Raphael Wregas Bhanuteja (28) berharap setelah pandemi ingin segera menayangkan antologi atau kumpulan lima film pendeknya di bioskop. Setidaknya ada lima film pendek yang siap diputar.
Oleh
Nawa Tunggal
·1 menit baca
Semua orang menaruh harapan besar agar pandemi Covid-19 segera berlalu, termasuk sutradara muda Raphael Wregas Bhanuteja (28). Ia berharap bisa segera menayangkan antologi atau kumpulan lima film pendeknya di bioskop setelah pandemi usai.
”Bioskopnya nanti kami yang memilih. Ada lima film pendek yang akan diputar berurutan,” ujar Wregas ketika dihubungi di Jakarta, pekan lalu.
Lima film pendek itu adalah Lemantun (2014, 12 menit), Lembusura (2015, 10 menit), Prenjak (2016, 12 menit), Waung (2017, 12 menit), dan Tak Ada yang Gila di Kota Ini (2019, 20 menit). Deretan film itu masing-masing pernah meraih penghargaan bergengsi.
Film pendek berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini diangkat dari cerpen karya Eka Kurniawan. Film itu mendapat penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2019 untuk film pendek terbaik dan baru-baru ini disertakan dalam kompetisi Sundance Film Festival 2020 di Amerika Serikat.
Wregas sebelumnya memberikan materi Kelas Belajar Kreasi Film Pendek yang Panjang Usia, Senin 8 Juni 2020, di kanal Youtube Budaya Saya, kanal yang dikelola Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pria lulusan Fakultas Film Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini memberi tips atau cara membuat film pendek. ”Di dalam film pendek, konflik itu harus dimunculkan dengan cepat,” kata Wregas. (NAW)