Anya Dwinov mengenang saat ia lulus dari SMA Negeri 3 Jakarta tahun 2001. Semula, ia tak diizinkan ibunya ke sekolah. ”Saya anak cupu banget.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Anya Dwinov mengenang saat ia lulus dari SMA Negeri 3 Jakarta tahun 2001. Semula, ia tak diizinkan ibunya ke sekolah. ”Saya anak cupu banget. Setelah teman-teman menjamin kita enggak bakal macam-macam, Mama baru bolehin,” katanya di Jakarta, Sabtu (20/6/2020).
Anya ikut mencorat-coret seragamnya dengan spidol. Aktris, pembawa acara, dan penyiar radio itu awalnya juga ingin ikut konvoi. ”Teman yang bawa mobil enggak sabar, jadi saya ditinggal. Untung saya enggak ikut. Katanya, yang ikut konvoi ribut sama anak sekolah lain,” ucapnya.
Anya turut bersimpati kepada alumni mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang tak bisa merayakan kelulusannya beramai-ramai tahun ini. ”Kasihan juga. Mungkin sudah membayangkan meriah seperti di film-film, tapi sebenarnya mereka istimewa, lho,” katanya.
Lulusan-lulusan itu menyelesaikan studinya saat momen yang bersejarah. Kelak, mereka akan menyampaikan kisah historis itu kepada anak dan cucunya. ”Enggak hanya level Indonesia, tetapi juga dunia. Kalau tahun-tahun sebelumnya tentu hampir sama,” katanya.
Banyak wisuda diselenggarakan dengan telekonferensi. Anya meminta mereka yang baru menuntaskan pendidikannya untuk tetap semangat. ”Jangan kecil hati dan menyesal. Justru, kalian spesial. Kalau prom night (malam perayaan), gampang. Bisa kapan-kapan kalau sudah aman,” katanya.
Anya lantas mengingat saat menghadiri prom night dengan teman prianya. Pertimbangan Anya memilih pasangan sederhana saja. ”Pokoknya harus lebih tinggi dari saya. Saya, kan, mau pakai sepatu berhak. Mana tadinya Mama enggak bolehin,” katanya sambil tertawa. (BAY)