapaian penting. Kelak, orang-orang akan punya pilihan untuk membuat film dengan melibatkan banyak orang atau cukup beberapa orang, tidak lagi menjadi masalah. Dengan kata lain, pandemi memberi peluang bagi banyak orang untuk membuka kemungkinan-kemungkinan lain untuk bertahan.